Kulit gelap: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Anatolia.kr (bicara | kontrib)
Dibuat dengan menerjemahkan halaman "Dark skin"
 
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
'''Kulit gelap''' adalah warna kulit manusia yang terjadi secara alami, kaya akan pigmen [[melanin]] dan memiliki warna gelap.<ref>[http://wordnetweb.princeton.edu/perl/webwn?s=dark-skinned dark-skinned] Princeton University ''"naturally having skin of a dark color"''</ref><ref>{{cite web|url=http://www.thefreedictionary.com/dark-skinned|title=Dark-skinned|last=|first=|date=|website=|publisher=thefreedictionary.com|accessdate=24 January 2017|quote=a person or race having skin of a dark colour}}</ref><ref name="jabl1">{{cite book|title=Human Evolutionary Biology|last=Muehlenbein|first=Michael|publisher=Cambridge University Press|year=2010|pages=192–213}}</ref> Orang-orang dengan warna kulit relatif gelap disebut orang kulit coklat (''brown''),<ref>[http://dictionary.reference.com/browse/Black?s=t Dictionary.com: black] 3.a ''"a member of any of various dark-skinned peoples"'' 21.a''"pertaining or belonging to any of the various populations characterized by dark skin pigmentation"''</ref> dan orang-orang dengan kulit yang sangat gelap sering disebut sebagai orang kulit hitam (''black''),<ref>Oxford Dictionaries. April 2010. Oxford University Press. ''"belonging to or denoting any human group having dark-coloured skin"'' [http://oxforddictionaries.com/definition/english/black "black"] (accessed 6 August 2012).</ref> meskipun penggunaan semacam ini dapat menjadi ambigu di beberapa negara dimana hal ini juga digunakan untuk secara spesifik merujuk pada kelompok-kelompok etnis atau populasi-populasi yang berbeda.<ref>[http://dictionary.reference.com/browse/Black?s=t Dictionary.com: black] 3.a ''"a member of any of various dark-skinned peoples"'' 21.a''"specifically the dark-skinned peoples of Africa, Oceania, or Australia."''</ref><ref>{{cite web|url=http://www.understandingrace.org/lived/global_census.html|title=Global Census|publisher=American Anthropological Association|accessdate=10 December 2012}}</ref><ref>Oxford Dictionaries. April 2010. Oxford University Press. ''"especially of African or Australian Aboriginal ancestry"'' [http://oxforddictionaries.com/definition/english/black "black"] (accessed 6 August 2012).</ref><ref>{{cite web|url=http://nla.gov.au/nla.news-article4219798|title=Proclamation|last=James|first=Mackers|date=1828-11-08|work=Classified Advertising|publisher=Trove|accessdate=10 December 2012}}</ref>
 
[[Evolusi]] pada pigmentasi kulit gelap diyakini telah dimulai sekitar 1.2 juta tahun yang lalu,<ref name="jabl04">{{cite journal|last=Nina|first=Jablonski|year=2004|title=The evolution of human skin and skin color|journal=Annual Review of Anthropology|volume=33|pages=585–623|doi=10.1146/annurev.anthro.33.070203.143955|quote=genetic evidence [demonstrate] that strong levels of natural selection acted about 1.2 mya to produce darkly pigmented skin in early members of the genus Homo}}</ref> pada spesies awal [[hominid]] berkulit terang setelah mereka pindah dari [[hutan hujan]] khatulistiwa ke [[sabana]] yang mendapat banyak cahaya matahari. Dalam menghadapi panasnya sabana, mekanisme pendinginan yang lebih baik diperlukan, yang dilakukan melalui penghilangan rambut di tubuh dan perkembangan sistem [[keringat]] yang lebih efisien. Penghilangan rambut tubuh yang mengakibatkan berkembangnya pigmentasi kulit gelap, merupakan sebuah mekanisme seleksi alam terhadap penipisan [[asam folat]], dan terhadap kerusakan DNA pada tingkat yang rendah. Faktor utama yang berkontribusi terhadap evolusi pada pigmentasi kulit gelap ialah pemecahan asam folat sebagai reaksi terhadap [[Ultraungu|radiasi ultraviolet]]; hubungan antara pemecahan asam folat yang disebabkan oleh radiasi ultraviolet dan penurunan kesesuaian sebagai bentuk kegagalan dari [[embriogenesis]] dan [[spermatogenesis]] normal menyebabkan hasil seleksi pada pigmentasi kulit gelap. Pada saat ''Homo sapiens'' moderen berevolusi, semua manusia memiliki warna kulit gelap.<ref name="Bower">{{cite journal|last=Bower|first=C.|author2=Stanley|year=1992|title=The role of nutritional factors in the aetiology of neural tube defects|journal=Journal of Paediatrics and Child Health|volume=28|issue=1|pages=12–16|doi=10.1111/j.1440-1754.1992.tb02610.x|pmid=1554510}}</ref><ref name="Minns">{{cite journal|last=Minns|first=R.A.|year=1996|title=Folic acid and neural tube defects|journal=Spinal Cord|volume=34|issue=8|pages=460–465|doi=10.1038/sc.1996.79|pmid=8856852}}</ref><ref name="Copp">{{cite journal|last=Copp|display-authors=etal|year=1998|title=Embryonic mechanisms underlying the prevenetion of neural tube defects by vitamins|journal=Mental Retardation and Developmental Disabilities Research Reviews|volume=4|pages=264–268|doi=10.1002/(sici)1098-2779(1998)4:4<264::aid-mrdd5>3.0.co;2-g}}</ref><ref name="Molloy">{{cite journal|last=Molloy|last2=Mills|first2=J. L.|last3=Kirke|first3=P. N.|last4=Weir|first4=D. G.|last5=Scott|first5=J. M.|display-authors=etal|year=1999|title=Folate status and neural tube defects|journal=BioFactors|volume=10|issue=2–3|pages=291–294|doi=10.1002/biof.5520100230|pmid=10609896}}</ref><ref name="Lucock">{{cite journal|last=Lucock|first=M.|title=Folic acid: nutritional biochemistry, molecular biology, and role in disease processes|journal=Molecular Genetics and Metabolism|volume=71|issue=1–2|pages=121–138|doi=10.1006/mgme.2000.3027|pmid=11001804}}</ref><ref name="William">{{cite journal|last=William|last2=Rasmussen|first2=S. A.|last3=Flores|first3=A|last4=Kirby|first4=R. S.|last5=Edmonds|first5=L. D.|display-authors=etal|year=2005|title=Decline in the prevalence of spina bifida and anencephaly by race/ethnicity:1995–2002|journal=Pediatrics|volume=116|issue=3|pages=580–586|doi=10.1542/peds.2005-0592|pmid=16140696}}</ref>
 
Manusia dengan pigmentasi kulit gelap memiliki kulit yang secara alami kaya [[melanin]] (terutama [[Melanin|eumelanin]]), dan memiliki lebih banyak melanosom yang memberikan perlindungan unggul melawan efek merusak dari radiasi ultraviolet. [[Melanosom]] ini membantu tubuh mempertahankan cadangan asam folat dan melindungi terhadap kerusakan DNA.<ref name="Nielsen_a">{{cite journal|last=Nielsen|display-authors=etal|title=The importance of the depth distribution of melanin in skin for DNA protection and other photobiological processes|journal=Journal of Photochemistry and Photobiology B: Biology|volume=82|pages=194–198|doi=10.1016/j.jphotobiol.2005.11.008}}</ref>
Baris 9:
Orang berkulit gelap yang tinggal di daerah tinggi dengan sinar matahari yang kurang terik memiliki peningkatan risiko – terutama di musim dingin – mengalami kekurangan [[vitamin D]]. Sebagai konsekuensi kekurangan vitamin D, mereka memiliki risiko yang lebih tinggi terkena [[Rakitis|rakhitis]], dan berbagai jenis kanker, dan kemungkinan penyakit [[kardiovaskular]] dan aktivitas sistem kekebalan tubuh yang rendah.<ref name="linus">{{cite web|url=http://lpi.oregonstate.edu/infocenter/vitamins/vitaminD/|title=Vitamin D|last=Jane|first=Higdon|work=Micronutrient Information Center|publisher=Linus Pauling Institute|accessdate=10 December 2012}}</ref> Namun demikian, beberapa studi terbaru mempertanyakan jika ambang batas yang menunjukkan kekurangan Vitamin D pada individu berkulit terang relevan dengan kekurangan Vitamin D pada individu berkulit gelap, karena mereka menemukan bahwa rata-rata individu berkulit gelap memiliki kepadatan tulang yang lebih tinggi dan memiliki risiko patah tulang yang lebih rendah dibandingkan individu berkulit terang pada tingkat Vitamin D yang sama. Hal Ini disebabkan karena kemungkinan rendahnya kadar agen pengikat Vitamin D (sehingga bioavailabilitasnya lebih tinggi) pada individu berkulit gelap.<ref>{{cite journal|last=Holick|first=Michael F.|date=21 November 2013|title=Bioavailability of Vitamin D and Its Metabolites in Black and White Adults|url=http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMe1312291|journal=The New England Journal of Medicine|volume=369|pages=2047–2048|doi=10.1056/NEJMe1312291|pmid=24256384|accessdate=19 June 2014}}</ref><ref name=":0">{{cite news|url=http://www.medpagetoday.com/Endocrinology/GeneralEndocrinology/43049|title=Bone Density Higher in Blacks, Vitamin D Lower|last=DeVita Raeburn|first=Elizabeth|date=20 November 2013|work=MedPage Today|accessdate=19 June 2014}}</ref>
 
Distribusi global populasi berkulit gelap umumnya sangat berkorelasi dengan tingginya tingkat radiasi ultraviolet di daerah yang mereka huni. Populasi berkulit gelap hampir secara eksklusif hidup di dekat garis khatulistiwa, di daerah [[Tropika|tropis]] dengan sinar matahari yang intens: [[Australia]], [[Melanesia]], [[Papua Nugini]], [[Asia Selatan]], dan [[Afrika]]. Studi yang dilakukan terhadap populasi-populasi tersebut menunjukkan bahwa kulit gelap itu merupakan hasil simpanan keadaan adaptasi terhadap sinar UV yang tinggi, yang telah ada pada manusia moderen sebelum migrasi keluar Afrika ([[Asal usul manusia modern dari Afrika|asal usul manusia moderen dari Afrika]]) dan bukanlah akibat evolusi adaptasi yang muncul setelahnya.<ref name="Harding2000">{{cite journal|last1=Harding|first1=R|last2=Healy|first2=E|last3=Ray|first3=A|last4=Ellis|first4=N|last5=Flanagan|first5=N|last6=Todd|first6=C|last7=Dixon|first7=C|last8=Sajantila|first8=A|last9=Jackson|first9=I|display-authors=8|year=2000|title=Evidence for Variable Selective Pressures at MC1R|journal=The American Journal of Human Genetics|volume=66|issue=4|pages=1351–61|doi=10.1086/302863|pmc=1288200|pmid=10733465|last10=Birch-Machin|first10=Mark A.|last11=Rees|first11=Jonathan L.}}</ref> Karena migrasi dalam jumlah besar dan meningkatnya mobilitas penduduk antar wilayah geografis di masa lalu, populasi berkulit gelap saat ini dapat ditemukan di seluruh dunia.<ref name="oneil1">{{cite web|url=http://anthro.palomar.edu/adapt/adapt_4.htm|title=Skin Color Adaptation|last=O'Neil|first=Dennis|work=Human Biological Adaptability: Skin Color as an Adaptation|publisher=Palomar|archiveurl=https://web.archive.org/web/20121218132913/http://anthro.palomar.edu/adapt/adapt_4.htm|archivedate=18 December 2012|deadurl=yes|accessdate=10 December 2012|df=dmy}}</ref><ref name="oneil2">{{cite web|url=http://anthro.palomar.edu/vary/vary_1.htm|title=Overview|last=O'Neil|first=Dennis|work=Modern Human Variation|publisher=Palomer|archiveurl=https://web.archive.org/web/20121105101522/http://anthro.palomar.edu/vary/vary_1.htm|archivedate=5 November 2012|deadurl=yes|accessdate=10 December 2012|df=dmy}}</ref>
 
== Evolusi ==
Karena seleksi alam, orang-orang yang tinggal di daerah-daerah dengan sinar matahari yang intens memiliki pewarnaan kulit yang gelap untuk melindungi terhadap [[Ultraungu|sinar ultraviolet]] dan untuk melindungi tubuh mereka terutama dari penipisan [[asam folat]]. [[Evolusi]] pigmentasi kulit disebabkan oleh radiasi Ultraviolet (UV) dari matahari. Sebagaimana [[hominid]] secara bertahap mengalami kehilangan [[Rambut hewan|bulu]] tubuh antara 4.5 hingga 2 juta tahun yang lalu untuk memungkinkan pendinginan yang lebih baik melalui keringat, kulit mereka yang telanjang dan memiliki sedikit pigmentasi kulit terpapar oleh sinar matahari. Di daerah tropis, seleksi alam memilih populasi manusia berkulit gelap dengan tingkat pigmentasi kulit yang tinggi untuk melindungi efek berbahaya sinar matahari. [[Reflektansi kulit]] (jumlah sinar matahari yang direfleksikan kulit) pada populasi asli dan radiasi UV aktual di wilayah geografis tertentu memiliki korelasi yang sangat tinggi, yang mendukung gagasan tersebut. Bukti genetik juga mendukung gagasan tersebut, dengan menunjukkan bahwa sekitar 1.2 juta tahun lalu terdapat tekanan evolusi yang kuat, yang berpengaruh pada pengembangan pigmentasi kulit gelap pada awal anggota genus [[Homo (genus)|Homo]].<ref name="jabl04b">{{cite journal|last=Nina|first=Jablonski|year=2004|title=The evolution of human skin and skin color|journal=Annual Review of Anthropology|volume=33|pages=585–623|doi=10.1146/annurev.anthro.33.070203.143955}}</ref> Efek sinar matahari terhadap kadar asam folat sangat penting dalam perkembangan kulit gelap.<ref name="pbs">{{cite web|url=https://www.pbs.org/wgbh/evolution/library/07/3/text_pop/l_073_04.html|title=The Biology of Skin Color: Black and White|last=Gina|first=Kirchweger|work=Evolution Library|publisher=PBS|accessdate=10 December 2012}}</ref>
[[Berkas:Kiang_West_savanna.jpg|jmpl|250x250px|[[Sabana]] di [[Afrika Timur]], di mana sebagian besar evolusi [[Hominini|hominid]] kulit gelap kemungkinan terjadi]]
Nenek moyang primata yang paling awal dari manusia moderen paling mungkin memiliki kulit terang, seperti relatif moderen manusia yang paling dekat – [[simpanse]].<ref name="Jabl06">{{cite book|title=Skin: a Natural History|last=Jablonski|first=N.G.|publisher=University of California Press|year=2006|location=Berkeley}}</ref> Sekitar 7 juta tahun lalu garis keturunan [[manusia]] dan simpanse menyimpang, dan antara 4.5 dan 2 juta tahun lalu manusia purba keluar dari hutan hujan ke savana [[Afrika Timur]].<ref>{{cite book|title=The Ancestor's Tale|last=Dawkins|first=Richard|year=2004}}</ref> Mereka tidak hanya harus mengatasi sinar matahari yang intens, tetapi juga harus mengembangkan sistem pendinginan tubuh yang lebih baik. Lebih sulit mendapatkan makanan di sabana yang panas dan sebagaimana [[Otak|otak mamalia]] rentan terhadap pemanasan berlebih – kenaikan suhu sebesar 5 atau 6 &nbsp;°C dapat menyebabkan serangan panas (''heatstroke'') – sehingga ada kebutuhan untuk mengembangkan regulasi panas yang lebih baik. Solusinya yaitu melalui berkeringat dan kehilangan rambut tubuh.
 
Dengan berkeringat panas tubuh hilang melalui penguapan. Manusia purba, seperti simpanse sekarang, memiliki sedikit kelenjar keringat, dan sebagian besar kelenjar keringat mereka terletak di telapak tangan dan telapak kaki. Pada gilirannya, individu dengan lebih banyak kelenjar keringat terlahir. Manusia ini bisa mencari makanan dan berburu untuk waktu yang lebih lama sebelum terpaksa kembali ke tempat berlindung mereka. Semakin lebih mereka dapat mencari makanan, semakin banyak jumlah dan lebih sehat keturunan yang dihasilkan, serta semakin tinggi kemungkinan mereka mewariskan gen dengan lebih banyak kelenjar keringat. Dengan sedikit jumlah rambut, keringat dapat menguap lebih mudah dan mendinginkan tubuh secara lebih cepat. Beberapa juta tahun evolusi kemudian, manusia purba memiliki rambut tubuh yang jarang dan lebih dari dua juta kelenjar keringat di tubuh mereka.<ref name="Mont">{{cite journal|last=Montagna|first=W.|title=The consequences of having naked skin|journal=Birth Defects: Original Article Series|volume=17|pages=1–7}}</ref><ref name="Lang">{{cite journal|last=Langbein|last2=Rogers|first2=M. A.|last3=Praetzel|first3=S|last4=Cribier|first4=B|last5=Peltre|first5=B|last6=Gassler|first6=N|last7=Schweizer|first7=J|display-authors=etal|year=2005|title=Characterization of a novel human type II epithelial keratin K1b, specifically expressed in eccrine sweat glands|journal=Journal of Investigative Dermatology|volume=125|issue=3|pages=428–444|doi=10.1111/j.0022-202X.2005.23860.x|pmid=16117782}}</ref>
Baris 48:
Data yang dikumpulkan dari studi mengenai gen ''MC1R ''menunjukkan bahwa ada kekurangan keragaman dalam sampel orang berkulit gelap Afrika dari alela gen mereka dibandingkan dengan populasi non-Afrika. Hal ini adalah pengetahuan yang luar biasa mengingat bahwa jumlah polimorfisme untuk hampir semua gen dalam gen manusia yang ada lebih besar pada sampel Afrika dibandingkan wilayah geografis lainnya. Jadi, sementara gen ''MC1R''f tidak secara signifikan memberikan kontribusi terhadap variasi warna kulit di seluruh dunia, alela yang ditemukan dalam kadar tinggi di populasi Afrika mungkin melindungi terhadap radiasi UV dan mungkin kontribusi penting dalam evolusi kulit gelap.<ref>{{Cite journal|last=Rana|first=B. K.|last2=Hewett-Emmett|first2=D.|last3=Jin|first3=L.|last4=Chang|first4=B. H.|last5=Sambuughin|first5=N.|last6=Lin|first6=M.|last7=Watkins|first7=S.|last8=Bamshad|first8=M.|last9=Jorde|first9=L. B.|date=1999-04-01|title=High polymorphism at the human melanocortin 1 receptor locus|journal=Genetics|volume=151|issue=4|pages=1547–1557|issn=0016-6731|pmc=1460552|pmid=10101176}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.culturechange.org/cms/content/view/174/65/|title=Effects of Ecology and Climate on Human Physical Variations}}</ref>
 
Warna kulit bervariasi, yakni sebagian besar karena variasi dalam jumlah gen yang memiliki pengaruh besar serta beberapa gen lain yang memiliki pengaruh kecil (''TYR'', ''TYRP1'', ''OCA2'', ''SLC45A2'', ''SLC24A5'', ''MC1R'', ''KITLG'' dan ''SLC24A4''). Variasi gen ini tidak termasuk efek [[epistasis]], yang mungkin akan meningkatkan jumlah gen terkait.<ref>{{cite web|url=http://blogs.discovermagazine.com/gnxp/2009/03/genetics-of-human-pigmentation/#.UMUf1oPAeSo|title=Genetics of human pigmentation: Gene expression|last=Khan|first=Razib|year=2009|publisher=Discover Magazine|accessdate=11 December 2012}}</ref> Variasi dalam gen ''SLC24A5 ''bertanggung jawab terhadap 20-25% variasi antara populasi berkulit gelap dan terang Afrika,<ref name="pmid16357253">{{cite journal|last1=Lamason|first1=R. L.|last2=Mohideen|first2=MA|last3=Mest|first3=JR|last4=Wong|first4=AC|last5=Norton|first5=HL|last6=Aros|first6=MC|last7=Jurynec|first7=MJ|last8=Mao|first8=X|last9=Humphreville|first9=VR|display-authors=8|year=2005|title=SLC24A5, a Putative Cation Exchanger, Affects Pigmentation in Zebrafish and Humans|journal=Science|volume=310|issue=5755|pages=1782–17886|doi=10.1126/science.1116238|pmid=16357253|last10=Humbert|first10=J. E.|last11=Sinha|first11=S|last12=Moore|first12=J. L.|last13=Jagadeeswaran|first13=P|last14=Zhao|first14=W|last15=Ning|first15=G|last16=Makalowska|first16=I|last17=McKeigue|first17=P. M.|last18=O'Donnell|first18=D|last19=Kittles|first19=R|last20=Parra|first20=E. J.|last21=Mangini|first21=N. J.|last22=Grunwald|first22=D. J.|last23=Shriver|first23=M. D.|last24=Canfield|first24=V. A.|last25=Cheng|first25=K. C.}}</ref> dan tampaknya telah muncul baru-baru ini dalam sekurangnya 10,000 tahun terakhir.<ref name="pmid17446367">{{cite journal|last1=Gibbons|first1=A.|year=2007|title=AMERICAN ASSOCIATION OF PHYSICAL ANTHROPOLOGISTS MEETING: European Skin Turned Pale Only Recently, Gene Suggests|journal=Science|volume=316|issue=5823|pages=364|doi=10.1126/science.316.5823.364a|pmid=17446367}}</ref> Polimorfisme Ala111Thr atau rs1426654 dalam wilayah pengkodean gen SLC24A5  mencapai fiksasi di [[Eropa]], dan juga umum di kalangan populasi di [[Afrika Utara]], [[Tanduk Afrika]], [[Asia Barat]], [[Asia Tengah]] dan [[Asia Selatan]].<ref name="Alfred1">{{cite web|url=http://alfred.med.yale.edu/alfred/mvograph.asp?siteuid=SI007419V|title=Graphical display of Allele Frequencies for Ala111Thr|publisher=Allele Frequency Database|accessdate=10 October 2012}}</ref><ref name="Alfred2">{{cite web|url=http://alfred.med.yale.edu/alfred/recordinfo.asp?condition=sites.site_uid=%27SI007419V|title=ALFRED – Polymorphism Information – Ala111Thr|publisher=Allele Frequency Database|accessdate=10 October 2012}}</ref><ref>{{cite journal|last1=Pagani|first1=Luca|author2=Toomas Kivisild, Ayele Tarekegn, Rosemary Ekong, Chris Plaster, Irene Gallego Romero, Qasim Ayub, S. Qasim Mehdi, Mark G. Thomas, Donata Luiselli, Endashaw Bekele, Neil Bradman, David J. Balding, Chris Tyler-Smith|date=21 June 2012|title=Ethiopian Genetic Diversity Reveals Linguistic Stratification and Complex Influences on the Ethiopian Gene Pool|url=http://www.cell.com/AJHG/retrieve/pii/S0002929712002716|journal=The American Journal of Human Genetics|volume=91|issue=1|pages=Volume 91, Issue 1, 83–96, 21 June 2012|doi=10.1016/j.ajhg.2012.05.015|pmc=3397267|pmid=22726845|accessdate=20 July 2013}}CS1 maint: Multiple names: authors list ([//en.wiki-indonesia.club/wiki/Category:CS1_maint:_Multiple_names:_authors_list link])
</ref>
[[Category:CS1 maint: Multiple names: authors list|Category:CS1 maint: Multiple names: authors list]]</ref>
 
== Implikasi kesehatan ==
Baris 55:
 
=== Keuntungan pigmentasi kulit gelap pada lingkungan dengan sinar matahari tinggi ===
Orang-orang berpigmen gelap yang tinggal dalam lingkungan dengan sinar matahari yang tinggi diuntungkan karena tingginya jumlah melanin yang diproduksi kulit mereka. Pigmentasi gelap melindungi dari kerusakan DNA dan menyerap dalam jumlah yang tepat radiasi UV yang dibutuhkan oleh tubuh, serta melindungi terhadap penipisan folat. Folat adalah vitamin B kompleks yang larut dalam air yang secara alami terdapat dalam sayuran berdaun hijau, biji-bijian, dan buah jeruk. Wanita membutuhkan folat untuk menjaga kesehatan telur, untuk implantasi telur yang tepat, dan untuk perkembangan normal plasenta setelah pembuahan. Folat diperlukan untuk produksi normal sperma pada pria. Selain itu, folat juga sangat penting untuk pertumbuhan janin, perkembangan organ, dan perkembangan tabung saraf. Folat mengalami kerusakan pada radiasi UV yang intens. Wanita berkulit gelap menderita kerusakan tabung saraf pada tingkat yang paling rendah.<ref>{{cite journal|last1=Buccimazza|first1=S. S.|author2=C. D. Molteno, T. T. Dunnem, and D. L. Viljoen|year=1994|title=Prevalence of neural tube defects in Cape Town, South Africa|journal=Teratology|volume=50|issue=3|pages=194–199|doi=10.1002/tera.1420500304|pmid=7871483}}CS1 maint: Multiple names: authors list ([//en.wiki-indonesia.club/wiki/Category:CS1_maint:_Multiple_names:_authors_list link])
[[Category:CS1 maint: Multiple names: authors list|Category:CS1 maint: Multiple names: authors list]]</ref> Folat memainkan peran penting dalam produksi DNA dan ekspresi gen. Sangat penting untuk mempertahankan tingkat asam amino yang tepat untuk membentuk protein. Folat digunakan dalam pembentukan myelin, selubung yang menutupi sel-sel saraf dan memungkinkan untuk mengirim sinyal-sinyal listrik dengan cepat. Folat juga berperan penting dalam perkembangan berbagai neurotransmiter, misalnya serotonin yang mengatur nafsu makan, tidur, dan suasana hati. Folat serum dapat rusak oleh radiasi UV atau konsumsi alkohol. Karena kulit dilindungi oleh melanin, orang yang berpigmen gelap memiliki kemungkinan yang lebih rendah untuk terkena [[kanker kulit]] dan kondisi yang berkaitan dengan kekurangan folat, seperti kerusakan tabung saraf.
 
=== Kerugian pigmentasi kulit gelap pada lingkungan dengan sinar matahari rendah  ===
[[Berkas:XrayRicketsLegssmall.jpg|jmpl|127x127px|[[Rakitis|Rakhitis]] adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan kulit gelap]]
Orang-orang berkulit gelap yang hidup dalam lingkungan dengan sinar matahari rendah diketahui sangat rentan mengalami kekurangan vitamin D karena berkurangnya [[Vitamin D|sintesis vitamin D]]. Orang yang berkulit gelap membutuhkan enam kali lebih banyak kebutuhan UVB dibandingkan orang berpigmen terang. Hal ini bukanlah suatu masalah di dekat khatulistiwa, namun dapat menjadi sebuah masalah pada garis lintang yang lebih tinggi. Untuk orang dengan kulit gelap pada iklim dengan radiasi UV yang rendah, diperlukan waktu sekitar dua jam untuk memproduksi jumlah vitamin D yang sama sebagaimana yang diperlukan orang berkulit terang dalam waktu lima belas menit. Orang berkulit gelap memiliki indeks masa tubuh yang tinggi dan tidak mengonsumsi suplemen vitamin D dapat berarti akan berakibat pada kekurangan vitamin D.<ref>{{cite news|url=http://www.cbc.ca/news/canada/ottawa/story/2010/02/12/ottawa-immigrants-vitamin-d.html|title=Dark-skinned immigrants urged to take vitamin D|work=CBC News}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.care2.com/greenliving/vitamin-d-melanin.html|title=Darker Skin? More Vitamin D, Please!|last=Oglesby|first=Erika|publisher=Care2|accessdate=1 January 2013}}</ref> Vitamin D memerankan peran yang sangat penting dalam mengatur sistem kekebalan tubuh manusia dan kekurangan vitamin D yang kronis dapat membuat manusia rentan terhadap tipe kanker khusus dan berbagai penyakit infeksi.<ref>{{cite journal|last=Murray|first=F. G.|year=1934|title=Pigmentation, sunlight, and nutritional disease|journal=American Anthropologist|volume=36|issue=3|pages=438–445|doi=10.1525/aa.1934.36.3.02a00100}}</ref><ref>{{cite journal|last=Loomis|first=W. F.|year=1967|title=Skin-pigment regulation of vitamin-D biosynthesis in man|journal=Science|volume=157|issue=3788|pages=501–506|doi=10.1126/science.157.3788.501|pmid=6028915}}</ref> Kekurangan vitamin D meningkatkan risiko berkembangnya limalipat tuberkolosis (''tuberculosis fivefold'') dan berkontribusi terhadap berkembangnya kanker payudara, kanker prostat, dan kanker kolorektum.<ref>{{cite journal|last1=Chaplin|first1=G|author2=Chaplin, G., and N. G. Jablonski|year=2009|title=Vitamin D and the evolution of human depigmentation|journal=American Journal of Physical Anthropology|volume=139|issue=4|pages=451–461|doi=10.1002/ajpa.21079|pmid=19425101}}CS1 maint: Multiple names: authors list ([//en.wiki-indonesia.club/wiki/Category:CS1_maint:_Multiple_names:_authors_list link])
[[Category:CS1 maint: Multiple names: authors list|Category:CS1 maint: Multiple names: authors list]]</ref> Penyakit yang paling lazim terjadi berikut kekurangan vitamin D ialah rakhitis, pelunakan tulang pada anak-anak yang berpotensi menyebabkan patah tulang dan kelainan bentuk pada tulang. Rakhitis disebabkan oleh berkurangnya sintesis vitamin D yang menyebabkan ketiadaanya vitamin D, sehingga kemudian menyebabkan asupan yang mengandung kalsium tidak dapat diserap oleh tubuh. Penyakit ini di masa yang telah lalu dapat ditemukan secara umum di antara orang Amerika berkulit gelap di bagian selatan Amerika Serikat yang bermigrasi ke utara ke lingkungan dengan sinar matahari yang lebih rendah. Popularitas meminum minuman mengandung gula dan berkurangnya waktu yang dihabiskan di luar berkontribusi signifikan terhadap berkembangnya rakhitis. Kelainan tulang panggul pada wanita berhubungan dengan rakhitis parah setelah melahirkan secara normal yang dapat berakibat pada tingginya tingkat kematian pada bayi atau ibu, atau keduanya. Kekurangan  vitamin D terjadi paling umum di wilayah dengan sinar matahari rendah, terutama pada musim dingin.<ref>{{cite book|title=In Bone Loss and Osteoporosis: an Anthropological Perspective|last=Vieth|first=R|publisher=Kluwer Academic/Plenum Press|year=2003|pages=135–150}}</ref> Kekurangan vitamin D kronis mungkin juga dapat dihubungkan dengan kanker payudara, kanker prostat, kanker usus besar, kanker ovarium, dan kemungkinan tipe kanker lainnya.<ref>{{cite journal|last1=Garland|first1=C.F.|author2=Garland, F.C., Gorham, E.D.|display-authors=etal|year=2006|title=The Role of Vitamin D in Cancer Prevention|journal=Journal of Public Health|volume=96|pages=252–261|doi=10.2105/ajph.2004.045260|pmc=1470481|pmid=16380576}}CS1 maint: Multiple names: authors list ([//en.wiki-indonesia.club/wiki/Category:CS1_maint:_Multiple_names:_authors_list link])
[[Category:CS1 maint: Multiple names: authors list|Category:CS1 maint: Multiple names: authors list]]</ref><ref>{{cite journal|last=Fleet|first=J.C.|year=2008|title=Molecular actions of vitamin D contributing to cancer prevention|journal=Molecular Aspects of Medicine|volume=29|issue=6|pages=388–396|doi=10.1016/j.mam.2008.07.003|pmc=2613446|pmid=18755215}}</ref><ref>{{cite journal|last=Grant|first=W.B.|year=2008|title=Solar ultraviolet irradiance and cancer incidence and morality|journal=Advances in Experimental Medicine and Biology|series=Advances in Experimental Medicine and Biology|volume=624|pages=16–30|doi=10.1007/978-0-387-77574-6_2|isbn=978-0-387-77573-9|pmid=18348444}}</ref> Hubungan antara penyakit kardiovaskular dan kekurangan vitamin D juga mengusulkan keterhubungan antara kesehatan jantung dan otot polos.<ref>{{cite journal|last1=Chen|first1=T.C.|display-authors=etal|year=2007|title=Factors that influence the cutaneous synthesis and dietary sources of vitamin D|journal=Archives of Biochemistry and Biophysics|volume=460|issue=2|pages=213–217|doi=10.1016/j.abb.2006.12.017|pmc=2698590|pmid=17254541}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Kim|first=Dae Hyun|last2=Sabour|first2=Siamak|last3=Sagar|first3=Utpal N.|last4=Adams|first4=Suzanne|last5=Whellan|first5=David J.|date=2008-12-01|title=Prevalence of hypovitaminosis D in cardiovascular diseases (from the National Health and Nutrition Examination Survey 2001 to 2004)|journal=The American Journal of Cardiology|volume=102|issue=11|pages=1540–1544|doi=10.1016/j.amjcard.2008.06.067|issn=1879-1913|pmid=19026311}}</ref> Rendahnya kadar vitamin D dapat pula dikaitkan dengan kerusakan/gangguan pada [[sistem imunitas]] dan fungsi [[otak]].<ref>{{cite journal|last1=McGrath|first1=J.J.|display-authors=etal|year=2004|title=Vitamin D – implications for brain development|journal=Journal of Steroid Biochemistry and Molecular Biology|volume=89–90|issue=1–5|pages=557–560|doi=10.1016/j.jsbmb.2004.03.070|pmid=15225838}}</ref><ref>{{cite journal|last1=Harms|first1=M.|display-authors=etal|year=2008|title=Developmental vitamin D deficiency alters adult behaviour in 129/SvJ and C57BL/6J mice|journal=Behavioural Brain Research|volume=187|issue=2|pages=343–350|doi=10.1016/j.bbr.2007.09.032|pmid=17996959}}</ref> Selain itu, penelitian terbaru telah menghubungkan kekurangan vitamin D dengan [[Penyakitpenyakit autoimun|penyakit autoimune]]e, [[Tekanan darah tinggi|hipertensi]], [[sklerosis multipel]], [[Diabetes melitus|diabetes]], dan hal yang berkenaan dengan [[amnesia]]/''memory loss''. Di luar daerah tropis, radiasi UV menembus lapisan yang lebih tebal dari [[Atmosfer benda langit|atmosfer]], yang berakibat pada sebagian besar UVB terpantulkan atau hancur dalam perjalanan; oleh karena itu, terdapat lebih kecil kemungkinan biosintesis vitamin D di daerah yang jauh dari khatulistiwa. Jumlah asupan vitamin D yang lebih tinggi untuk orang-orang berkulit gelap yang hidup di daerah dengan sinar matahari rendah sangat dianjurkan oleh para dokter, yakni dengan mengonsumsi makanan kaya vitamin D atau mengonsumsi suplemen vitamin D,<ref>{{cite web|url=http://www.vitamindcouncil.org/about-vitamin-d/how-to-get-your-vitamin-d/uvb-exposure-sunlight-and-indoor-tanning/|title=How to get your vitamin D}}</ref><ref>{{cite news|url=http://usatoday30.usatoday.com/news/health/painter/2009-04-19-your-health_N.htm|title=Your Health|last=Painter|first=Kim|date=19 April 2009|work=USA Today}}</ref><ref>{{cite news|url=http://articles.chicagotribune.com/2011-10-26/news/ct-x-1026-health-briefs-20111026_1_vitamin-d-deficiency-skin-sun-exposure|title=Vitamin D deficiency and skin sun exposure|date=26 October 2011|work=Chicago Tribune}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.theroot.com/views/why-black-people-need-more-vitamin-d|title=Why Black People Need More Vitamin D|last=Villarosa|first=Linda|publisher=The Root|accessdate=1 January 2013}}</ref><ref>{{cite web|url=http://lpi.oregonstate.edu/infocenter/vitamins/vitaminD/|title=Micronutrient Information Center|publisher=Linus Pauling|accessdate=1 January 2013}}</ref> meskipun terdapat pula bukti pada akhitr-akhir ini yang mengungkapkan bahwa individu berkulit gelap mampu memproses vitamin D secara lebih efisien dibandingkan individu berkulit terang sehingga mungkin memiliki ambang batas kecukupan yang lebih rendah.
 
== Distribusi geografis ==
[[Berkas:Vanuatu_blonde.jpg|ka|jmpl|Anak laki-laki [[Pirang|berambut pirang]]  berkulit gelap dari [[Vanuatu]], [[Melanesia]].]]
Terdapat korelasi antara distribusi geografis [[Ultraungu|radiasi UV]] (UVR) dan distribusi pigmentasi kulit di seluruh dunia. Daerah yang memiliki jumlah UVR yang lebih tinggi memiliki populasi berkulit gelap, umumnya terletak di dekat [[khatulistiwa]]. Daerah-daerah yang jauh dari khatulistiwa umumnya lebih dekat ke kutub memiliki konsentrasi UVR yang lebih rendah, dan terdiri dari lebih banyak populasi berkulit terang. Hal ini adalah hasil evolusi manusia yang merupakan kontribusi variabel kadar melanin di dalam kulit sebagai bentuk adaptasi dengan lingkungan tertentu. Persentase yang lebih besar dari orang-orang berkulit gelap ditemukan di [[belahan selatan]] karena garis lintang dan distribusi massa daratan yang tidak proporsional.<ref /> Distribusi variasi kulit warna di masa sekarang ini tidak benar-benar mencerminkan korelasi intensitas UVR dan pigmentasi kulit gelap karena migrasi dalam jumlah besar dan pergerakan orang-orang melintasi benua pada beberapa waktu yang lalu.<ref />
[[Berkas:Man_with_a_spear-thrower,_photograph_by_H._Basedow.jpg|kiri|jmpl|278x278px|Seorang Aborigin Australia pria dengan kulit gelap.]]
Populasi berkulit gelap yang mendiami [[Asia Selatan]], [[Afrika]], [[Melanesia]], [[Pulau Papua]], dan [[Australia]] semuanya hidup di beberapa daerah dengan radiasi UV tertinggi di dunia, dan mengembangkan pigmentasi kulit sangat gelap sebagai perlindungan dari sinar matahari yang berbahaya.<ref /><ref /> [[Evolusi]] telah membatasi manusia dengan kulit gelap di lintang tropis, terutama di kawasan yang tidak memiliki hutan, dimana radiasi ultraviolet dari matahari biasanya yang paling intens. Populasi berkulit gelap yang berbeda tidak selalu berhubungan erat secara genetik.<ref /> Sebelum migrasi massal moderen, telah diutarakan pendapat bahwa mayoritas orang-orang berpigmen gelap hidup di sekitar 20° dari khatulistiwa.<ref />
 
Penduduk asli Pulau Buka dan [[Pulau Bougainville]] di utara [[Kepulauan Solomon]] di Melanesia dan orang-orang Chopi dari [[Mozambik]] di pantai tenggara Afrika memiliki kulit yang lebih gelap dibandingkan populasi di sekitarnya. (Orang-orang pribumi Bougainville, Papua nugini, merupakan beberapa pigmentasi kulit yang paling gelap di dunia.) Meskipun orang-orang tersebut terpisahkan secara luas, mereka mempunyai lingkungan fisik yang serupa. Di kedua daerah, mereka mendapatkan paparan UVR yang sangat tinggi dari langit yang tidak berawan di dekat khatulistiwa yang kemudian terpantulkan oleh air atau pasir. Air memantulkan UVR, bergantung pada warna air, sekitar 10 sampai 30% yang jatuh di atasnya.<ref /><ref /> Orang-orang dalam populasi ini menghabiskan waktu berjam-jam memancing di laut. Karena sangat tidak praktis untuk memakai pakaian yang berlebihan di lingkungan budaya yang banyak air dan teknologi yang ada sangat sedikit dapat menyangga paparan UVR. Kulit orang-orang tersebut mengambil radiasi UVR dalam jumlah yang sangat besar. Populasi tersebut mungkin mendekati atau merupakan kegelapan maksimal yang dapat dicapai oleh kulit manusia.<ref />
 
Penelitian yang lebih baru menemukan bahwa populasi manusia selama 50,000 tahun telah berubah dari berkulit gelap ke berkulit terang dan sebaliknya. Hanya pada 100-200 generasi yang lalu, nenek moyang dari sebagian besar orang yang hidup hari ini kemungkinan juga tinggal di tempat yang berbeda dan memiliki warna kulit yang berbeda. Menurut [[Nina Jablonski]], populasi berpigmen gelap moderen di India Selatan dan [[Sri Lanka]] adalah contoh dari ini, memiliki kulit yang kembali gelap setelah nenek moyang mereka bermigrasi dari daerah yang lebih jauh ke utara. Para ilmuwan awalnya meyakini bahwa pergeseran seperti itu dalam pigmentasi, berlangsung dalam waktu yang relatif lambat. Namun, para peneliti mengamati bahwa perubahan warna kulit bisa terjadi dalam waktu 100 generasi (~2.500 tahun), tanpa memerlukan perantara perkawinan. Kecepatan perubahan itu juga dipengaruhi oleh pakaian, yang cenderung memiliki efek memperlambat.<ref />
 
=== Australia ===
Pribumi Australia [[Pribumi-Australia|suku Aborigin]], seperti halnya semua manusia, adalah keturunan migran Afrika, dan nenek moyang mereka mungkin ada di antara kelompok besar yang pertama meninggalkan Afrika sekitar 50,000 tahun yang lalu. Meskipun termasuk migrasi awal, bukti genetik telah menunjukkan bahwa masyarakat pribumi Australia secara genetik sangat berbeda dengan populasi berkulit gelap Afrika dan ditemukan pula bahwa kekerabatan mereka lebih dekat dengan populasi [[Eurasia]].<ref />
 
Istilah hitam (''black'') awalnya digunakan sebagai referensi untuk pigmentasi kulit dari suku aborigin Australia; namun hari ini istilah tersebut dipakai oleh aktivis aborigin untuk menyatakan berbagi [[budaya]] dan identitas, terlepas dari warna kulit.<ref /><ref />
 
=== Melanesia ===
[[Berkas:Papuans.png|ka|jmpl|Orang [[Daftar suku bangsa di Papua|Papua]] berkulit gelap]]
[[Melanesia]], suatu sub-wilayah di [[Oseania]], yang nama tersebut berarti "pulau hitam", memiliki beberapa pulau yang dihuni oleh orang-orang dengan pigmentasi kulit gelap. Kepulauan Melanesia terletak tepat di utara dan timur laut Australia serta timur pantai Papua Nugini.<ref /> Ujung barat melanesia, dari pulau Papua melalui kepulauan Solomon, pertama kali dihuni oleh manusia sekitar 40,000 hingga 29,000 tahun yang lalu.<ref /><ref />
 
Di seluruh dunia, rambut [[pirang]] sangat langka ditemukan di luar Eropa, dan Asia barat daya, terutama di kalangan populasi berkulit gelap. Namun, orang Melanesia merupakan salah satu populasi manusia berkulit gelap yang diketahui memiliki rambut pirang alami.<ref /><ref />
 
=== Pulau Papua ===
[[Daftar suku bangsa di Papua|Orang Papua]] asli dari [[pulau Papua]] memiliki pigmentasi kulit gelap dan telah mendiami pulau tersebut selama sekurangnya 40,000 tahun. Karena kesamaan fenotip mereka dengan penduduk Asli Australia, serta akibat lokasi pulau Papua yang berada di rute migrasi tersebut direbut oleh penduduk Asli Australia, umumnya dipercayai bahwa orang Papua dan orang Aborigin Australia memiliki asal-usul yang sama. Namun demikian, pada tahun 1999, sebuah studi gagal menemukan indikasi yang jelas mengenai asal-usul genetik kedua populasi tersebut, sehingga diusulkan bahwa migrasi ke [[Australia (benua)|Sahul]] terjadi melalui beberapa gelombang dengan leluhur yang berbeda.<ref />
 
=== Afrika Sub-Sahara ===
[[Berkas:Old_man_in_Harar.jpg|ka|jmpl|Pria tua berkulit gelap di [[Etiopia|Ethiopia]]]]
[[Afrika Sub-Sahara]] merupakan wilayah di Afrika yang terletak di sebelah selatan Sahara dimana populasi berkulit gelap dalam jumlah besar hidup.<ref /><ref /> Kelompok berkulit gelap di benua Afrika tersebut memiliki reseptor protein yang sama dengan yang dimiliki oleh ''Homo ergaster'' dan ''Homo erectus'' .<ref /> Menurut studi ilmiah, populasi di Afrika juga memiliki keragaman warna kulit.<ref /> Variasi warna kulit dengan tingkat yang sangat tinggi terdapat di antara populasi yang berbeda di Sub-Sahara Afrika. Perbedaan-perbedaan tersebut bergantung sebagian pada jarak umum terhadap khatulistiwa, yang menggambarkan interaksi kompleks yang mendorong terjadinya evolusi, yang memberikan kontribusi terhadap warna kulit akibat distribusi geografis pada titik waktu tertentu.<ref />
 
Karena sering berasal dari keturunan yang berbeda, di antara populasi berkulit gelap, kehadiran kulit gelap secara umum tidak dapat diandalkan sebagai penanda genetik, termasuk di antaranya kelompok-kelompok di Afrika tersebut. Sebagai contoh, Wilson dkk. (2001) menemukan bahwa sebagian besar sampel [[Etiopia|Ethiopia]] yang mereka miliki menunjukkan hubungan kedekatan genetik yang lebih dekat antara orang Ethiopia tersebut dengan orang berkulit terang [[Bangsa Armenia|Armenia]] dan [[Bangsa Norwegia|Norwegia]], daripada dengan populasi berkulit gelap [[Suku Bantu|Bantu]].<ref /> Mohamoud (2006) juga mengamati bahwa sampel orang Somalia mereka secara genetik lebih mirip populasi [[Bangsa Arab|Arab]] dibandingkan populasi Afrika lainnya.<ref />
 
=== Jazirah arab ===
[[Berkas:Janababedouin.png|jmpl|Badui dari suku Janaba, Selatan Saudi.]]
Di belahan [[jazirah Arab]] dan [[Sokotra]], terdapat sejumlah penduduk asli dengan warna kulit yang sangat berpigmen. Di antara kelompok asli berkulit coklat gelap tersebut adalah Mahra, Soqotri, Qara, dan Janaba, yang berbicara menggunakan bahasa-bahasa Semitik selatan.<ref />
 
== Budaya ==
Preferensi ataupun ketidaksukaan terhadap warna kulit yang lebih gelap bervariasi, bergantung pada wilayah geografis dan juga waktu. Pada masa sekarang, kulit yang lebih gelap dipandang modis dan merupakan tanda kesejahteraan pada masyarakat tertentu. Hal ini berakibat pada berkembangnya industri penggelapan kulit (''tanning'') di beberapa negara. Namun, di beberapa negara lainnya, kulit gelap tidak dipandang sebagai warna kulit yang sangat diinginkan atau menunjukkan kelas yang lebih tinggi, terutama di kalangan [[wanita]].<ref />
 
== Lihat juga ==
Baris 107:
== Referensi ==
{{Reflist|colwidth=30em}}
 
[[CategoryKategori:CS1 maint: Multiple names: authors list|Category:CS1 maint: Multiple names: authors list]]</ref>
[[Kategori:CS1 maint: Multiple names: authors list|Category:CS1 maint: Multiple names: authors list]]
[[Kategori:CS1 maint: Multiple names: authors list|Category:CS1 maint: Multiple names: authors list]]
[[Kategori:CS1 maint: Multiple names: authors list|Category:CS1 maint: Multiple names: authors list]]