Hari Rizal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes
Baris 29:
== Hari Rizal dalam sejarah ==
 
Pada pidatonya pada hari Rizal tanggal 30 Desember 1937, Presiden [[Manuel L. Quezon]] mendeklarasikan untuk mengadopsi bahasa [[Tagalog]] sebagai bahasa nasional melalui Undang-Undang Persemakmuran No. 184. Pada masa pendudukan Jepang selama perang dunia II, acara peringatan hari Rizal dihadiri oleh [[Benigno Aquino, Sr.]], dan Presiden [[Jose P. Laurel|José P. Laurel]] termasuk pembacaan puisi terakhir Rizal, ''[[Mi último adiós|]]''Mi último adiós'']] dalam bahasa Jepang dan pelantikan [[KALIBAPI]].
 
Mulai tahun 1936, hari Rizal juga merupakan hari pelantikan presiden berikutnya. Menurut sejarawan [[Manuel L. Quezon III]]<ref>{{cite news|url=http://www.gmanews.tv/100days/story/194762/a-brief-history-of-presidential-inaugurations |title=A brief history of presidential inaugurations |first=Kimberly Jane |last=Tan |work=GMANews.TV |date=June 29, 2010 |accessdate=January 20, 2011}}</ref>, Presiden biasanya memilih panggung kemerdekaan (sekarang dikenal dengan panggung Quirino) sebagai tenpat pelantikan karena tempat itu menghadap langsung dengan tempat dimana Rizal dikuburkan, dan juga tempat perayaan kemerdekaan pada 1946. Dalam pelantikan [[Ramon Magsaysay]] setelah memenangkan pemilihan presiden pada tahun 1953, terdapat 300.000 sampai 500.000 orang yang menghadiri acara. Dengan persetujuan konstitusi tahun 1973, hari pelantikan diganti menjadi 30 Juni.