Hussein Jayadiningrat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mamansuherman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 17:
}}
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Partini met Hoesein Djajadiningrat in de kraton van haar vader Prang Wedono (Mangkoe Negoro VII) Solo TMnr 60020660.jpg|thumbjmpl|rightka|200px|''Husein Jayadiningrat beserta istrinya, B.R.Ay. Partini puteri tertua [[Mangkunagara VII]]'']]
 
Prof. Dr. '''Husein Jayadiningrat''' ([[Ejaan Van Ophuijsen|ejaan lama]]: '''Hoessein Djajadiningrat''') atau yang bernama asli '''Pangeran Ario Hussein Jayadiningrat''', ({{lahirmati|[[Kramatwatu, Serang|Kramatwatu]], [[Serang]]|8|12|1886|[[Jakarta]]|12|11|1960}}). Lahir dari pasangan R. Bagus Jayawinata (R. Bagoes Djajawinata), wedana yang kemudian menjadi bupati Serang yang berpikiran maju, dan Ratu Salehah yang berasal Cipete Serang. Husein merupakan penanggungjawab surat kabar bulanan berbahasa Sunda ''[[Sekar Roekoen]]'' yang diterbitkan oleh [[Perkoempoelan Sekar Roekoen]]<ref name="Ekadjati">{{cite book|last=Ekadjati|first=Edi S.|authorlink=Dr. Edi S. Ekadjati|year=[[2005]]|title=Nu Maranggung Dina Sajarah Sunda|edition=|publisher=PT Kiblat Buku Utama|id= }}</ref>.
Baris 26:
 
Disertasi Husein telah membuka jalan bagi penelitian tentang historiografi [[Indonesia]] sehingga ia pun dikenal pula sebagai “''bapak metodologi penelitian sejarah Indonesia''”. Dialah orang Indonesia pertama yang memperoleh gelar [[doktor]] dan [[guru besar]] pribumi yang pertama di Indonesia.
Ia juga dikenal sebagai ahli keislaman yang terkenal pada masanya. [[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Professoren der Rechts Hogeschool in Batavia TMnr 60012567.jpg|thumbjmpl|rightka|300px|''Husein Jayadiningrat (duduk paling kiri) bersama-sama dengan para profesor di [[Rechtshoogeschool te Batavia]] (Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta)'']]
 
== Riwayat Hidup ==
[[Berkas:Jayadiningrat1913 01.JPG|thumbjmpl|Disertasi Jayadiningrat (1913)]]
[[Berkas:JayadiningratLeiden.JPG|thumbjmpl|Patung Jayadiningrat (Leiden)]]
Husein lulus tahun 1899 dari HBS, kemudian meneruskan studinya di Universitas Kerajaan di [[Leiden]] selama lima tahun (1905-1910). Selama satu tahun(sejak Mei 1914 sampai April 1915) ia tinggal di [[Aceh]] untuk belajar bahasa Aceh dalam rangka mempersiapkan kamus bahasa Aceh. Pada akhirnya kamus tersebut selesai digarap dengan bantuan [[Teuku Mohammad Nurdin]], [[Aboebakar Atjeh|Abu Bakar Aceh]], dan [[Dr. Hazeu|Hazeu]] dengan judul ''Atjeh-Nederlandsch Woordenboek'' (1934). Pada tahun 1919 Husein menjadi pembina surat kabar bulanan Sekar Roekoen yang berbahsa Sunda yang diterbitkan oleh [[Perkoempoelan Sekar Roekoen]]. Selain itu ia pun menerbitkan Pusaka Sunda, majalah berbahasa Sunda yang membahas tentang kebudayaan [[Sunda]]. Pada tahun yang sama ia juga mendirikan Java Instituut dan sejak tahun 1921 menjadi redaktur majalah Djawa yang diterbitkan oleh lembaga tersebut bersama sama dengan Raden Ngabehi Purbacaraka (Poerbatjaraka).