Teori agama: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 23:
 
== Karl Marx ==
[[Berkas:Karl Marx 001.jpg|thumbjmpl|rightka|200px|[[Karl Marx]] (1818–1883) ]]
 
Filsuf sosial [[Karl Marx]] (1818-1883) mengadakan pandangan dunia materialis ketat dan melihat ekonomi, termasuk perbedaan kelas, sebagai faktor yang menentukan masyarakat. Dia melihat pikiran manusia dan kesadaran manusia sebagai bagian dari materi.<ref name="Kunin, page">Kunin, page ?</ref> Menurut Marx, dinamika masyarakat yang dipicu oleh ekonomi, sesuai dengan konsep tesis Hegelian, anti-tesis, dan synthese <ref name="Kunin">Kunin</ref> kesadaran palsu adalah istilah yang digunakan oleh Marx 'kolaborator [[Friedrich Engels]] (1820-1895), bukan oleh Marx <ref name="Kunin, page"/> Dia melihat. agama yang berasal dari keterasingan dan membantu kegigihan dalam mengatasi keterasingan. [14] Ia melihat agama mendukung sebagai status quo, dalam korespondensi dengan mengatakan dalam istilah terkenalnya bahwa agama adalah candu bagi rakyat. Pandangan ini bertentangan namun dengan adanya kelompok agama tertentu, seperti teologi pembebasan.<ref name="Kunin, page"/><ref name="Kunin, page"/> Marx melihat agama sebagai sumber kebahagiaan, meskipun ilusi dan sementara, atau setidaknya sumber penghiburan.<ref name="Kunin, page"/> Marx melihat agama sebagai bagian yang tidak perlu dari kebudayaan manusia.<ref name="Kunin, page"/> Pernyataan ini menjadi terbatas, namun, untuk analisisnya mengenai hubungan historis antara budaya Eropa, lembaga-lembaga politik, dan tradisi agama Kristen mereka.
Baris 41:
 
== Émile Durkheim dan fungsionalisme ==
[[Berkas:Emile Durkheim.jpg|thumbjmpl|rightka|200px|[[Émile Durkheim]] (1858–1917)]]
Fungsionalisme dapat dilihat "sebagai pendekatan fungsionalisme umum menjelaskan keberadaan lembaga-lembaga sosial seperti agama dalam hal kebutuhan bahwa lembaga-lembaga akan bertemu dalam masyarakat."<ref name="Christiano, Swatos, Kivisto 2008 37"/> Pendukung utama teori ini , [[Émile Durkheim]] ( 1858-1917 ) melihat konsep sakral sebagai ciri khas dari agama, bukan iman dalam supernatural.<ref>Pals, page 99</ref> Ia melihat agama sebagai refleksi dari kepedulian terhadap masyarakat. Dia mendasarkan pandangannya pada penelitian terbaru tentang [[totemisme]] antara suku [[aborigin]] Australia. Dengan totemisme ia berarti bahwa masing-masing klan memiliki banyak objek yang berbeda, tanaman, atau hewan yang mereka anggap suci dan yang melambangkan klan. Durkheim melihat totemisme sebagai bentuk asli dan sederhana dari agama.<ref>Pals, page 102</ref> Menurut Durkheim, analisis bentuk sederhana ini, agama bisa memberikan pola bangunan untuk agama yang lebih kompleks. Dia menegaskan bahwa moralisme tidak dapat dipisahkan dari agama. Suci yaitu agama memperkuat kepentingan kelompok yang sangat sering bentrok dengan kepentingan individu. Durkheim berpandangan bahwa fungsi agama adalah kelompok kohesi yang sering dilakukan lewat menghadiri ritual kolektif. Dia menegaskan bahwa pertemuan kelompok ini disediakan khusus lewat jenis energi, yang disebut gelembung, yang membuat anggota kelompok kehilangan individualitas mereka dan merasa bersatu dengan dewa-dewa dan dengan demikian dengan kelompok juga.<ref>Kunin, pp. 20-21</ref> Berbeda dari Tylor dan Frazer, ia melihat sihir bukan sebagai agama, tetapi sebagai instrumen individu untuk mencapai sesuatu.