Gereja Masehi Injili Talaud: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 2:
 
== Sejarah ==
[[Berkas:Infografis GPI.jpg|thumbjmpl|rightka|250px|Bagan pemekaran GPI yang menghasilkan berbagai gereja mandiri di Indonesia, antara lain GERMITA.]]
GERMITA berdiri pada tanggal [[23 Oktober]] [[1997]] sebagai hasil pemekaran dari [[Gereja Masehi Injili di Sangihe Talaud]] ([[GMIST]]). Baik GERMITA, maupun GMIST, adalah [[gereja]]-gereja yang lahir dari hasil penginjilan Badan Zending dari negeri [[Belanda]] ([[Eropa]]) pada [[abad ke-19]], khususnya dari Komisi “zendeling tukang” (Zendeling-werkleiden atau zendeling-werkman). Kedatangan para “zendeling tukang” di [[kepulauan Sangihe]] dan Talaud terbagi dalam dua rombongan, yaitu, rombongan pertama untuk [[kepulauan Sangihe]], Siau dan Tagulandang terdiri dari empat orang yakni: Carl W.L.M. Schroder, E.T. Steller, F. Kelling dan A.Grohe. Sedangkan rombongan kedua untuk kepulauan Talaud, terdiri dari lima orang pemuda adalah: A.C. Van Essen, P. Gunther, W. Richter, K.E.W. Tauffmann dan Fischer. Mereka berangkat dari negeri Belanda pada tanggal, 23 November 1857 dan tiba di Batavia pada 12 April 1858. Untuk Fischer, Komisi harus memanggilnya kembali ke Belanda karena kekurangan sikapnya selama dalam perjalanan, dan harus mengembalikan ongkos perjalanannya kepada pemerintah Belanda sebanyak 536 Gulden. Pada tanggal 1 Oktober [[1859]] tercatat dalam sejarah kekristenan di kepulauan Talaud adalah waktu tibanya empat orang “penginjil tukang” tersebut, sehingga pada tanggal 1 Oktober ditetapkan menjadi Hari Pekabaran Injil di kepulauan Talaud. Mereka digelari “penginjil tukang” karena diperlengkapi dengan ketrampilan khusus, seperti membuat sepatu dan kereta. Dengan adanya ketrampilan tersebut mereka diharapkan dapat membiayai kehidupannya sendiri, tanpa tergantung kepada badan zending yang mengutus mereka dari Eropa.