Edgar Hilsenrath: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sdavidsubijanto (bicara | kontrib)
Sdavidsubijanto (bicara | kontrib)
Baris 17:
Novel kedua yang ditulisnya di AS adalah, "Nazi dan Tukang Cukur" (''Der Nazi und der Friseur''). Ketika Edgar baru menyelesaikan dua pertiga novel tersebut, ia berkata kepada penerbitnya bahwa ia hanya dapat menyelesaikan novel tersebut di lingkungan yang berbahasa Jerman.<ref>{{cite web|title=SPIEGEL Interview with Author Edgar Hilsenrath, paragraf 20|url=http://www.spiegel.de/international/spiegel-interview-with-author-edgar-hilsenrath-i-felt-guilty-because-i-survived-the-holocaust-a-351472-2.html|accessdate=25 November 2017}}</ref> Pada tahun akhir tahun [[1960]] Edgar kembali ke Republik Federal Jerman dan sejak tahun [[1975]] ia tinggal di [[Berlin]].
 
Dalam novel yang ia anggap sebagai karya terbaiknya, ''The Story of the Last Thought'' (1989), Edgar mengisahkan tentang [[genosida]] terhadap orang-orang [[Armenia]] oleh [[Kekaisaran Ottoman]] pada tahun 1915. Karya ini memperoleh penghargaan[[Penghargaan Alfred Döblin]] untuk karya sastra, yang disponsori oleh [[Günter Grass]].
 
== Catatan ==