Jipeng: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wonxxi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 10:
Lagu-lagu yang dinyanyikan dalam pertunjukan Jipeng adalah lagu yang berasal dari Betawi dan [[Sunda]] ataupun gabungan keduanya. Di antaranya, lagu yang berupa mars khas Tanjidor, seperti lagu ''Kramton, Batalyon'', dan ''Was Taktak.'' Selain itu, orkes ini juga dapat membawakan lagu-lagu Topeng dengan baik, seperti lagu ''Kang Aji, Sulamjana,'' dan ''Buah Kawung.''<ref>http://lembagakebudayaanbetawi.com/artikel/seni-budaya/teater/jipeng#more-1538</ref>
 
Jipeng sempat mengalami jaman kejayaan dan keemasan pada era 70-an hingga 80-an. Kesenian ini tumbuh pesat di Betawi pusat, seperti daerah Tanahabang dan Kampung Arab.
 
Sementara itu, bekas pemain kesenian Jipeng pada era 80-an, Odang Sumantri (58) mengaku bahwa kesenian Jipeng bukan asli dari Betawi.<ref>http://lembagakebudayaanbetawi.com/headline/jipeng-kesenian-rakyat-terancam-punah.html#more-878</ref> Menurut dia, kesenian Jipeng adalah kesenian yang tumbuh di daerah Jawa Barat dan menyebar ke daerah pinggiran yang dihuni masyarakat Betawi, seperti [[Kota Tangerang|Tangerang]] dan [[Ciledug, Tangerang|Ciledug.]]
 
=== Tanjidor ===
Kesenian [[tanjidor]] sebagai kesenian [[Orkestra|orkes]] yang berasal dari Betawi. Kesenian yang diyakini sudah ada sejak abad ke-19 ini awalnya dikenal dengan nama tangsi atau tanji.
 
Pada awalnya, kesenian tanji ini hanya mengandalkan alat musik tiup. Kesenian ini dimainkan oleh masyarakat Betawi untuk sekadar melepas penat seusai bekerja dan mendapatkan hiburan.
 
Seiring perubahan zaman, kesenian tanji kemudian ditambahkan beberapa alat musik lain, seperti [[Kendang|gendang,]] [[gong]], dan alat musik gesek. Penambahan alat musik tersebut mengubah penamaannya, dari tanji menjadi tanjidor.
 
Dengan nama tanjidor, kesenian ini mulai digarap secara profesional dan sering diundang untuk tampil di acara pesta dan hajat, seperti [[pernikahan]], sunatan, dan penyambutan tamu kehormatan.
 
Karena banyaknya permintaan masyarakat terhadap kesenian ini, kelompok-kelompok tanjidor kemudian bermunculan. Meski demikian, tanjidor sempat mengalami masa sulitnya. Masyarakat mulai bosan dengan pertunjukan tanjidor yang hanya mementaskan instrumen musik.<ref>https://sportourism.id/heritage/sejarah-jipeng-kesenian-betawi-yang-terancam-punah</ref>
Baris 29:
 
== Alat Musik ==
Alat musik yang digunakan dalam kesenian Jipeng tidak jauh berbeda dengan Tanjidor. Ada [[klarinet]], [[Trompet|trompet,]] [[Trombon|trombonetrombon]]e, tenor, bass tambur, simbal, dengan tambahan gendang, gong, dan alat musik gesek, seperti tehyan dan [[Rebab|rebab.]]
 
Pada perkembangannya, alat musik Tanjidor sering kali digantikan dengan kromong tiga pencon, gendang, kecrek, kempul, suling, dan gong buyung.
Baris 40:
Tata cara pertunjukan Jipeng hampir sama dengan pertunjukan Topeng. Perbedaan keduanya hanya pada awal pertunjukan dan kostum.
 
Pertunjukan Topeng diawali dengan lagu ''Arang-arangan'', sedangkan Jipeng diawali dengan lagu-lagu mars khas Tanjidor. Kostum yang digunakan pemain Jipeng lebih sederhana. Untuk penarinya, Jipeng cukup memakai kebaya, kain panjang, dan selendang panjang yang diikat di pinggang.
 
Cerita yang dibawakan dalam pertunjukan Jipeng, antara lain mengenai ''Sultan Majapahit, [[Sri Baduga Maharaja|Prabu Siliwangi,]] Babad Bogor, Sinden Siluman'', dan ''Rindon Jago Kerawang''.<ref>http://lembagakebudayaanbetawi.com/artikel/seni-budaya/teater/jipeng#more-1538</ref> Dalam pementasannya, Jipeng mementingkan [[Humor|humor.]] Apabila diselenggarakan semalaman, pementasan akan menghadirkan pemain pria yang berperan sebagai tokoh wanita untuk lebih memeriahkan suasana.
Baris 54:
 
== Referensi ==
 
[[Kategori: Kesenian Indonesia]]