Orang Turki di Jerman: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
xx |
dd |
||
Baris 46:
Lebih jauh lagi, para keturunan Jerman-Turki ini rutin berkunjung ke [[Turki]] setiap tahun. Namun demikian, mereka menggunakan istilah “''going''” bukan “''going home''”. Bagi mereka, [[Turki]] adalah tempat untuk berlibur, bukan untuk pulang. Kegiatan itu sudah menjadi agenda wajib yang mendarah daging bagi mereka, sehingga apabila tidak berkunjung ke [[Turki]], mereka merasa ada sesuatu yang hilang. Selama di Turki, mereka juga berkunjung ke sanak saudara mereka. Para orang tua terutama, akan mengajak anak-anaknya berkunjung ke rumah-rumah para [[keluarga]]. Meskipun demikian, bayangan akan Turki sangat berbeda antara generasi pertama dengan keturunan Jerman-Turki. Bagi keturunan Jerman-Turki, Turki bukanlah tempat untuk pulang, melainkan tempat untuk menghabiskan masa berlibur. <ref name=":0" />
Hasrat akan Turki pun dirasa berbeda antara generasi pertama dengan keturunan Jerman-Turki. Beberapa keturunan Jerman-Turki telah mencoba untuk tinggal di Turki beberapa minggu. Mereka juga ingin menantang diri mereka sendiri dengan mencoba hidup dan bekerja di Turki. Namun demikian, mereka merasa ada yang berbeda dan ada sesuatu yang mengganggu sehingga mereka tidak nyaman berada di sana. Sistem yang ada di Turki tentu sangat berbeda dengan yang ada di Jerman. Di Turki, menurut mereka, sistemnya tidak sebagus di Jerman. Keadaan politik sangat tidak stabil, dan korupsi dimana-mana. Terbiasa hidup di Jerman dengan sistem sedemikian rupa membuat mereka merasa bahwa Turki bukan tempat yang baik untuk pulang, melainkan cukup menjadi tempat untuk menghabiskan masa liburan.
Lebih jauh lagi, secara khusus para Jerman-Turki juga telah terbiasa hidup dengan sistem yang terorganisir, misalnya dalam hal keamanan berkendara dan ketepatan waktu. Sistem tersebut tentu berbeda dengan yang terjadi di Turki, sehingga mereka merasakan sesuatu yang mengganggu ketika mengalami sesuatu yang tidak sesuai dengan sistem mereka sebelumnya. Para Jerman-Turki juga cukup objektif dalam memberikan penilaian kepada kedua negara. Mengacu pada keuntungan dan kerugian terkait beberapa isu strategis seperti hak asasi manusia, demokrasi, pendidikan, toleransi, nilai-niali, dan kesempatan kerja, para Jerman-Turki lebih memilih Jerman sebagai sebagai negara tempat tinggalnya. Sementara itu, mereka tidak bisa menepis fakta bahwa mereka berada dalam hubungan transnasional antara Jerman dan Turki. Mereka tetap menjalin hubungan yang baik dengan Turki, dalam hal ini sebagai kampung halaman orang tua mereka.
== Referensi ==
|