Etika Perjanjian Lama: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Roman Meong (bicara | kontrib) k Koreksi kesalahan ketik "hokum" menjadi "hukum." |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 5:
Namun dalam kenyataan, manusia pertama justru menyalahgunakan kebebasan dengan lebih mengutamakan keinginan. [[Adam]] dan [[Hawa]] mengambil keputusan untuk memilih tidak taat kepada Allah; dan sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan itu, mereka diusir dari [[Taman Eden]]. Jika pada mulanya, mereka berada dalam sebuah tatanan [[etis]] maka penghukuman atas pelanggaran menempatkan mereka dalam sebuah lingkup kehidupan pribadi dan sosial yang dibayang-bayangi [[murka]] [[Allah]]. Meskipun demikian, Allah tidak pernah membiarkan segenap keturunan [[Adam]] dan [[Hawa]] berada dalam hubungan permusuhan dengan Allah. Justru sebaliknya, Ia sendiri mengambil prakarsa untuk menyelamatkan [[manusia]] dari kekacaubalauan sekaligus mengikat dan memperbarui [[perjanjian]] keselamatan (bandingkan [[Kejadian 6]][[Kejadian 9|-9]]).
Tulisan ini bermaksud untuk menunjukkan konsistensi hakikat dan tindakan [[Allah]] sebagai Pemberi hukum dan peraturan sebagai landasan perjanjian kasih karunia-Nya. Dengan mengambil umat Israel sebagai model, diharapkan melalui ketaatan terhadap hukum dan peraturan tersebut, [[Israel]] tetap menjaga kekudusan hubungan dengan Allah selaku Pemberi Hukum dan dengan sesama bahkan dengan bangsa-bangsa lain. Israel, dengan demikian menjadi model bagi ketaatan gereja dan umat kristiani, kini dan dan di sini.
Baris 26:
Dan para nabi bukanlah seorang pengajar aliran etika yang baru, mereka merupakan para orang yang memanggil Israel kembali kepada dasar kebangsaannya sendiri , memanggil Israel dari seluruh kejahatan sosial dan kembali kepada jalan Tuhan.
==Ciri khas etika Perjanjian Lama==
Bentuk utama etika Perjanjian Lama adalah
|