Muhammad bin Tughj al-Ikhsyid: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: penggantian teks otomatis (-karir, +karier)
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 38:
 
== Asal muasal dan kehidupan awal ==
[[Berkas:Tulunids 893.svg|thumbjmpl|rightka|300px|Peta domain Tuluniyah pada sekitar tahun 893]]
Menurut kamus biografi yang dikompilasikan oleh [[Ibnu Khallikan]], Muhammad bin Tughj lahir di [[Baghdad]] pada 8 Februari 882, di jalan menuju ke Gerbang [[Kufa]].{{sfn|McGuckin de Slane|1868|p=220}}{{sfn|Bacharach|1993|p=411}} Keluarganya berdarah [[suku bangsa Turk|Turk]] dari [[Lembah Farghana]] di [[Transoxiana]], dan diklaim berdarah ningrat; nama leluhurnya, "[[Khaqan]]", adalah sebuah gelar kerajaan Turk.{{sfn|McGuckin de Slane|1868|pp=217, 219–220}}{{sfn|Gordon|2001|pp=158–159}} Kakek Muhammad, Juff meninggalkan Farghana untuk masuk pelayanan militer dalam pemerintahan [[Kekhalifahan Abbasiyyah|Abbasiyyah]] di [[Samarra]], seperti halnya ayahnya [[Ahmad bin Tulun|Ibnu Tulun]], pendiri [[dinasti Tuluniyyah]].{{sfn|Kennedy|2004|p=311}}{{sfn|Bacharach|1975|p=588}} Juff dan putranya, ayah Muhammad [[Tughj bin Juff|Tughj]], sama-sama melayani Abbasiyyah, namun Tughj masuk pelayanan Tuluniyyah, yang sejak tahun 868 telah menjadi para penguasa otonom [[Mesir pada Abad Pertengahan|Mesir]] dan [[Bilad al-Sham|Suriah]].{{sfn|Kennedy|2004|p=311}}{{sfn|Bacharach|1975|p=588}} Tughj melayani Tuluniyah sebagai gubernur [[Tiberias]] (ibukota [[jund|distrik]] [[Jund al-Urdunn|Yordania]]), [[Aleppo]] (ibukota distrik [[Jund Qinnasrin|Qinnasrin]]) dan [[Damaskus]] (ibukota [[Jund Dimashq|distrik homonim]]).{{sfn|Kennedy|2004|p=311}}{{sfn|Bacharach|1975|p=588}} Ia memainkan peran besar dalam menangkis serangan [[suku Qarmatia|Qarmatia]] di Damaskus pada 903; meskipun kalah dalam pertempuran, ia memegang kotanya sendiri melawan suku Qarmatia selama tujuh bulan sampai, dengan kedatangan bala bantuan dari Mesir, suku Qarmatia menarik diri.{{sfn|Kennedy|2004|pp=185, 286}}{{sfn|Jiwa|2009|pp=143–144}} Kemudian, Muhammad bin Tughj menjalani sebagian besar masa mudanya di Syam Tuluniyyah di sisi ayahnya, meraih pengalaman pertamanya dalam administrasi—ia menjabat sebagai sub-gubernur ayahnya di Tiberias—dan perang.{{sfn|Bacharach|1975|p=588}}
 
Baris 56:
 
== Pemerintah Mesir ==
[[Berkas:Dinar of Muhammad al-Ikhshid.jpg|thumbjmpl|250px|rightka|alt=Bagian depan dan belakang sbuah koin emas, dengan inskripsi Arab|''[[dinar emas|Dinar]]'' yang dicetak di Palestina di bawah kepemimpinan al-Ikhshid, 944 Masehi. Dari tahun 942, Ibnu Tughj mencantumkan nama dan gelarnya ("Muhammad al-Ikhshid"), bersama dengan sebutan khalifah dalam koinnya.{{sfn|Bacharach|1975|p=605}}]]
Dituliskan kepada Khalifah [[Ar-Radi|al-Radi]] (memerintah 934–940) pada 936, Muhammad bin Tughj mewkili sebuah catatan mengenang: invasi Fatimiyah mengalahkan dan ukuran pertama yang menyediakan keadaan keuangan di provinsi tersebut terkendali. Khalifah mengkonfirmasikannya dalam jabatannya dan mengirim rampasan berharga.{{sfn|Bacharach|1975|p=595}} [[Hugh N. Kennedy]] menyatakan, "dalam beberapa cara, ancaman Fatimiyah sebenarnya adalah membantu Ibnu Tughj", seperti halnya dukungannya terhadap Abbasiyah, "pra khalifah dipersiapkan untuk memberikan persetujuan mereka untuk pemerintahannya yang kembali".{{sfn|Kennedy|2004|p=312}} Pendiriannya dalam pemerintahan Abbasiyah membuatnya meminta gelar kehormatan (''[[laqab]]'') ''al-[[Ikhshid]]'' pada 938, yang awalnya diberikan oleh raja-raja tanah leluhurnya Farghana. Khalifah al-Radi meraih permintaan tersebut, meskipun persetujuan resmi ditunda sampai Juli 939. Setelah menerima konfirmasi resmi, Ibnu Tughj meminta agar secara pribadi ia mengumumkan gelar barunya.{{sfn|Bianquis|1998|p=112}}{{sfn|Kennedy|2004|p=312}}{{sfn|Bacharach|1975|pp=595–596}}
 
Baris 65:
 
=== Konflik dengan Ibnu Ra'iq ===
[[Berkas:Syria in the 9th century.svg|thumbjmpl|rightka|250px|Peta kawasan Suriah dan provinsi-provinsinya di bawah kekuasaan Abbasiyah]]
Setelah pengusiran Fatimiyah dari Mesir, al-Ikhshid memerintahkan pasukannya untuk menduduki seluruh Suriah sampai Aleppo, menyekutukan dirinya sendiri dengan suku lokal [[Banu Kilab]], seperti halnya yang dilakukan Ibnu Tulun, untuk memperkuat kekuasaannya atas utara Suriah.{{sfn|Bianquis|1998|p=113}} Sebagai gubernur Suriah, ia menentukan batas-batas darat (''[[thughur]]'') dengan [[Kekaisaran Bizantium]] di [[Silisia]]. Kemudian pada tahun 936/7 atau 937/8 (paling diyakini pada musim gugur 937) ia meraih sebuah kedutaan besar dari kaisar Bizantium, [[Romanos I Lekapenos]] (memerintah tahun 920–944), untuk mengadakan [[pertukaran tahanan Arab–Bizantium|pertukaran tahanan]], Meskipun dilakukan tanpa ijin Khalifah al-Radi, tindakan tersebut diberi penghormatan khusus dan pengakuan tak langsung dari otonomi al-Ikhshid, meskipun korespondensi dan negosiasi untuk peristiwa semacam itu biasanya diajukan kepada khalifah ketimbang para gubernur provinsi. Pertukaran tersebut dilakukan pada musim gugur 938, yang menghasilkan pembebasan 6,300 Muslim untuk jumlah tahanan Bizantium yang setara. Karena Bizantium memiliki 800 lebih tahanan ketimbang Muslim, mereka telah diransum dan secara bertahap dibebaskan sepanjang enam bulan berikutnya.{{sfn|PmbZ|loc=Muḥammad b. Ṭuġǧ al-Iḫšīd (#25443)}}{{sfn|Canard|1936|p=193}}
 
Baris 79:
Sesuai yang terjadi, al-Muttaqi didatangi oleh para emisaris Tuzun, yang menentang loyaliutasnya, untuk mebali ke Irak, hanya untuk merampas, membutakan dan melengserkan pada 12 Oktober dan digantikan oleh al-Mustakfi.{{sfn|Bacharach|1975|pp=602–603}}{{sfn|Kennedy|2004|pp=196, 312}} Al-Mustakfi merekonfirmasikan kegubernuran al-Ikhshid, namun pada titik ini merupakan sebuah isyarat kosong. Menurut J. L. Bacharach, meskipun sejarawan abad ke-13 [[Ibnu Sa'id al-Maghribi]] melaporkan bahwa al-Ikhshid mengambil ''bay'a'' dan membacakan salat Jumat dalam nama khalifah baru, berdasarkan pada bukti numismatik yang tersedia, ia tampak menunda pengakuan al-Mustakfi dan [[dinasti Buyid]]nya-yang didirikan oleh penerus [[al-Muti]] (memerintah 946–974) selama beberapa bulan termasuk mereka dalam koinnya, dalam sebuah tindakan yang memecah belah dan pernyataan jelas kemerdekaan ''de facto''-nya dari Baghdad.{{sfn|Bacharach|1975|pp=603–608}} Kemerdekaan tersebut juga diketahui oleh pihak lainnya, catatan kontemporer ''[[De Ceremoniis]]'' menyatakan bahwa dalam seperpantauan pemerintah Bizantium, "Emir Mesir" mencantumkan segel emas pada empat ''[[solidus (koin)|solidi]]'', suatu hal yang sama seperti yang dilakukan khalifah di Baghdad.{{sfn|Canard|1936|p=191}}
 
[[Berkas:Fragmentation of the Abbasid Caliphate.jpg|thumbjmpl|rightka|300px|Peta fragmentasi [[Kekhalifahan Abbasiyah]] pada abad ke-9 dan ke-10]]
Setelah ia bertemu dengan al-Muttaqi, al-Ikhshid kembali ke Mesir, meninggalkan lahan terbuka untuk ambisi Sayf al-Dawla. Pasukan Ikhshidid yang pergi ke Suriah relatif sadar, dan pemimpin Hamdaniyah, yang meraih dukungan dari Banu Kilab, memiliki sedikit kesulitan dalam menaklukan Aleppo pada 29 Oktober 944. Ia kemudian mulai meluaskan kekuasaannya atas provinsi-provinsi utara Suriah sampai Hims.{{sfn|Bianquis|1998|p=113}}{{sfn|Bacharach|1975|p=607}}{{sfn|Kennedy|2004|p=273}} Al-Ikhshid mengirim tentara di bawah duta [[Abu al-Misk Kafur]] dan Fatik melawan Hamdaniyah, namun dikalahkan di dekat [[Hamat]] dan menarik diri kembali ke Mesir, meninggalkan Damaskus dan Palestina di tangan Hamdaniyah.{{sfn|Bacharach|1975|p=608}} Al-Ikhshid kemudian memaksakan satu kampanye lagi pada April 945, namun pada saat yang sama, ia mengirim duta-duta kepada Sayf al-Dawla untuk mengadakan perjanjian tentang perbatasan dengan Ibnu Ra'iq: pangeran Hamdaniyah tetap mempertahankan utara Suriah, sementara al-Ikhshid membayarkannya upeti tahunan untuk wilayah Palestina dan Damaskus.{{sfn|Bacharach|1975|p=608}} Sayf al-Dawla menolak dan dikabarkan malah menyatakan bahwa ia akan menaklukan Mesir itu sendiri, namun al-Ikhshid ringan tangan: para agennya menjalin hubungan dengan beberapa pemimpin Hamdaniyah, dan ia memenangkan hati masyarakat Damaskus, yang menutup gerbang mereka dari Hamdaniyah dan membukanya untuk al-Ikhshid. Dua tentara tersebut bertemu di dekat Qinnasrin pada Mei, dimana Hamdaniyah kalah. Sayf al-Dawla kabur ke Raqqa, meninggalkan ibukotanya Aleppo ditaklukkan oleh al-Ikhshid.{{sfn|Bacharach|1975|p=608}}