Tom Tykwer: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Menghapus dari Orang hidup; perubahan kosmetika
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 20:
Tykwer lahir di [[Wuppertal]], [[Jerman Barat]]. Mulai menggembari film sejak usia muda dengan membikin film amatir ''Super 8, ''pada'' ''usia'' ''sebelas tahun. Setelah lulus sekolah menengah, dia pindah ke [[Berlin]] untuk bekerja. Tahun 1987, saat usianya 22 tahun, dia menjadi programmer di Moviemento kemudian berkenalan dengan beberapa sutradara film dari Jerman.<ref>[http://www.tomtykwer.com/Biography Biography] at Tomtykwer.com</ref>
 
Di Berlin, Tykwer bersahabat dekat dengan [[sineas]] Rosa von Praunheim, yang banyak memberikan dorongan berkarya, menulis cerita, dan berbagai pengalaman. Karya filmnya, ''Because'' (1990), pernah diputar pada perhelatan Hof Film Festival<ref>{{Templat:Cite web|url = http://www.hofer-filmtage.de/|title = Hof Film Festival|website = Hofer-filmtage.de|date = |accessdate = 2012-03-12}}</ref> dan cukup mendapatkan sambutan dari pemirsa, yang akhirnya menginspirasi Tykwer untuk melanjutkan proses kreatifnya di dunia perfilman. Dia membuat [[Film pendek|film pendek k]]<nowiki/>e-dua, ''Epilog'' (1992). Selain menyutradarai, Tykwer menulis sendiri [[Skenario|skenarionyaskenario]]nya. ''Deadly Maria'' adalah filmnya yang pernah ditayangkan di televisi Jerman.
 
Tahun 1994, Tykwer mendirikan perusahaan rumah produksi X Filme Creative Pool bersama Stefan Arndt, Wolfgang Becker, dan Dani Levy. Tykwer dan Becker menulis skenario untuk film ''Life Is All You Get,'' sembari mengerjakan film berikutnya, ''Winter Sleepers'' (1997), sebuah prduksi film yang lebih kompleks dibanding ''Deadly Maria''. ''Winter Sleepers'' disodorkan oleh Tykwer kepada beberapa sineas Jerman dan festival film karena kesulitan pembiayaan. <div>''Run Lola Run'' (1998), menjadi film tersukses yang pernah digarapnya, tercatat menghasilkan $7 million di box office Amerika Serikat dan melambungkan namanya di dunia perfilman internasional.. Sementara ''Run Lola Run'' meraup kesuksesan, Tykwer melanjutkan proses produksi untuk film selanjutnya, ''The Princess and the Warrior'', yang mengambil gambar di Wuppertal. Film ini mengangkat kisah cinta antara perawat dan pensiunan tentara.</div>