Iri: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 36.73.80.100 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh BeeyanBot |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 1:
[[Berkas:Théodore Géricault hiena de Salpêtrière.jpg|
'''Iri hati''' ({{lang-en|envy}}, {{lang-la|invidia}}), terkadang disebut juga '''dengki''' atau '''hasad''', adalah suatu [[emosi]] yang timbul ketika seseorang yang tidak memiliki suatu keunggulan—baik [[prestasi]], [[kekuasaan]], atau lainnya—menginginkan yang tidak dimilikinya itu, atau mengharapkan orang lain yang memilikinya agar kehilangannya.<ref name="Parrot,Smith,1993">Parrott, W. G., & Smith, R. H. (1993). "Distinguishing the experiences of envy and jealousy." ''Journal of Personality and Social Psychology'', 64, 906–920.</ref>
Baris 18:
Rasa iri dalam hati menyebabkan pelanggaran terhadap perintah kesepuluh dari "[[Sepuluh Perintah Allah]]". [[Kitab Suci]] menggambarkan dengan baik mengenai iri hati dalam [[perumpamaan]] yang disampaikan [[Nabi]] [[Natan]] saat hendak menyadarkan [[Raja Daud]] dari kesalahannya ([[2 Samuel 12]]:1-10); orang kaya dalam perumpamaan tersebut iri akan domba satu-satunya yang dimiliki si miskin dan akhirnya mengambil dombanya—serupa dengan yang dilakukan Raja Daud terhadap [[Uria]] ([[2 Samuel 11]]:1-27). Dan iri hati dapat menghantar seseorang sampai kepada perbuatan-perbuatan terjahat yang dapat dilakukannya ([[Kejadian 4]]:3-8, [[1 Raja-raja 21]]:1-29).
[[Berkas:Jheronimus_Bosch_Table_of_the_Mortal_Sins_(Invidia).jpg|
==== Katolik ====
Karena iri hati menyebabkan timbulnya [[dosa (kristen)|dosa]]-[[dosa (kristen)|dosa]] lain maka [[Katekismus Gereja Katolik]] (KGK) memasukkannya dalam "[[Tujuh dosa pokok]]". Seseorang yang iri berarti bahwa ia kecewa atau cemburu atas keuntungan orang lain dan menginginkannya secara tidak wajar untuk dirinya sendiri dengan cara yang tidak adil. Sehingga seseorang melakukan dosa berat karena menginginkan yang jahat bagi sesamanya (Lihat: [[Dosa (Kristen)#Bobot Dosa|Bobot Dosa]]). [[Santo]] [[Gregorius Agung]] mengatakan bahwa iri hati menimbulkan [[kedengkian]], [[fitnah]], [[penghujatan|hujat]], [[kebahagiaan|kegirangan]] akan [[kesengsaraan]] orang lain, dan menyesalkan [[keberuntungan]]nya; sementara Santo [[Agustinus]] memandangnya sebagai "dosa setani" (''diabolical sin''). (KGK #2539)<ref name="ccc32210">{{cite web |url=http://www.vatican.va/archive/ccc_css/archive/catechism/p3s2c2a0.htm |title=Catechism of the Catholic Church - The Tenth Commandment |publisher=Holy See}}</ref>
|