Kebun Raya Purwodadi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 4:
Mula-mula kebun ini dipergunakan untuk kegiatan penelitian tanaman perkebunan. Kemudian pada tahun 1954 mulai diterapkan dasar-dasar perkebunrayaan yaitu dengan dimulainya pembuatan petak-petak tanaman koleksi. Sejak tahun 1980 sebagian tanaman ditata kembali menurut kelompok suku yang menganut klasifikasi sistem Engler dan Pranti. Dalam perkembangannya diharapkan Cabang Balai Kebun Raya Purwodadi akan menjadi pusat konservasi dan penelitihan tumbuhan iklim kering di daerah tropis.
==Koleksi Pohon dan Tumbuhan==
===Polong-polongan===
Digolongkan menjadi 3 suku yaitu Mimosaceae, Caesalpiniaceae, dan Papilionaceae. Ada 157 jenis dari 70 marga yang termasuk dalam suku-suku tersebut. Berbagai jenis polong-polongan dimanfaatkan sebagai tanaman hias seperti jenis-jenis dari marga Amherstia, Brownea, Cassia, Senna, dan Saraca.Selain itu, beberapa jenis dimanfaatkan juga kayunya untuk bangunan seperti Sono Keling(Dalbergia latifolia) dan Wangkal(Albizia procera), tanaman penghijauan dan tepi jalan seperti Angsana (Pterocarpus indicus), Akasia (Acacia auriculiformis) dan Soga (Peltophorum pterocarpum). Ada pula yang dimanfaatkan sebagai tanaman obat seperti Johar (Senna siamea), Kedawung (Parkia timoriana), Dadap srep (Erythrina subumbrans), dan Dadap ayam (Erythrina orientalis).
===Anggrek===
Ditempatkan di rumah kaca yang kondisinya disesuaikan dengan habitat alaminya. Ada sekitar 2.344 spesimen anggrek alam yang terdiri atas 319 jenis, 69 marga, dan 277 masih sp.. Sekitar 7 jenis merupakan anggrek endemik Jawa Timur seperti Appendicula imbricata, Dendrobium arcuatum, Paphiopedilum glaucophyllum (anggrek selop), dan lain-lain. Sedangkan yang terancam keberadaannya di alam antara lain Ascocentrum miniatum, Phalaenopsis amabilis (anggrek bulan), Coelogyne pandurata (anggrek hitam) asal Kalimantan dan lain-lainnya.
===Palem===
Palem termasuk dalam famili Arecaceae dan merupakan jenis-jenis tertua yang telah dijumpai sejak jaman Cretaceus, kurang lebih 120 juta tahun yang lalu. Arecaceae sangat menarik dari segi botani, keindahan bentuknya, keanekaragaman jenis dan kegunaannya. Famili Arecaceae di dunia diperkirakan 200-300 genus dan sekitar 2000-3000 jenis tersebar di daerah tropis dan sub tropis. Indonesia merupakan pusat keanekaragaman palem dunia, dari jumlah palem yang terdapat di dunia 46 genus diantaranya (576 jenis) terdapat di Indonesia dan 29 genus merupakan palem endemik. (LBN-LIPI, 1978; Witono, 1998; Sharma, 2002; Chin, 2003).
Adanya keanekaragaman ekosistim yang tinggi, kekayaan spesies dan endemisme menjadi terancam dengan perkembangan ekonomi dan jumlah populasi manusia. Indonesia memiliki daftar terpanjang di dunia mengenai jumlah spesies yang terancam punah. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999 terdapat 12 jenis palem yang dilindungi yaitu Borrassodendron borneensis (Bindang), Caryota no (Palem raja), Ceratolobus glaucescens (Palem Jawa), Cystostachys lakka (Pinang merah Kalimantan), Cystostachys ronda (Pinang merah Bangka), Eugeissona utilis (Bertan), Johanneste ijsmaria altifrons (Daun payung), Livistona spp. (Palem kipas Sumatera (semua jenis)), Nenga gajah (Palem Sumatera), Phoenix paludosa (Korma rawa), Pigafatta filaris (Manga) dan Pinanga javana (Pinang Jawa).
Sebagai salah satu lembaga konservasi tumbuhan ex-situ, Kebun Raya Purwodadi mempunyai tugas melaksanakan inventarisasi, eksplorasi, penanaman koleksi dan pemeliharaan tumbuhan dataran rendah kering yang memiliki nilai ilmu pengetahuan dan berpotensi untuk dikoleksi (dikonservasi). Kebun Raya Purwodadi seluas 845.148 m2 memiliki 174 famili, 904 marga dan 1.896 jenis dengan koleksi Arecaceae sejumlah 60 marga 117 jenis dan 435 individu berdasarkan katalog 2006 (Suprapto et al., 2006).
Beberapa jenis Arecaceae diketahui memiliki arti penting seperti sumber karbohidrat yang berupa pati atau gula pada aren (Arenga pinnata), sagu (Metroxylon sagu) dan kelapa (Cocos nucifera), dapat sebagai minuman atau buah seperti aren, kelapa dan salak (Salacca sp.), juga sebagai bahan dasar minyak, seperti kelapa dan kelapa sawit (Elaeis gueneensis), bahan anyaman untuk kerajinan rumah tangga dari rotan atau lontar (Borassus flabellifer), bahan bangunan seperti kelapa, nibung (Oncosperma tigillarium) dan wanga (Pigafetta filaris), bahan penyegar seperti pinang sirih (Areca cathecu) dan jenis tanaman hias baik outdoor maupun indoor seperti wregu (Rhapis excelsa), palem kipas (Livistona rotundifolia), palem kuning (Chrysalidocarpus lutescens), palem merah (Cystostachys lakka.), palem putri (Veitchia merillii), palem raja (Roystonea sp.), dan masih banyak lagi palem sebagai tanaman hias karena bentuknya yang menarik.
Meskipun begitu banyak manfaat yang telah dikenal oleh masyarakat dari jenis-jenis famili Arecaceae namun masih ada satu potensi dari Arecaceae sebagai tanaman obat. Aren (Arenga pinnata) berkhasiat diuretic, sariawan, sembelit dan batu ginjal. Pinang (Areca cathecu) penyembuh penyakit cacingan, kudis, disentri, difteri, batu ginjal, sariawan, mimisan, menghindari penyakit gigi dan menambah vitalitas seksual. Sabal (Sabal palmento) berkhasiat mengatasi iritasi kandung kencing, uretra dan perbesaran kelenjar prostat. Kelapa laut (Borassus flabellifera) mencegah penyakit dalam perut, membunuh cacing, susah buang air besar, disentri, bengkak limpa, penawar racun dan malaria. Rotan (Calamus draco) untuk menghentikan pendarahan dan menghilangkan nyeri. Kelapa (Cocos nucifera) air buahnya memiliki kandungan mineral alami dan protein berkualitas tinggi sangat baik untuk pertumbuhan dan perbaikan sel-sel dalam tubuh. Kurma (Phonix sp.) buahnya tidak mengandung kolesterol, lemak dan gula sehingga amat baik untuk meredakan tekanan darah tinggi.
Melihat begitu banyaknya manfaat jenis-jenis famili Arecaceae tersebut diatas, sehingga perlu ditingkatkan upaya pengembangan Arecaceae baik untuk program konservasi maupun reintroduksi di lapangan.
===Bambu===
Sekitar 30 jenis bambu telah dikoleksi Kebun Raya Purwodadi, 16 jenis berasal dari Jawa, 2 jenis dari Maluku, 2 jenis dari Sulawesi, dan 10 jenis dari beberapa negara Asia (Cina, Jepang, Thailand, India, dan Birma). Gigantochloa manggong (Bambu Manggong) merupakan bambu endemik Jawa Timur , Gigantochloa apus (pring apus) sering dipergunakan untuk mebel, kerajinan atau atap rumah, Dendrocalamus asper (pring petung) rebungnya untuk dimakan, dan Schizostachyum silicatum (pring wuluh) untuk seruling.
===Paku===
Koleksi ini ditata di bawah pepohonan besar dan rindang, karena tumbuhan ini membutuhkan tempat rindang dan lembab. Koleksinya mencapai 60 jenis, 36 marga dan 21 suku. Diataranya Paku Sarang Burung (Asplenium nidus), Suplir (Adiantum trapeziforme), Paku Hata (Lygodium circinnatum), dan Paku Tanduk Rusa/Simbar Menjangan (Platycerium coronarium). Ada beberapa manfaat tumbuhan paku, diantaranya sebagai sayur (Athyrium esculentum), tanaman hias (Asplenium sp., Adiantum sp.), obat (Equisetum debile), media anggrek (Cyathea contaminans), dan bahan kerajinan (Lygodium circinnatum).
===Obat===
Terletak di petak XIV G dan V A, ditata sedemikian rupa hingga berfungsi sebagai taman yang menarik untuk dinikmati. Diantara koleksinya adalah Pace (Morinda citrifolia), buahnya untuk obat batuk dan tekanan darah tinggi, Daun ungu (Graptophyllum pictum), daunnya untuk obat ambeien, Widoro upas (Merremia mammosa), umbinya untuk obat kencing manis, Sembung (Blumea balsamifera) daunnya untuk obat asma, sakit jantung, Wudani ( Quisqualis indica) daunnya untuk obat cacing dan lain-lainnya.
==Kunjungan==
Perubahan Harga Tiket Masuk Kebun Raya Purwodadi
|