Demokrasi di Jerman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[Berkas:West German border warning sign at Schlagsdorf.jpg|jmpl|Tanda peringatan batas Jerman Barat di Schlagsdorf]]
'''Demokrasi di Jerman Barat''' adalah sebuah proses politik, khususnya dalam proses perkembangan prinsip dan nilai-nilai [[demokrasi]] di [[Jerman]], setelahyang dimulai dari [[Jerman Barat]]. Setelah kejayaan masa [[Kekaisaran Jerman]] hingga keruntuhan [[otoritarianisme]] pada masa kekuasaan [[Reich Ketiga]] atau Rezim [[Jerman Nazi]] pasca-[[Perang Dunia II]] yang mendorong terpecahnya Jerman menjadi dua negara, [[Jerman Barat]] dan [[Jerman Timur]]. Proses [[demokratisasi]] di [[Jerman Barat]] menjadi salah satu langkah penting bagi pertumbuhan dan pembentukan kembali identitas politik Negara [[Jerman]] sebagai sebuah negara yang [[demokratis]] saat ini, sekaligus tantangan dalam menghadapi pengaruh [[komunisme]] yang menguasai [[Jerman Timur]] selama [[Perang Dingin]].<ref>Carlton Clymer Rodee, dkk, Pengantar Ilmu Politik, diterjemahkan dari judul asli Introduction to Political Science, (Jakarta: Rajawali Press, 2008) hal. 417</ref>
 
== LatarOposisi BelakangDemokrasi ==
 
=== Pasca-RenaissanceNasionalisme Jerman ===
 
[[Jerman]] seperti halnya [[Italia]] (lihat [[Demokrasi di Italia]]) pada awalnya bukanlah negara yang bersatu seperti sekarang, banyak kerajaan-kerajaan [[Bangsa Jermanik]] yang memiliki kedaulatan sendiri-sendiri. Jerman baru menjadi bangsa yang bersatu pada akhir Abad 19, tepatnya pada 1871, hal ini didorong dengan munculnya semangat [[nasionalisme]] Jerman yang sangat kuat yang teraktualisasikan dalam bentuk [[Kekaisaran Jerman]], namun sering kali nasionalisme Jerman saat itu diwujudkan dalam bentuk [[agresi]] internasional dengan tujuan menyatukan seluruh [[Bangsa Jermanik]] di bawah satu bendera.<ref>Carlton Clymer Rodee, dkk, Pengantar Ilmu Politik, diterjemahkan dari judul asli Introduction to Political Science, (Jakarta: Rajawali Press, 2008) hal. 418</ref>
Baris 15:
 
Nasionalisme Jerman semakin menjadi ketika Pasukan [[Revolusi Perancis]] atau [[Republik Ketiga Perancis]] menduduki [[Jerman]] atas nama “Pembebasan Jerman”, banyak orang Jerman kemudian bereaksi melawan [[Perancis]] dan melahirkan suatu konsepsi nasionalisme, yang kemudian menjadi [[Nasionalisme Jerman]], salah satu tokohnya adalah [[Johann Fitche]] (1763-1814). Fitce menghonversi pemikiran Von Herder menjadi lebih politis dalam salah satu bukunya yang berjudul [[Address to The German Nation of 1807-08]], di dalam bukunya itu, Fiche menyerukan agar seluruh [[Bangsa Jerman]] bersatu untuk melawan pendudukan [[Perancis]] dan Bangsa Jerman tidak boleh hanya membersihkan dirinya sendiri dari pengaruh politik asing, tetapi juga pengaruh budaya dan intelektual asing. Ide-ide Fitche dan Von Herder itulah yang kemudian melandasi konsep [[Nasionalisme Jerman]] dan [[Pan-Jermanisme]].<ref>Ian Adams, Ideologi Politik Muktahir, diterjemahkan dari judul asli, Political Ideology Today, (Yogyakarta: Qalam, 2004) hal. 123 dan 137</ref>
=== Pasca-Perang Dunia I ===
 
== Era Kaisar ==
[[Nasionalisme Jerman]] yang diejawantahkan oleh [[Kaisar Wilhelm II]] dalam semangat [[Pan-Jermanisme]] melalui penyatuan berbagai [[Bangsa Jermanik]] dalam sebuah [[Kekaisaran Jerman]] telah mendorong pecahnya [[Perang Dunia I]].<ref>Ian Adams, Ideologi Politik Muktahir, diterjemahkan dari judul asli, Political Ideology Today, (Yogyakarta: Qalam, 2004) hal. 137</ref> [[Kekaisaran Jerman]] kemudian menggabungkan diri dalam [[Blok Sentral]] bersama kekuatan-kekuatan [[monarkis]] lainnya, sisa-sisa dari [[Perang Salib]], seperti [[Austria-Hungaria]] dan [[Kesultanan Utsmaniyah|Turki Usmaniyah]] untuk mengadapi [[Blok Sekutu]] atau [[Entente Tiga|Tiga Entente]], yang terdiri dari [[Britania Raya]], [[Perancis]], dan [[Kekaisaran Rusia]].<ref>{{Cite news|url=https://www.britannica.com/event/World-War-I|title=World War I {{!}} Facts & History|newspaper=Encyclopedia Britannica|language=en|access-date=2017-11-25}}</ref>
 
== Demokrasi Prematur ==
Namun, sayangnya semangatSemangat [[Pan-Jermanisme]] ituyang digagas [[Kaisar Wilhelm II]] harus pupus karena [[Kekaisaran Jerman]] kalah dalam [[Perang Dunia I]]. [[Kekaisaran Jerman]] akhirnya dibubarkan sebagai bentuk konsekuensi atas tuntutan [[Sekutu]] pemenang perang, sebagai gantinya terjadi perubahan sistem politik kenegaraan di Jerman, dari sistem monarki menjadi sebuah negara [[republik]], yaitu [[Republik Weimar]].<ref>{{Cite news|url=https://www.britannica.com/topic/Weimar-Republic|title=Weimar Republic {{!}} German history [1919-1933]|newspaper=Encyclopedia Britannica|language=en|access-date=2017-11-25}}</ref>
 
Berdirinya [[Republik Weimar]] sekaligus menegaskan konstitusi demokratis pertama bagi [[Jerman]] yang mulai berlaku pada 1919. Dalam konstitusi demokratis [[Republik Weimar]] itu, masyarakat [[Jerman]] mulai dikenalkan dengan proses-proses politik yang berdasarkan nilai-nilai [[demokrasi]], seperti memberikan hak pilih universal dengan mengikut sertakan perempuan dalam badan pemilihan umum untuk pertama kalinya dan sistem pemilihan yang proporsional dalam perwakilan, sejak saat itu mendadak seluruh warga Jerman ikut serta dalam proses politik.<ref>Carlton Clymer Rodee, dkk, Pengantar Ilmu Politik, diterjemahkan dari judul asli Introduction to Political Science, (Jakarta: Rajawali Press, 2008) hal. 418</ref><ref>{{Cite news|url=https://www.britannica.com/topic/Weimar-Republic|title=Weimar Republic {{!}} German history [1919-1933]|newspaper=Encyclopedia Britannica|language=en|access-date=2017-11-25}}</ref>
Baris 27 ⟶ 28:
Puncak dari keputusasaan masyarakat [[Jerman]] (atau [[Republik Weimar]]) adalah sat terjadi [[Malaise]] pada 1929 atau yang disebut sebagai [[Depresi Besar]]. Depresi Besar telah mendorong krisis ekonomi parah di seluruh dunia, dan bagi Jerman kondisinya menjadi berkali-kali lipat lebih buruk. Krisis ekonomi dan kewajiban mengganti kerugian selama [[Perang Dunia I]] telah membuat pemerintah [[Republik Weimar]] kualahan, inflasi melambung tinggi bersamaan dengan angka kemiskinan dan pengangguran, sementara partai-partai politik terus tumbuh dan memiliki angkatan bersenjata mereka sendiri yang direkrut dari para [[veteran]] [[Perang Dunia I]] yang tidak punya kerjaan setelah [[Perjanjian Versailles]] memangkas jumlah personel [[Angkatan Bersenjata Jerman]].<ref>Carlton Clymer Rodee, dkk, Pengantar Ilmu Politik, diterjemahkan dari judul asli Introduction to Political Science, (Jakarta: Rajawali Press, 2008) hal. 418</ref>
 
== Otoritarianisme Nazi ==
Ditengah keputusasaan rakyat [[Jerman]] dan tingkat ketidakpercayaan yang semakin tinggi terhadap pemerintah, partai-partai politik saling berebut untuk berkuasa di [[Reichstag]] ([[Parlemen Jerman]]), salah satu partai politik yang mampu merebut simpati masyarakat Jerman saat itu adalah [[Partai Nazi|Nationalsozialistische Deutsche Arbeiter Partei]] (NSDAP) atau biasanya disebut [[Partai Nazi]] saja. Sejak Partai Nazi berdiri pada 1919 dan partai ini masih dipimpin oleh [[Anton Drexler]], mereka hanya memiliki 12 kursi di Reichstag pada 1928. Elektabilitas Partai Nazi meningkat, ketika estafet kepemimpinan diambil alih oleh [[Adolf Hitler]], jumlah kursi Reichstag yang berhasil diperoleh Partai Nazi pada 1930 adalah 107 kursi, kemudian jumlah ini berlipat menjadi 230 pada Juli 1932.<ref>Carlton Clymer Rodee, dkk, Pengantar Ilmu Politik, diterjemahkan dari judul asli Introduction to Political Science, (Jakarta: Rajawali Press, 2008) hal. 418</ref>
 
Kekuatan Partai Nazi yang semakin besar di Reichstag semakin menekan kekuatan partai-partai [[demokrat]] di [[Reichstag]], mendirikan sebuah pemerintahan demokratis yang stabil semakin tidak memungkinkan bahkan dengan koalisi partai sekalipun, karena kekuatan Partai Nazi semakin tidak bisa dikalahkan di Reichstag saat itu. Selain itu, Presiden [[Paul von Hindenburg]] akhirnya menunjuk [[Adolf Hitler]] sebagai [[Kanselir Jerman]] pada Januari 1933. Dengan berkuasanya Partai Nazi di Reichstag dan naiknya Adolf Hitler sebagai kanselir, demokrasi di Jerman masih seumur jagung itupun semakin terancam.<ref>Carlton Clymer Rodee, dkk, Pengantar Ilmu Politik, diterjemahkan dari judul asli Introduction to Political Science, (Jakarta: Rajawali Press, 2008) hal. 418</ref>
Baris 33 ⟶ 35:
Semakin hari, Partai Nazi semakin kuat, melalui sayap paramiliter mereka, [[Sturmabteilung]] (SA) yang dipimpin oleh [[Ernst Rohm]], Partai Nazi meneror lawan-lawan politik mereka, [[Adolf Hitler]] semakin bergerak mendekati kekuasaan tertinggi di Jerman yang akhirnya diraihnya setelah Presiden Hindenburg mangkat. Pada saat itulah [[Republik Weimar]] sebagai bentuk negara demokratis pertama di Jerman akhirnya hancur dan digantikan dengan kekuasaan [[otoritarian]] [[Nazisme]].<ref>Carlton Clymer Rodee, dkk, Pengantar Ilmu Politik, diterjemahkan dari judul asli Introduction to Political Science, (Jakarta: Rajawali Press, 2008) hal. 418</ref><ref>Ian Adams, Ideologi Politik Muktahir, diterjemahkan dari judul asli, Political Ideology Today, (Yogyakarta: Qalam, 2004) hal. 314 - 315</ref>
 
Dalam buku [[Introduction to Political Sciences|''Introduction to Political Sciences'']], kemenangan Nazi bukan karena praktek teror mereka terhadap lembaga pemerintah [[Weimar]] yang demokratis, ironisnya justru karena memang demokrasi di Jerman saat itu menunjang keberhasilan Partai Nazi, karena sebagian besar rakyat Jerman, dari kelas atas, seperti [[elit politik]], [[tuan tanah]], [[aristokrat]], [[militer]], dan [[birokrat]], kelas menengah, seperti [[intelektual]] dan [[pegawai kantoran]], dan juga kelas bawah, seperti [[buruh]] dan [[petani]], semuanya yang putus asa, marah, frustasi, dan depresi dengan keadaan sosial, politik, dan ekonomi – terutama saat [[Depresi Besar]] 1929 – hal ini mendorong kebencian mereka terhadap demokrasi dan sekaligus membangkitkan memeori tentang kejayaan Jerman di masa lalu, terutama pada masa [[Kekaisaran Romawi Suci]] dan [[Kekaisaran Jerman]], sehingga membangkitkan kembali [[Nasionalisme Jerman]] dan ide tentang [[Pan-Jermanisme]] dalam wujud baru, yaitu [[Nazisme]].<ref>Carlton Clymer Rodee, dkk, Pengantar Ilmu Politik, diterjemahkan dari judul asli Introduction to Political Science, (Jakarta: Rajawali Press, 2008) hal. 419</ref><ref>William Ebenstein, Isme-Isme yang Mengguncang Dunia: Komunisme, Fasisme, Kapitalisme, Sosialisme, diterjemahkan dari judul asli Today Isms: Communism, Fascism, Capitalism, Socialism, (Yogyakarta: Narasi, 2014) hal. 103 dan 16</ref>
 
=== Pasca-Perang Dunia II ===
 
Ketika depresi sosial, politik, dan ekonomi di seluruh dunia meningkat, terutama di [[Eropa]] dan [[Asia]], [[fasisme]] muncul sebagai sebuah alternatif yang membawa masyarakat negara pasca-industri keluar dari krisis akibat kegagalan [[kapitalisme]] [[Amerika Serikat]] yang menyebabkan [[Depresi Besar]] 1929, sekaligus menjawab tantangan untuk membentengi negara dari bahaya [[komunisme]] [[Uni Soviet]]. Kekecewaan terhadap [[kapitalisme]] dan ketakutan terhadap [[komunisme]] membuat [[fasisme]] semakin mudah merebut kekuasaan di negara-negara pasca-industri, seperti [[Jerman]], [[Italia]], dan [[Jepang]], ditambah dengan negara lainnya seperti [[Spanyol]] dan [[Portugal]] juga menjadi tempat di mana fasisme berkuasa.<ref>Carlton Clymer Rodee, dkk, Pengantar Ilmu Politik, diterjemahkan dari judul asli Introduction to Political Science, (Jakarta: Rajawali Press, 2008) hal. 419</ref>
Baris 41:
[[Pakta Tripartit]] yang ditandatangai oleh [[Jerman Nazi|Jerman]], [[Kerajaan Italia|Italia]], dan [[Kekaisaran Jepang|Jepang]] membawa dunia kepada kebangkitan satu kekuatan baru di antara [[kapitalisme]] dan [[komunisme]]. Ketegangan memuncak diantara tiga ideologi ini, yang akhirnya terjadilah [[Perang Dunia II]], antara [[Blok Poros]] melawan [[Blok Sekutu]].<ref>{{Cite web|url=http://www.history.com/topics/world-war-ii/world-war-ii-history|title=World War II History - World War II - HISTORY.com|website=HISTORY.com|access-date=2017-11-25}}</ref>
 
[[Perang Dunia II]] yang menewaskan puluhan juta orang ini akhirnya dimenangkan oleh [[Blok Sekutu]], yaitu [[Amerika Serikat]], [[Britania Raya]], [[Perancis]], dan [[Uni Soviet]]. Sementara [[Blok Poros]] yang kalah, harus menanggung konsekuensi, [[Kekaisaran Jepang]] harus kehilangan wilayah dan Kaisar [[Hirohito]] kehilangan “kultus” pribadinya,<ref>{{Cite web|url=http://www.history.com/topics/world-war-ii/hirohito|title=Hirohito - World War II - HISTORY.com|website=HISTORY.com|access-date=2017-11-25}}</ref> [[Kerajaan Italia]] dan [[Republik Sosial Italia]] harus dibubarkan, Raja [[Vittorio Emanuele II dari Italia|Victor Emmanuel]] dimakzulkan, dan [[Benito Mussolini]] digantung terbalik,<ref>{{Cite news|url=http://www.history.com/news/mussolinis-final-hours-70-years-ago|title=Mussolini’s Final Hours, 70 Years Ago|newspaper=HISTORY.com|access-date=2017-11-25}}</ref><ref>Syamdani, Kisah para Diktator-Diktator Psikopat: Kontroversi Kehidupan Pribadi dan Kebengisan Pada Diktator, (Yogyakarta: Narasi, 2009) hal. 81 - 83</ref><ref>Jules Archer, Kisah para Diktator: Biografi Politik Para Penguasa Fasis, Komunis, Despotis, dan Tiran, diterjemahkan dari judul asli, The Dictators Fascist, Communist, Despots, and Tyrants: The Biographies of The Great Dictator of The Modern World, (Yogyakarta: Narasi, Cetakan ke 16, 2014) hal. 83</ref> sementara nasib paling sial dialami [[Jerman Nazi]], selain [[Adolf Hitler]] yang diduga bunuh diri, dan [[Partai Nazi]] dibubarkan, [[Jerman]] dan seluruh rakyatnya harus menerima nasib tragis.<ref>Syamdani, Kisah para Diktator-Diktator Psikopat: Kontroversi Kehidupan Pribadi dan Kebengisan Pada Diktator, (Yogyakarta: Narasi, 2009) hal. 32 - 37</ref><ref>Jules Archer, Kisah para Diktator: Biografi Politik Para Penguasa Fasis, Komunis, Despotis, dan Tiran, diterjemahkan dari judul asli, The Dictators Fascist, Communist, Despots, and Tyrants: The Biographies of The Great Dictator of The Modern World, (Yogyakarta: Narasi, Cetakan ke 16, 2014) hal. 203 - 204</ref>
 
Pasca [[Perang Dunia II]], banyak anggota ataupun keluarga anggota [[Partai Nazi]] dan tentara [[Jerman]] yang bertugas saat [[Perang Dunia II]] diadili sebagai Penjahat Perang, mereka diburu hingga ke [[Spanyol]] dan [[Argentina]].<ref>{{Cite news|url=http://www.theguardian.com/news/2017/aug/31/the-last-nazi-hunters|title=The last Nazi hunters|last=Kinstler|first=Linda|date=2017-08-31|newspaper=The Guardian|language=en-GB|issn=0261-3077|access-date=2017-11-25}}</ref> Selain itu, para perempuan Jerman banyak mengalami [[pemerkosaan]] oleh [[Tentara Merah]] [[Uni Soviet]] selama [[Pertempuran Berlin]] tetapi tak satupun dari personel [[Tentara Merah]] yang dibawa ke [[Pengadilan HAM Internasional]] (lihat film [[A Woman in Berlin]]),<ref>{{Cite news|url=http://www.dailymail.co.uk/news/article-1080493/Stalins-army-rapists-The-brutal-war-crime-Russia-Germany-tried-ignore.html|title=Stalin's army of rapists: The brutal war crime that Russia and Germany tried to ignore|newspaper=Mail Online|access-date=2017-11-25}}</ref> dan yang paling buruk dalam sejarah [[Jerman]] adalah terbentuknya dua “Negara-Bangsa” Jerman, yaitu [[Jerman Barat]] dan [[Jerman Timur]].<ref>{{Cite news|url=http://www.spiegel.de/international/germany/out-of-the-ashes-a-new-look-at-germany-s-postwar-reconstruction-a-702856.html|title=Out of the Ashes: A New Look at Germany's Postwar Reconstruction|last=Leick|first=Romain|date=2010-08-10|last2=Schreiber|first2=Matthias|newspaper=Spiegel Online|last3=Stoldt|first3=Hans-Ulrich|access-date=2017-11-25}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://www.ranker.com/list/germany-after-world-war-2/david-sharp|title=14 Harsh Realities of Life in Germany After WWII|newspaper=Ranker|language=en|access-date=2017-11-25}}</ref>
 
== Menuju Kemapanan Demokrasi ==
 
=== Dari Dua Jerman ===
Pasca [[Perang Dunia II]], banyak anggota ataupun keluarga anggota [[Partai Nazi]] dan tentara [[Jerman]] yang bertugas saat [[Perang Dunia II]] diadili sebagai Penjahat Perang, mereka diburu hingga ke [[Spanyol]] dan [[Argentina]].<ref>{{Cite news|url=http://www.theguardian.com/news/2017/aug/31/the-last-nazi-hunters|title=The last Nazi hunters|last=Kinstler|first=Linda|date=2017-08-31|newspaper=The Guardian|language=en-GB|issn=0261-3077|access-date=2017-11-25}}</ref> Selain itu, para perempuan Jerman banyak mengalami [[pemerkosaan]] oleh [[Tentara Merah]] [[Uni Soviet]] selama [[Pertempuran Berlin]] tetapi tak satupun dari personel [[Tentara Merah]] yang dibawa ke [[Pengadilan HAM|Pengadilan HAM Internasional]] (lihat film [[A Woman in Berlin]]),<ref>{{Cite news|url=http://www.dailymail.co.uk/news/article-1080493/Stalins-army-rapists-The-brutal-war-crime-Russia-Germany-tried-ignore.html|title=Stalin's army of rapists: The brutal war crime that Russia and Germany tried to ignore|newspaper=Mail Online|access-date=2017-11-25}}</ref> dan yang paling buruk dalam sejarah [[Jerman]] adalah terbentuknya dua “Negara-Bangsa” Jerman, yaitu [[Jerman Barat]] dan [[Jerman Timur]].<ref>{{Cite news|url=http://www.spiegel.de/international/germany/out-of-the-ashes-a-new-look-at-germany-s-postwar-reconstruction-a-702856.html|title=Out of the Ashes: A New Look at Germany's Postwar Reconstruction|last=Leick|first=Romain|date=2010-08-10|last2=Schreiber|first2=Matthias|newspaper=Spiegel Online|last3=Stoldt|first3=Hans-Ulrich|access-date=2017-11-25}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://www.ranker.com/list/germany-after-world-war-2/david-sharp|title=14 Harsh Realities of Life in Germany After WWII|newspaper=Ranker|language=en|access-date=2017-11-25}}</ref>[[Berkas:West Germany & East Germany Flag Map (1948 - 1990).png|jmpl|Peta bendera Jerman Barat dan Jerman Timur]]
[[Berkas:West Germany & East Germany Flag Map (1948 - 1990).png|jmpl|Peta bendera Jerman Barat dan Jerman Timur]]
[[Jerman Timur]] yang menjadi daerah pendudukan [[Uni Soviet]] memang harus diakui lebih terbelakang daripada [[Jerman Barat]] yang menjadi pendudukan [[Amerika Serikat]], [[Britania Raya]], dan [[Perancis]]. Sikap Uni Soviet yang sangat membenci Jerman (terutama saat dibangun [[Tembok Berlin]]) mengindikasikan bahwa pada awalnya Uni Soviet tidak berniat untuk hengkang dari daerah pendudukan mereka di [[Jerman Timur]], hal ini menjadikan harapan untuk bangkit bagi [[Bangsa Jerman]] adalah dari [[Jerman Barat]].<ref>Carlton Clymer Rodee, dkk, Pengantar Ilmu Politik, diterjemahkan dari judul asli Introduction to Political Science, (Jakarta: Rajawali Press, 2008) hal. 420</ref>
 
Baris 62 ⟶ 60:
=== Mendamaikan Jerman ===
 
Sejak 1949, kebangkitan dan perkembangan [[Jerman Barat]] menjadi tolok ukur perkembangan [[demokrasi]] di [[Jerman]]. Selain dari [[Hukum Dasar Bonn]], demokratisasi di Jerman Barat juga terindikasikan dari prestasi pemerintahan [[Sosial demokrat|Sosial-Demokrat]] dibawah Kanselir [[Willy Brandt]] (1969 – 1974), prestasi itu adalah “pengakuan” [[Jerman Barat]] atas kedaulatan [[Jerman Timur]], meskipun terlihat kontra-produktif dengan tujuan menyatukan kembali Jerman, “pengakuan” dari [[Jerman Barat]] terhadap [[Jerman Timur]] itu menjadi langkah awal untuk menormalisasi hubungan kedua Jerman, bahkan juga normalisasi hubungan dengan [[Uni Soviet]].<ref>Carlton Clymer Rodee, dkk, Pengantar Ilmu Politik, diterjemahkan dari judul asli Introduction to Political Science, (Jakarta: Rajawali Press, 2008) hal. 420</ref>
 
=== Membangun Mahkamah Konstitusi ===