Sensitivitas pengolahan sensorik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Anatolia.kr (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes
Baris 15:
Orang-orang dengan SPS yang tinggi menyatakan bahwa mereka mempunyai respon yang sangat tinggi terhadap rangsangan seperti rasa sakit, rasa lapar, dan suara bising.<ref name=":3" /> Berdasarkan penelitian Boterberg ''dkk.'', masing-masing individu dengan SPS yang sangat tinggi tersebut percaya bahwa mereka mudah terstimulasi secara berlebihan oleh adanya rangsangan eksternal karena mereka mempunyai ambang batas perseptual yang lebih rendah dan mengolah rangsangan kognitif secara lebih mendalam dibanding sebagian besar orang lainnya.<ref name=":1" /> Pengolahan rangsangan secara lebih mendalam ini dapat berakibat pada peningkatan waktu reaksi karena lebih banyak waktu yang dihabiskan untuk merespons isyarat yang ada di lingkungan, dan dapat juga berakibat pada munculnya perilaku hati-hati dan mengambil tindakan dengan risiko yang rendah.<ref name=":1" />
 
Skala HSP yang mula-mula di awal pembuatannya pada tahun 1997 merupakan sebuah kuesioner yang didesain untuk mengukur SPS dengan skala satu dimensi, dalam perkembangannya terurai menjadi dua,<ref>{{Cite journal|last=Evans|first=David E.|last2=Rothbart|first2=Mary K.|title=Temperamental sensitivity: Two constructs or one?|url=http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0191886907002723|journal=Personality and Individual Differences|volume=44|issue=1|pages=108–118|doi=10.1016/j.paid.2007.07.016}}</ref><ref>Boterberg ''et al.'' (2016): overreaction to stimuli (OS) and depth of processing (DP).</ref> tiga,<ref>Smolewska ''et al.'' (2006): Aesthetic Sensitivity (AES, having greater awareness of beauty), Low Sensory Threshold (LST, easily unpleasantly aroused by external stimuli), and Ease of Excitation (EOE, easily overwhelmed by stimuli); results showing the (unidimensional) HSP Scale was "a valid and reliable measure of the construct of SPS"). Liss ''et al.'' (2008).</ref> atau empat<ref>Per Boterberg ''et al.'' (2016), a "theoretical redefinition" by E. Aron, ''Psychotherapy and the Highly Sensitive Person'' (2010): "DOES" acronym: Depth of processing, Overstimulation, Emotional intensity, Sensory sensitivity.</ref> faktor atau sub-skala.<ref name=":1" /> Hampir semua skala tersebut dihubungkan dengan sesuatu yang secara tradisional diterima sebagai hasil psikologi yang negatif,<ref name=":0" /><ref name=":1" /> termasuk tingkat stress yang tinggi; mudah mengalami kewalahan; meningkatnya laju depresi, rasa cemas, dan gejala autisme; masalah tidur; dan masalah kesehatan fisik lainnya;<ref name=":1" /> [[Model tegangan diathesis]] [[Diathesis-stress model|(''diathesis-stress model'']]) berfokus untuk meningkatkan tingkat kerentanan terhadap pengaruh negatif.<ref name=":5" /> Sementara [[teori kerentanan diferensial]] (''differential susceptibility theory-''DST),<ref name=":5" /><ref name=":6" /> [[sensitivitas biologis terhadap teori konteks]] (''biological sensitivity to context theory''-BSCT),<ref name=":7" /> dan sensitivitas pengolahan sensorik (''sensory processing sensitivity''-SPS)<ref name="Ellis 7–28">{{Cite journal|last=Ellis|first=Bruce J.|last2=Boyce|first2=W. Thomas|last3=Belsky|first3=Jay|last4=Bakermans-Kranenburg|first4=Marian J.|last5=Ijzendoorn|first5=Marinus H. van|date=2011/02|title=Differential susceptibility to the environment: An evolutionary–neurodevelopmental theory|url=https://www.cambridge.org/core/journals/development-and-psychopathology/article/differential-susceptibility-to-the-environment-an-evolutionaryneurodevelopmental-theory/721733A3D8F132B483E69DD1DA4255B2|journal=Development and Psychopathology|volume=23|issue=1|pages=7–28|doi=10.1017/s0954579410000611|issn=1469-2198}}</ref> menganjurkan untuk meningkatkan plastisitas (responsif) terhadap kedua pengaruh, pengaruh positif and negatif; dan [[konsep sensitivitas yang menguntungkan]] (''vantage sensitivity''-VS) menekankan peningkatan responsif terhadap pengalaman/hasil yang positif.<ref name=":8" /><ref>{{Cite journal|lastname="Ellis|first=Bruce J.|last2=Boyce|first2=W. Thomas|last3=Belsky|first3=Jay|last4=Bakermans-Kranenburg|first4=Marian J.|last5=Ijzendoorn|first5=Marinus H. van|date=2011/02|title=Differential susceptibility to the environment: An evolutionary–neurodevelopmental theory|url=https://www.cambridge.org/core/journals/development-and-psychopathology/article/differential-susceptibility-to-the-environment-an-evolutionaryneurodevelopmental-theory/721733A3D8F132B483E69DD1DA4255B2|journal=Development and Psychopathology|volume=23|issue=1|pages=7–28|doi=10.1017"/s0954579410000611|issn=1469-2198}}</ref> ''Smolewska'' ''dkk''. (2006) mengatakan bahwa dalam penelitian yang dilakukannya, hasil yang positif lebih banyak didapat dari individu dengan sensitivitas [[estetis]] yang tinggi, yang cenderung mengalami peningkatan emosi positif dalam menghadapi rangsangan yang datang dan biasanya mempunyai nilai yang tinggi dalam segi keterbukaan pada [[model lima faktor besar]] (''[[Big Five factors model|]]''Big Five factors model'']]).<ref>{{Cite journal|last=Smolewska|first=Kathy A.|last2=McCabe|first2=Scott B.|last3=Woody|first3=Erik Z.|title=A psychometric evaluation of the Highly Sensitive Person Scale: The components of sensory-processing sensitivity and their relation to the BIS/BAS and “Big Five”|url=http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0191886905003909|journal=Personality and Individual Differences|volume=40|issue=6|pages=1269–1279|doi=10.1016/j.paid.2005.09.022}}</ref>
 
Penelitian di bidang biologi evolusioner membuktikan bahwa ciri SPS dapat teramati, dalam berbagai istilah, pada lebih dari seratus spesies bukan manusia.<ref name=":1" /><ref name=":2" /> Aron menambahkan bahwa ciri SPS tersebut berarti mencakup pula apa yang dideskripsikan oleh psikolog kepribadian dengan menggunakan berbagai nama.<ref>Paraphrasing Aron and citing Wolf re different names for same or equivalent concepts: