Wanita hilang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Muhammad Afif (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Muhammad Afif (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 87:
 
==== Menurunnya jumlah wanita ====
[[Berkas:Sex_ratio_over_65_per_country_smooth_2.png|jmpl|450x450px|Rasio jenis kelamin oleh negara untuk penduduk berusia di bawahatas 1565 tahun. Warna merah merupakan negara-negara yang memiliki penduduk mayoritas perempuan, sedangkan warna biru merupakan negara-negara yang memiliki penduduk laki-laki.]]
Menurut model konflik kooperatif Sen,<ref name="Model">{{Cite journal|last=Sen|first=Amartya|year=1987|title=Gender and cooperative conflicts.|journal=Helsinki: World Institute for Development Economics Research}}</ref> hubungan dalam rumah tangga dicirikan oleh kerjasama dan konflik: kerja sama dalam penambahan sumber daya dan konflik dalam pembagian sumber daya di antara rumah tangga. Proses intra-rumah tangga ini dipengaruhi oleh persepsi kepentingan, kontribusi dan kesejahteraan seseorang.
 
Baris 93:
 
==== Hilangnya anak-anak perempuan ====
[[Berkas:Sex_ratio_below_15_per_country_smooth_2.png|jmpl|450x450px|Rasio jenis kelamin oleh negara untuk penduduk berusia di bawah 15 tahun. MerahWarna merah mewakili lebih banyak perempuan, Warna biru mewakili lebih banyak laki-laki daripada rata-rata dunia 1.06 laki-laki/perempuan.]]
Sen menyarankan bahwa di daerah dengan proporsi wanita hilang yang tinggi, perawatan dan gizi pada anak perempuan selalu berhubungan dengan pandangan masyarakat. Orang tua, bahkan ibu, sering menghindari anak perempuan karena budaya patriarki tradisional di negara-negara dimana penghapusan perempuan berlangsung. Anak laki-laki lebih dihargai di daerah ini karena mereka dipandang memiliki masa depan yang produktif secara ekonomi sedangkan perempuan tidak. Seiring bertambahnya usia orangtua, mereka dapat mengharapkan lebih banyak bantuan dan dukungan dari putra mereka daripada anak perempuan. Bahkan jika anak perempuandididik dan menghasilkan pendapatan yang signifikan, mereka tetap memiliki kemampuan terbatas untuk berinteraksi dengan keluarga mereka. Wanita juga seringkali tidak mendapatkan warisan.
 
Baris 140:
Secara keseluruhan, pelaporan dan perdagangan mungkin terlalu kecil untuk memperhitungkan jumlah mengejutkan dari wanita hilang di Asia Tenggara dan Afrika sub-Sahara meskipun hal ini mungkin saja terkait dalam berbagai faktor penyebab.
 
== Berbagai efek yang muncul ==
== Akibat ==
Beberapa penelitian juga mencatat bahwa pada pertengahan 1990-an, tren sebaliknya terjadi di wilayah Asia dimana rasio laki-laki terhadap perempuan pada awalnya tinggi. Namun perlahan jumlah perbandingan laki-laki menurun terhadap perempuan. Hal ini sejalan dengan penelitian Das Gupta.
 
Baris 148:
Dengan pertumbuhan pendapatan per kapita yang tinggi di banyak bagian di India dan China selama akhir 1990an dan 2000an, rasio laki-laki / perempuan telah mulai beralih ke tingkat "normal".<ref>{{Cite journal|last=Dyson|first=Tim|year=2001|title=The Preliminary Demography of the 2001 Census of India|journal=Population and Development Review|volume=27|issue=2|pages=341&ndash;356|doi=10.1111/j.1728-4457.2001.00341.x}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Klasen|first=Stephan|last2=Wink|first2=Claudia|year=2002|title=A Turning Point in Gender Bias in Mortality? an update on the number of missing women|journal=Population and Development Review|volume=28|issue=2|pages=285&ndash;312|doi=10.1111/j.1728-4457.2002.00285.x}}</ref> Namun, untuk India dan China, ini tampaknya disebabkan oleh penurunan tingkat kematian perempuan dewasa, relatif terhadap orang dewasa laki-laki, dan bukan perubahan rasio jenis kelamin di antara anak-anak dan bayi yang baru lahir.
 
Secara umum, kondisi ini berarti meluasnya perampasan wanita di Asia Timur dan Selatan. Menurut Nussbaum's Capabilities Approach, karena jutaan perempuan didiskriminasikan mereka seperti kehilangan kemampuan penting mereka antara lain kehidupan, kesehatan tubuh dan integritas tubuh. Menurut kerangka kerja ini, kebijakan harus berfokus pada peningkatan kemampuan perempuan bahkan dengan biaya untukharus mengubah tradisi lama yang dipegang teguh.<ref name="nussbaum">{{Cite journal|last=Nussbaum|first=Martha|year=1999|title=Women and equality: the capabilities approach.|url=http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1564-913X.1999.tb00386.x/pdf|journal=International Labour Review|series=3|volume=138|pages=227–245|doi=10.1111/j.1564-913X.1999.tb00386.x}}</ref>
 
=== Pengantin yang hilang ===
Beberapa telahorang berspekulasi bahwa perbedaan dalam rasio jenis kelamin dapat mempengaruhi pernikahan pasar perkawinan sedemikian rupa sehingga dapatbisa mengubah air pasang dariarus perempuan yang hilang..<ref name="brides">{{Cite journal|last=d'Albis|first=Hippolyte|last2=David De La Croix|year=2012|title=Missing daughters, missing brides?.|journal=Economics Letters|series=3|volume=116|pages=358–360|doi=10.1016/j.econlet.2012.03.032}}</ref> David De La Croix dan Hippolyte d'albis dikembangkan Pengantinmengembangkan HilangMissing Bride IndeksIndex dan model matematika yang menunjukkan bahwa dariseiring waktu keberjalannya waktu, seperti yangkeluarga-keluarga kaya dan keluargamakmur kaya melanjutkan untukterus menggugurkan bayi perempuan dan membesarkan anak laki-laki. danMereka kurangberanggapan dari keluarga kayabahwa memiliki anak perempuan, lebih banyak anak laki-laki akan lebihmembuat makmurmereka danlebih prospekkaya bagilagi perempuan untuk menikah akan meningkat. Mereka memprediksi bahwa prospek untuk anak perempuan di pasar pernikahan dapat menjadi sangat menguntungkan bahwa bearing anak-anak perempuan dapat dilihat sebagai positif daripadake negatifdepannya.<ref>{{Cite journal|last=Kaur|first=Ravinder|year=2008|title=Missing women and brides from faraway: Social consequences of the skewed sex ratio in India.|journal=AAS (Austrian Academy of Sciences) Working Papers in Social Anthropology, Approbated|pages=1–13}}</ref>
 
=== KelebihanMeningkatnya rasio laki-laki ===
Sejak munculnya seks-aborsi selektif aborsiseks melalui prosedur [[Ultrasonik|usg]] dan prosedur medis lainnya di tahun 1980-an, diskriminasi gender yang telah menyebabkan "perempuanwanita yang hilang" telah secara bersamaan yang dihasilkanmenghasilkan kohort kelebihan laki-lakipria. Banyak yang berspekulasimenduga bahwa kelompok inipria kelebihanberlebih laki-lakiini akan menyebabkan gangguan sosial seperti [[Pidana|kejahatan]] dan perilaku seksual yang abnormaltidak normal tanpa kesempatan untuk menikah. Dalam sebuah studi tahun 2011, Hesketh ditemukanmenemukan tingkat [[Pidana|kejahatan]] tarif tidak berbeda secara signifikan dari areadaerah dengan populasi yang lebih tinggi dari kelebihan laki-laki yang berlebihan. DiaHesketh menemukan bahwa alihorang-alih menjadi rentan terhadap agresiorang ini laki-laki lebih mungkin untukcenderung merasa terbuang dan menderita darikarena perasaan kegagalangagal, kesepian dan terkait masalah psikologis yang terkait.<ref name="Hesketh">{{Cite journal|last=Hesketh|first=Therese|date=2011|title=Selecting sex: The effect of preferring sons.|journal=Early human development|volume=87|issue=11|pages=759–761|doi=10.1016/j.earlhumdev.2011.08.016}}</ref> orangUntuk Lainmengatasi menggunakandisparitas [[emigrasi]]rasio kejenis negara-negarakelamin lainyang sepertimengalami Amerikakelainan serikatini, Hesketh merekomendasikan kebijakan pemerintah untuk melakukan intervensi dengan melakukan aborsi selektif jenis kelamin ilegal dan mempromosikan kesadaran untuk ataumelawan Rusiaparadigma sebagaipreferensi solusianak.
 
Untuk memerangi pelarian seks-rasio kesenjangan, Hesketh merekomendasikan kebijakan pemerintah untuk campur tangan dengan membuat seks selektif aborsi ilegal dan mempromosikan kesadaran untuk melawan anak preferensi paradigma.
 
=== Efek lain ===
Berbagai perkembangan yang terjadi di [[Korea Selatan]] yang pada awal 1990-an memiliki salah satu yang tertinggirasio laki-laki untukdan perempuan rasiotertinggi di dunia. Pada tahun 2007 namun, Korea Selatan, laki-lakimemiliki untukrasio perempuanpria rasioterhadap wanita yang sebanding dengan yang ditemukan di Eropa Barat, ASAmerika Serikat dan [[Afrika Sub-Sahara|Afrika sub-Sahara]].
 
Perkembangan ini ditandai dewasa rasio serta rasio antara kelahiran baru. Menurut Chung dan Das Gupta pesatnya pertumbuhan ekonomi yang pesat dan pembangunan di Korea Selatan telah menyebabkan perubahan besar dalam sikap sosial dan mengurangi preferensi untuk anak laki-anaklaki.<ref>{{Cite journal|last=Chung|first=Woojin|last2=Das Gupta|first2=Monica|year=2007|title=The Decline of Son Preference in South Korea: the roles of development and public policy|journal=Population and Development Review|volume=33|issue=4|pages=757&ndash;783|doi=10.1111/j.1728-4457.2007.00196.x}}</ref> Das Gupta, Chung, dan Shuzhuo menyimpulkan bahwa itu adalahada kemungkinan bahwa CinaChina dan India akan mengalami perbaikan serupa pembalikan dalam tren menuju normalterhadap rasio jenis kelamin dinormal dalam masawaktu depandekat jika mereka pembangunanperkembangan ekonomi mereka yang cepat, dikombinasikan dengan kebijakan yang berusaha untuk mempromosikan kesetaraan gender, terus berlanjut.<ref>{{Cite journal|last=Das Gupta|first=Monica|last2=Chung, Woojin|last3=Shuzhuo, Li|date=February 2009|title=Is There an Incipient Turnaround in Asia's 'Missing Girls' Phenomenon?|journal=World Bank Policy Research Working Paper|volume=4846|doi=10.1596/1813-9450-4846|ssrn=1354952}}</ref> pembalikanPembalikan Iniini telah ditafsirkan sebagai fase terbaru dari siklus yang lebih kompleks siklus yang disebut "transisi rasio jenis kelamin transisi.".<ref>{{Cite journal|last=Guilmoto|first=Christophe Z.|year=2009|title=The Sex Ratio Transition in Asia|url=http://www.ceped.org/biblio/files/guilmoto/2009/95_Guilmoto2009.pdf|journal=CEPED Working Paper|volume=5|access-date=2009-11-19}}</ref>
 
== Solusi dan kebijakan ==
Solusi kebijakanuntuk yangpermasalahan ini rumitdiperumit oleh faktakenyataan bahwa pola "perempuan yangwanita hilang" yang tidak seragamsama di semuasetiap bagian dari negara-negara berkembang. StudiPenelitian menemukan variasi yang besar antara perempuanwanita yang hilang.<ref>{{Cite web|url=http://www.nybooks.com/articles/1990/12/20/more-than-100-million-women-are-missing/|title=More Than 100 Million Women Are Missing|last=Sen|first=Amartya|date=20 December 1990|website=The New York Review|access-date=21 April 2016}}</ref> sebagai contohMisalnya, ada sebuah "kelebihan" perempuan di Afrika Sub-Sahara Afrika daripada defisit: rasio perempuan terhadap laki-laki adalah 1.,02. Di sisi lain, ada tidak proporsionalsejumlah besar jumlah perempuan yang"wanita hilang" di India dan China tidak proporsional. PenelitiPara peneliti berpendapat bahwa prevalensi "perempuan yangwanita hilang" iniseringkali sering terkaitdikaitkan dengan budaya masyarakat dan sejarah, danmasyarakat. sebagai hasilnya, itu adalahAkibatnya sulit untuk membuatmenciptakan solusi kebijakan yang luas solusi. Misalnya, Jafri berpendapat bahwa degradasi dariperempuan wanita untukke posisi inferior dalam masyarakat Muslim melanggengkanmelestarikan isu "perempuan yang hilang" masalah.<ref>Jafri, S. M. (2007). Missing Women: Trends, Protraction and Economic Development in Muslim Countries. Pakistan Horizon, 60(4), 1-25.</ref> Di sisi lain, ada bukti yang menunjukkan bahwa bahkan padadi abad xvikeenam melaluibelas hingga abad kesembilan belas abad, negara-negara Eropa Barat tidak menghadapi rasio seks seperti yang miringtinggi seperti yang kitaterjadi lihat hari inisekarang di berbagai negara berkembang.<ref>Lynch, K. A. (2011). Why weren't (many) European women ‘missing’?. The History of the Family,16(3), 250-266.</ref> Bahkan di antara India dan Bangladesh, dua negara dengan tingkat pendidikan dan jenisperbedaan kelamingender perbedaanyang sama harisaat ini, ada perbedaan dalampada wanitaperempuan yang hilang:. langkah-langkahTindakan yang sama untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan di Bangladesh melakukanIndia jauh lebih buruk didibandingkan IndiaBangladesh.<ref name=":3">{{cite journal|last1=Kabeer|first1=N.|last2=Huq|first2=L.|last3=Mahmud|first3=S.|year=2014|title=Diverging stories of "missing women" in South Asia: Is son preference weakening in Bangladesh?|url=|journal=Feminist Economics|volume=20|issue=4|pages=138–163|doi=10.1080/13545701.2013.857423}}</ref> Kabeer berpendapat bahwa hal ini terjadi karenadisebabkan India adalah stratified olehmemiliki kasta sosial, sementarasedangkan Bangladesh lebih homogen;. sebagai akibatnyaAkibatnya, ide-idegagasan progresif seperti meningkatkan kesejahteraan perempuan dapat lebih mudah melakukantersebar sosialisasiluas di Bangladesh.
 
=== Pendidikan ===
Temuan dari Sensus India pada tahun 2001 menunjukkan bahwa perempuan meningkat tingkatpeningkatan pendidikan yangperempuan dikaitkanberkaitan dengan kenaikan perempuanrasio jenis kelamin wanita-ke-laki-laki sex ratio ofdi India. Demikian pula, penelitian Dito penelitian di Ethiopia menunjukkan bahwa dalam sebuah keluarga di mana perempuan yangwanita berpendidikan tinggi, memiliki banyak saudara, laki-laki dan menutupsudah didekat usiadengan kesuami suamimereka, wanita cenderung lebih baik-offkaya, yangmenyebabkan mengarahjumlah kewanita jumlahhilang yang lebih rendah dari perempuan yang hilang.<ref>{{Cite journal|last=Dito|first=B. B.|year=2015|title=Women's Intrahousehold Decision-Making Power and Their Health Status: Evidence from Rural Ethiopia|journal=Feminist Economics|volume=21|issue=3|pages=168–190|doi=10.1080/13545701.2015.1007073}}</ref> denganDengan Demikiandemikian, di beberapa negara, meningkatkanpeningkatan akses terhadap pendidikan telahdi beberapa negara cukup membantu.
 
Di sisi lain, kemudian studipenelitian di India menunjukkan bahwa peningkatan pendidikan benar-benar dapat memperburuk perempuanfenomena wanita yang hilang fenomena. MeningkatkanPeningkatan pendidikan perempuan benar-benarsebenarnya dapat meningkatkan tingkat seks-aborsi selektif aborsiseks dan dengan demikianselanjutnya meningkatkan rasio jenis kelamin laki-laki untukdan perempuan. rasioHal jenisini kelamin,disebabkan karenaorang semakindewasa terdidikberpendidikan wanitalebih dewasabaik menyadari bahwa peluangdi dimata masyarakat mereka, peluang untuk mereka anak laki-laki yang jauh lebih baik daripada kesempatan bagi anak-anak perempuan mereka. selainSelain itu, anak-anak perempuan dipandang sebagai biaya padabeban keluarga karena kurangnya kesempatan kerja, membayargaji, mas kawin, dan kemampuan mereka yang terbatas untuk memiliki lahan dan properti. Mukherjee berpendapat bahwa hal ini lebihsemakin diperparahdiperburuk oleh kenyataan bahwa meskipun lebih tinggiada pendidikan wanitaperempuan yang lebih tinggi di India, ada kelangkaan lapangan pekerjaan bagiuntuk perempuan yangwanita berpendidikan tinggi,. yangHal ini menunjukkan bahwa bahkanmeskipun denganmemiliki pendidikan tinggi, tempat perempuan di masyarakat tidak berkembang banyak berkembang..<ref name=":4">{{cite journal|last1=Mukherjee|first1=S. S.|year=2013|title=Women's empowerment and gender bias in the birth and survival of girls in urban India|url=|journal=Feminist Economics|volume=19|issue=1|pages=1–28|doi=10.1080/13545701.2012.752312}}</ref>
 
=== Peluang kerja ===
Baris 183 ⟶ 181:
== Lihat juga ==
* [[Demografi Asia]]
* Perempuan yang hilang dari Cina
* Seksisme di India
 
== Referensi ==