Jam Gadang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 5:
|caption = Jam Gadang dilihat dari arah Pasar Atas
|location_town = Kelurahan Benteng Pasar Atas, [[Guguk Panjang, Bukittinggi|Kecamatan Guguk Panjang]], [[Kota Bukittinggi]], [[Sumatera Barat]]
|location_country = [[Berkas:Flag of Indonesia.svg|bordertepi|link=Indonesia|17px]] [[Indonesia]]
|designer = Yazid Abidin
|type = [[Menara jam]]
Baris 21:
|material = [[Kapur]], [[putih telur]], pasir putih
}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Stadsgezicht Fort de Kock bij Torenklok Sumatra's Westkust TMnr 10014984.jpg|thumbjmpl|242px|rightka|Jam Gadang terlihat dari kejauhan di salah satu sudut kota Bukittinggi sekitar tahun 1926–1940]]
 
'''Jam Gadang''' adalah nama untuk [[menara jam]] yang terletak di pusat [[kota Bukittinggi]], [[Sumatera Barat]], [[Indonesia]]. Menara jam ini memiliki [[jam]] dengan ukuran besar di empat sisinya sehingga dinamakan Jam Gadang, sebutan [[bahasa Minangkabau]] yang berarti "jam besar".
Baris 39:
Pembangunan Jam Gadang menghabiskan biaya sekitar 3.000 [[Gulden]], biaya yang tergolong fantastis untuk ukuran waktu itu. Sehingga sejak dibangun dan sejak diresmikannya, menara jam ini telah menjadi pusat perhatian setiap orang. Hal itu pula yang mengakibatkan Jam Gadang kemudian dijadikan sebagai penanda atau [[markah tanah]] dan juga titik nol Kota Bukittinggi.<ref>travel.kompas.com [http://travel.kompas.com/read/2009/03/19/07532046/jam.gadang.gengsi.kota.bukittinggi Jam Gadang Gengsi Kota Bukittinggi].</ref>
 
[[Berkas:Jam-gadang-tiga-zaman.jpg|Atap [[Jam Gadang]] mengikuti zaman pemerintahannya.|thumbjmpl|300px]]
 
Sejak didirikan, menara jam ini telah mengalami tiga kali perubahan pada bentuk atapnya. Awal didirikan pada masa pemerintahan Hindia Belanda, atap pada Jam Gadang berbentuk bulat dengan patung ayam jantan menghadap ke arah timur di atasnya. Kemudian pada masa [[Pendudukan Jepang di Indonesia|pendudukan Jepang]] diubah menjadi bentuk [[pagoda]]. Terakhir setelah [[Indonesia]] merdeka, atap pada Jam Gadang diubah menjadi bentuk gonjong atau atap pada rumah adat [[Minangkabau]], [[Rumah Gadang]].