Teori bentuk: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 4:
 
== Bentuk ==
Arti dari istilah {{lang|grc|εἶδος}} (''eidos''), "bentuk yang terlihat", dan istilah terkait μορφή (''morphē''), "bentuk",<ref>Mungkin seakar dengan kata dalam bahasa Sanskerta ''bráhman''. Lihat Thieme (1952): ''Bráhman'', ZDMG, vol. 102, p. 128.{{cite web |url=http://menadoc.bibliothek.uni-halle.de/dmg/periodical/titleinfo/93820|title=ZDMG online}}.</ref> dan φαινόμενα (''phainomena''), "penampilan", dari φαίνω (''phainō''), "bersinar", kata dalam bahasa Indo-Eropa *''bhā''-,<ref>{{cite web|url=http://www.bartleby.com/61/roots/IE36.html |title=*bhā-|year=2000|work=American Heritage Dictionary: Fourth Edition: Appendix I}}</ref> tetap stabil selama berabad-abad hingga awal filsafat, ketika mereka menjadi samar-samar, memperoleh tambahan berupa makna-makna filosofis. Para [[Filsafat pra-Sokrates|filsuf pra-SokratesSocrates]], dimulai dengan [[Thales]], mencatat bahwa penampilan berubah, dan mulai bertanya apa hal yang berubah "benar-benar". Jawabannya adalah substansi, yang berada di bawah perubahan itu dan merupakan sesuatu yang benar-benar ada yang terlihat. Status penampilan sekarang menjadi pertanyaan. Apa sesungguhnya bentuk itu dan bagaimana bentuk terkait dengan substansi?
 
Dengan demikian, lahirlah teori materi dan bentuk (sekarang disebut [[hylemorfisme]]). Dimulai dengan setidaknya Plato dan mungkin embrio-embrio beberapa filsuf pra-SokratesSocrates, bentuk dianggap sebagai berada "di dalam" sesuatu yang lain, yang oleh Plato disebut alami (''physis''). Seperti "kayu" yang diukir,<ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=nxoyBcpUuEsC&pg=PA725|title=A Lexicon Abridged From Liddell & Scott's Greek-English Lexicon|last=Liddell|first=H.G.|last2=Scott|first2=R.|last3=Whiton|first3=J.M.|publisher=Harper|year=1891|page=725}}</ref> ὕλη (''hyle'') dalam [[bahasa Yunani]], berhubungan dengan ''materia'' dalam [[bahasa Latin]], asal kata dari kata bahasa Inggris "matter",<ref>{{cite web|url=http://www.bartleby.com/61/51/M0155100.html|title=matter|year=2000|work=American Heritage Dictionary: Fourth Edition}}</ref> yang dibentuk dengan menerima (atau berubah) bentuk.
 
Bentuk diuraikan dalam dialog-dialog dan pidato umum Plato bahwa setiap objek atau kualitas dalam realitas memiliki suatu bentuk: anjing, manusia, pegunungan, warna, keberanian, cinta, dan kebaikan. Bentuk adalah jawaban dari pertanyaan, "Apa itu?" Plato akan melanjutkan dan bertanya apa Bentuk itu sendiri. Ia berpikir bahwa benda itu pada dasarnya atau "sesungguhnya" adalah Bentuk dan bahwa fenomena itu hanya bayangan yang meniru Bentuk; bahwa, penggambaran sesaat dari Bentuk berbeda-beda sesuai keadaannya. Masalah universalnya – bagaimana suatu hal yang umum menjadi banyak hal yang khusus – terselesaikan dengan menganggap bahwa Bentuk adalah suatu hal tunggal yang berbeda, tetapi Bentuk menimbulkan representasi jamak dari dirinya sendiri dalam benda-benda tertentu. Sebagai contoh, Parmenides menyatakan, "Atau, sekali lagi, jika seseorang menunjukkan bahwa semua adalah satu dengan mengambil satu, dan pada saat yang sama banyak dengan mengambil banyak, itu akan sangat menakjubkan. Tetapi jika ia menunjukkan padaku bahwa satu yang absolut itu banyak, atau banyak yang absolut itu satu, saya akan benar-benar kagum."<ref name="Parmenides">{{cite book |title=[[Parmenides]]}}</ref><sup>:p129</sup><div class="cx-overlay"><div class="cx-spinner"><div class="bounce1"></div><div class="bounce2"></div><div class="bounce3"></div></div></div> Materi sendiri dianggap khusus. Bagi Plato, bentuk-bentuk, seperti kecantikan, lebih nyata daripada benda-benda yang meniru mereka. Meskipun bentuk itu abadi dan tidak berubah, hal-hal fisik secara konstan mengalami perubahan keberadaan. Saat bentuk adalah kesempurnaan yang belum terkualifikasi, hal-hal fisik telah terkualifikasi dan terkondisi.<ref name="Devotional">{{cite book |last1=Kidder |first1=David S. |last2=Oppenheim |first2=Noah D. |year=2006 |title=The Intellectual Devotional |page=27 |publisher=Borders Group, Inc |isbn=978-1-60961-205-4}}</ref>
 
Bentuk adalah esensi dari berbagai benda: mereka adalah yang tanpa hal itu tidak akan diketahui jenis apa itu. Misalnya, ada meja-meja yang tak terhitung jumlahnya di dunia tapi Bentuk meja adalah intinya; itu adalah esensi dari mereka seluruhnya.<ref>''[//en.wiki-indonesia.club/wiki/Cratylus_(dialogue) Cratylus]'' 389: "Untuk yang dilakukan setiap pandai besi, meskipun ia mungkin membuat alat yang sama untuk tujuan yang sama, membuat mereka semua dari besi yang sama. Bentuknya pasti sama, tapi materinya mungkin berbeda...."</ref> SokratesSocrates Plato menyatakan bahwa dunia Bentuk adalah transenden ke dunia kita sendiri (dunia substansi-substansi) dan juga merupakan dasar penting dari realitas. Superordinat atas materi, Bentuk adalah yang paling murni dari semua hal. Selain itu, ia percaya bahwa pengetahuan/kecerdasan sejati adalah kemampuan untuk memahami dunia Bentuk dengan pikiran seseorang.<ref>Sebagai contoh, ''[//en.wiki-indonesia.club/wiki/Theaetetus_(dialogue) Theaetetus]'' 185d–e: "...pikiran itu sendiri adalah alatnya sendiri untuk memikirkan istilah yang sesuai untuk seluruhnya." "Istilah yang sesuai" di sini merujuk pada ''eksistensi, ketidakadaan, kemiripan, ketidakmiripan, kesamaan, perbedaan, kesatuan'' dan ''angka''.</ref>
 
Bentuk itu ''aspasial'' (transenden ke ruang) dan ''atemporal'' (transenden ke waktu). Atemporal berarti bahwa Bentuk tidak ada dalam periode waktu tertentu, tetapi Bentuk memberikan dasar formal untuk waktu. Oleh karena itu secara resmi memberikan dasar awal, keberlangsungan, dan akhir. Bentuk itu tidak kekal dalam arti ada selamanya, atau fana, memiliki keterbatasan durasi. Bentuk itu sama sekali transenden ke waktu.<ref>Penciptaan alam semesta adalah penciptaan waktu: "Untuk di sana tidak ada hari dan malam dan bulan dan tahun... tapi, ketika Ia (Tuhan) menciptakan surga, Ia juga menciptakan mereka." — ''[//en.wiki-indonesia.club/wiki/Timaeus_(dialogue) Timaeus]'', paragraph 37. Untuk penciptaan Tuhan menggunakan "pola yang tidak berubah," yang berarti "itulah abadi." — paragraph 29. Oleh karena itu "abadi" – ''to aïdion'', "yang kekal" – diterapkan pada Bentuk berarti atemporal.</ref> Bentuk itu aspatial dalam arti bahwa mereka tidak memiliki dimensi spasial, dan dengan demikian tidak memiliki orientasi dalam ruang, atau mereka (seperti titik pentingnya) tidak memiliki lokasi.<ref>Ruang menjawab pada materi, penyedia tempat dari bentuk: "... dan ada sifat ketiga (di antara Bentuk dan bentuk), yaitu ruang (chōros), dan abadi (aei "selalu", pastinya tidak atemporal), dan tidak mengakui penghancuran dan menyediakan rumah bagi semua yang tercipta... kita mengatakan bahwa semua yang ada memiliki kebutuhan akan tempat dan memiliki ruang...." — ''[//en.wiki-indonesia.club/wiki/Timaeus_(dialogue) Timaeus]'', paragraph 52. Beberapa pembaca akan mengingat bahwa menurut Aristoteles waktu dan ruang adalah bentuk-bentuk yang tidak disengaja. Plato tidak menjadikan ini berbeda dan menjadikan perhatiannya terutama pada bentuk esensial. Menurut Plato, jika waktu dan ruang dianggap sebagai bentuk, waktu menjadi atemporal dan ruang aspasial.</ref> Bentuk itu nonfisik, tetapi tidak dalam pikiran. Bentuk adalah ekstramental (yaitu nyata dalam arti kata paling sempurna).<ref>Namun demikian, ada istilah yang biasa digunakan dalam metafisika modern. Sebagai contoh, lihat {{cite book|title=Plato's Self-Corrective Development of the Concepts of Soul, Form and Immortality in Three Arguments of the Phaedo|last=Beck|first=Martha C.|publisher=Edwin Mellon Press|year=1999|isbn=0-7734-7950-3|page=148}} dan lihat {{cite book|title=How Things Persist|last=Hawley|first=Dr. Katherine|publisher=Clarendon Press|year=2001|isbn=0-19-924913-X|location=Oxford|page=Chapter 1|nopp=true}}</ref>
Baris 32:
Republik adalah imitasi yang lebih besar dari Keadilan:<ref>Paragraf 420.</ref><blockquote class="">Tujuan kami mendirikan negara ini bukan kebahagiaan yang tidak proporsional dari suatu kelas, tetapi kebahagiaan terbesar dari keseluruhan, kami pikir bahwa dalam negara yang diperintah dengan pandangan terhadap kebaikan keseluruhan, kita seharusnya menjadi paling mungkin menemukan keadilan.</blockquote>Sudah menjadi kebiasaan untuk menerima konstitusi dari pembuat hukum yang dipilih atau ditunjuk.Tetapi, di Athena, pemuat hukum ditunjuk untuk mereformasi konstitusi dari waktu ke waktu (misalnya, Draco, [[Solon]]). Berbicara tentang reformasi, Socrates menggunakan kata "membersihkan" (''diakathairountes'')<ref>Paragraf 399e baris 5.</ref> dalam arti yang sama bahwa Bentuk ada dari materi yang bersih.
 
Masyarakat yang bersih adalah masyarakat yang teratur dipimpin oleh filsuf-filsuf yang dididik oleh negara, yang mempertahankan tiga kelas bukan garis keturunan<ref>"Kelas" (''genē'') lebih menyerupai kelas ekonomi dari kota-kota Yunani sesungguhnya.</ref> sesuai kebutuhan: pedagang (termasuk pedagang dan profesional), penjaga (milisi dan polisi), dan filsuf (legislator, pengelola administrasi, dan raja filsuf). Kelas ditetapkan pada akhir pendidikan, ketika negara melembagakan individu-individu dalam pekerjaan mereka. SokratesSocrates mengharapkan kelas secara turun-temurun, tapi ia memungkinkan mobilitas menurut kemampuan alami. Kriteria untuk pemilihan oleh akademisi adalah kemampuan untuk memahami bentuk (analog dari "inteligensi") dan semangat bela diri serta kecenderungan atau bakat.
 
Pandangan Socrates pada urutan yang tepat dari masyarakat tentu saja bertentangan dengan nilai-nilai Athena pada masa itu dan pasti telah menghasilkan efek kejutan, disengaja atau tidak, menimbulkan permusuhan terhadap dirinya. Sebagai contoh, reproduksi sangat terlalu penting untuk dibiarkan di tangan individu-individu yang tidak terlatih: "... penguasaan atas perempuan dan prokreasi anak-anak ... akan... mengikuti prinsip umum bahwa teman memiliki semua hal-hal yang sama,...."<ref>Paragraf 424.</ref> Oleh karena itu, keluarga harus dihapuskan dan anak-anak, apa pun garis keturunan mereka, dibesarkan oleh mentor-mentor yang ditunjuk negara.
 
Kesehatan genetis mereka harus dipantau oleh dokter: "... ia ([[Asklepios]], seorang pahlawan budaya) tidak ingin memperpanjang kehidupan tanpa kebaikan, atau memiliki ayah-ayah lemah yang menghasilkan anak-anak yang lebih lemah. Jika seorang pria tidak mampu hidup dengan cara yang biasa, ia tidak punya usaha untuk menyembuhkannya ...."<ref>Paragraf 407.</ref> Dokter melayani untuk kesehatan lebih baik daripada menyembuhkan yang sakit: "... (Dokter) akan melayani untuk kehidupan yang lebih baik, memberikan kesehatan baik jiwa dan tubuh; tetapi yang berpenyakit dalam tubuh mereka, mereka akan pergi mati, dan jiwa-jiwa yang kosong dan tidak dapat disembuhkan, mereka akan mengakhiri diri mereka sendiri."<ref>Paragraf 410.</ref> Sejauh ini tidak ada sama sekali dalam kedokteran Yunani yang diketahui mendukung pendapat SokratesSocrates. Masih sulit untuk memastikan pandangan SokratesSocrates yang sebenarnya mengingat bahwa tidak ada karya yang ditulis sendiri oleh SokratesSocrates. Ada dua ide umum yang berkaitan dengan keyakinan dan karakter SokratesSocrates. Pertama adalah Teori Corong, yaitu para penulis menggunakan SokratesSocrates dalam dialog sebagai corong untuk mendapatkan pandangan mereka sendiri. Dan karena sebagian besar dari yang kita tahu tentang SokratesSocrates berasal dari drama, kebanyakan drama Plato diterima sebagai SokratesSocrates yang lebih akurat karena Plato adalah seorang murid langsung dari SokratesSocrates.
 
Mungkin prinsip yang paling penting adalah bahwa Baik harus berada di posisi tertinggi, sehingga citranya, negara, didahulukan di atas individu-individu dalam segala hal. Misalnya, penjaga "... harus diawasi pada setiap tingkatan usia agar kita dapat melihat apakah mereka menjaga resolusi mereka dan tidak pernah, di bawah pengaruh baik paksaan atau pesona, melupakan atau membuang kewajiban mereka kepada negara."<ref>Paragraf 412.</ref> Konsep ini mengharuskan penjaga dari penjaga. Penjaga yang sangat dipercaya tidak ada. SokratesSocrates tidak ragu untuk menghadapi isu-isu pemerintahan banyak yang kemudian banyak dikemukakan oleh para gubernur: "Kemudian jika semua orang memiliki hak istimewa untuk berbohong, penguasa-penguasa negara harusnya orang-orang itu, dan mereka ... mungkin diperbolehkan untuk berbohong untuk kebaikan masyarakat."<ref>Paragraf 389.</ref>
 
Konsepsi Plato mengenai Bentuk sebenarnya berbeda dari dialog ke dialog, dan dalam hal-hal tertentu hal ini tidak pernah dijelaskan sepenuhnya, sehingga banyak aspek dari teori ini terbuka untuk diinterpretasi. Bentuk pertama kali diperkenalkan dalam Phaedo, tetapi dalam dialog itu konsep ini hanya disebut sebagai sesuatu yang telah akrab dengan para peserta, dan teori itu sendiri tidak berkembang. Demikian pula, dalam Republik, Plato bergantung pada konsep Bentuk sebagai dasar dari banyak argumennya, tapi merasa tidak perlu untuk berdebat mengenai keabsahan teori itu sendiri atau untuk menjelaskan secara tepat mengenai Bentuk. Beberapa orang terpelajar mengemukakan pandangan bahwa Bentuk adalah paradigma, contoh sempurna tentang permodelan dunia yang tidak sempurna. Yang lain menafsirkan Bentuk sebagai universal, sehingga Bentuk Keindahan, misalnya, adalah kualitas yang dibagi oleh semua hal-hal yang indah. Plato sendiri menyadari ketidakjelasan dan inkonsistensi dalam Teori Bentuk-nya, terlihat dari kritik tajam yang ia buat sendiri dalam Parmenides.
Baris 46:
 
=== Persepsi manusia ===
Kita menyebut langit dan celana jeans dengan warna yang sama, biru. Tetapi, jelas sepasang jins dan langit tidak berwarna sama. Selain itu, panjang gelombang cahaya yang dipantulkan oleh langit pada setiap lokasi dan jutaan celana jins biru memudar terus-menerus berubah, tetapi kita memiliki konsensus dari bentuk dasar Kebiruan. Kata Plato:<ref>''[//en.wiki-indonesia.club/wiki/Cratylus_(dialogue) Cratylus]'', paragraf 440.</ref><ref>[//wiki-indonesia.club/wiki/Aristoteles Aristoteles] dalam ''Metaphysics'' Α987a.29–b.14 dan Μ1078b9–32 mengatakan bahwa Plato menyusun Bentuk untuk menjawab kelemahan dalam doktrin [//wiki-indonesia.club/wiki/Herakleitos Herakleitos], yang berpendapat bahwa tidak ada itu ada, semua dalam keadaan mengalir. Jika tidak ada itu ada, maka tidak ada dapat diketahui. Hal yang mungkin bahwa Plato mengambil pencarian SokratesSocrates atas definisi dan mengekstrapolasikannnya menjadi suatu teori metafisika yang berbeda. Sedikit yang diktetahui mengenai pandangan SokratesSocrates sendiri secara historis, tapi teori Bentuk benar-benar inovasi Plato.</ref><blockquote class="">Tetapi jika yang sangat alami dari pengetahuan berubah, pada saat perubahan itu terjadi tidak akan ada pengetahuan, dan, menurut pandangan ini, tidak akan ada yang tahu dan tidak ada yang perlu diketahui: tapi jika yang mengetahui dan yang diketahui pernah ada, dan yang indah dan yang baik dan setiap hal lain juga ada, maka saya tidak memikirkan bahwa mereka dapat menyerupai suatu proses flux, karena kami hanya sekarang mengandaikan.</blockquote>Plato percaya bahwa jauh sebelum tubuh kita ada, jiwa kita telah ada dan menghuni surga, tempat mereka berkenalan langsung dengan bentuk sendiri. Pengetahuan yang nyata, baginya, adalah pengetahuan tentang bentuk. Tapi, pengetahuan tentang bentuk tidak dapat diperoleh melalui pengalaman indrawi karena bentuk tidak di dunia fisik. Oleh karena itu, pengetahuan nyata kita mengenai bentuk pastilah memori dari awal kita berkenalan dengan bentuk-bentuk di surga. Oleh karena itu, yang tampaknya kita pelajari adalah pada kenyataannya hanya mengingat.<ref name="Devotional"/>
 
=== Kesempurnaan ===
Baris 60:
Jika universal dan kekhususan, mengatakan orang atau kebesaran, semua ada dan sama maka Bentuk bukan hanya satu tapi beberapa. Jika mereka hanya menyukai satu sama lain kemudian mereka mengandung bentuk yang sama dan lain-lainnya berbeda. Dengan demikian jika kita menganggap bahwa Bentuk dan kekhususan adalah sama, maka harus ada yang lain, atau Bentuk, orang, atau kebesaran ketiga dengan kepenguasaan yang sama. Regresi tak terbatas akan menghasilkan rangkaian orang ketiga tak terbatas. Selain itu, setiap Bentuk tidak tunggal, tetapi terdiri atas bagian yang tak terbatas, tidak ada satu pun yang merupakan Bentuk yang tepat.
 
SokratesSocrates muda (beberapa mungkin mengatakan Plato muda) tidak menyerahkan Teori Bentuk pada Orang Ketiga tapi mengambil taktik lain, bahwa tidak ada kekhususan seperti itu. Apa pun mereka, mereka "menirukan" Bentuk, yang muncul untuk menjadi keterangan. Pandangan itu memiliki kelemahan bahwa jika hanya menirukan dapat diamati, maka Bentuk yang nyata tidak dapat diketahui sama sekali dan pengamat tidak memiliki pemikiran mengenai representasi apa yang diduga direpresentasi atau bahwa mereka adalah representasi.
 
Jawaban SokratesSocrates nantinya adalah bahwa orang-orang sudah tahu Bentuk karena mereka di dunia Bentuk sebelum lahir. Meniru hanya mengingat Bentuk ini ke memori.<ref>Plato sebagian besar mengidentifikasi yang sekarang disebut wawasan dengan ingatan: "setiap kali melihat satu hal yang Anda anggap lain, entah suka atau tidak, pastilah ada tindakan mengingat?" — ''[//en.wiki-indonesia.club/wiki/Phaedo Phaedo]'', paragraf 229. Sehingga, penalaran geometris pada orang-orang yang tidak tahu geometri bukan wawasan, tapi ingatan. Ia mengakui wawasan: "... dengan tiba-tiba secepat kilat semakin bersinar pemahaman tentang setiap masalah..." (berkaitan dengan "pemeriksaan teliti") — ''[//en.wiki-indonesia.club/wiki/The_Seventh_Letter The Seventh Letter]'' 344b. Sayangnya, dunia yang tersembunyi tidak ada cara memverifikasinya di dunia ini dan hal-hal dunia lainnya hanyalah masalah spekulasi. Plato sadar akan masalah ini: "Seberapa nyata keberadaan untuk dipelajari atau ditemukan adalah, saya pikir, jauh melebihi Anda dan saya." — ''[//wiki-indonesia.club/wiki/Kratylos Kratylos]'', paragraf 439.</ref> Komedian [[Aristofanes]] menulis sebuah drama, ''Awan'', mengolok-olok Socrates dengan kepalanya di awan.
 
=== Kritik Aristoteles ===
Baris 70:
Dalam ringkasan bagian kutipan di atas<ref name="summ">Paragraf 50 a–c, Jowett translation.</ref> Plato membedakan antara "hal-hal yang ada" yang nyata dan tidak nyata, yang digunakan sebagai substansi. Aristoteles menyatakan bahwa, bagi Plato, semua hal-hal yang dipelajari berdasarkan ilmu memiliki Bentuk dan menegaskan bahwa Plato menganggap hanya substansi yang memiliki Bentuk. Hal ini mengarahkan ia pada sesuatu seperti kontradiksi, yaitu Bentuk ada sebagai objek ilmu pengetahuan, tapi tidak ada karena tidak substansi. Filsuf skotlandia [[William David Ross|W. D. Ross]] menganggap ini sebagai kesalahan karakterisasi Plato.<ref name="rossXI">Ross, Chapter XI, initial.</ref>
 
Plato tidak mengklaim mengetahui garis pembeda antara Bentuk dan bukan Bentuk. Seperti yang ditunjukkan oleh Cornford,<ref>Halaman 82–83.</ref> hal-hal tentang SokratesSocrates muda (Plato) menegaskan, "saya sering bingung tentang hal-hal ini"<ref>''[//en.wiki-indonesia.club/wiki/Parmenides_(dialogue) Parmenides]'', paragraf 130c.</ref> (dalam referensi untuk Pria, Api, dan Air), muncul sebagai Bentuk dalam karya-karya selanjutnya. Tetapi, yang lainnya tidak, seperti Rambut, Lumpur, Kotoran. Dari karya-karya itu, Socrates menegaskan, "akan menjadi terlalu masuk akal untuk menganggap bahwa mereka memiliki Bentuk."
 
Plato telah mendalilkan bahwa kita tahu Bentuk melalui ingatan dari jiwa [[Metempsikosis|kehidupan masa lalu]] dan argumen Aristoteles menentang perlakuan dari [[epistemologi]] ini menarik. Bagi Plato, keterangan yang entah bagaimana tidak ada, dan, di wajah itu, "yang tidak ada tidak dapat diketahui".<ref>''[//en.wiki-indonesia.club/wiki/Posterior_Analytics Posterior Analytics]'' 71b.25.</ref> Lihat ''Metafisika'' III 3-4.<ref>Book III Chapters 3–4, paragraf 999a ff.</ref>