Festival Nasional Reog Ponorogo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
menghapus sumber yang tidak layak
menambahkan sub bab
Baris 2:
 
Keberadaan reog memang tidak bisa dilepaskan dari terbentuknya Ponorogo. Hal ini berkaitan erat dengan legenda Dewi Songgolangit dan Prabu Klonosewandono.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=kHRGGwAACAAJ&dq=asal+usul+reog&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwijtLuL_IHYAhXMrI8KHQecCjMQ6AEIJzAA|title=Asal-usul Reog Ponorogo|last=Rahimsyah|first=M. B.|last2=AR"|first2=MB Rahimsyah|date=1990|publisher=Karya Anda|language=id}}</ref>
 
== Kota Reog ==
Ponorogo merupakan kota reog, karena berdasarkan pada sejarah reog memang lahir dari kota ini. Ponorogo merupakan salah satu ikon wisata Jawa Timur. Reog sering diidentikkan dengan dunia hitam yang dalam artian berkaitan erat dengan sifat jagoan, dan juga dunia misti supranatural.<ref>{{Cite web|url=http://blog.ugm.ac.id/2010/11/04/tradisi-festival-reog-tahunan-yang-di-adakan-di-kabupaten-ponorogo/|title=TRADISI FESTIVAL REOG TAHUNAN YANG DI ADAKAN DI KABUPATEN PONOROGO {{!}} Blog.ugm.ac.id|website=blog.ugm.ac.id|language=en-US|access-date=2017-12-12}}</ref>Satu grup reog biasanya terdiri atas seorang Warok tua, beberapa Warok muda, Pembarong, penari Bujangganong, dan Prabu Klono Sewandono. Para pembarong mempertontonkan keperkasaan dalam mengangkat dadak merak, yaitu topeng raksasa yang memiliki berat hingga 50 kilogram dengan kekuatan gigi saja. Alat-alat musik yang dimainkan dalam pertunjukan reog mampu menghadirkan suasana mistis dan eksotis, namun membangkitkan semangat orang yang melihat maupun para pemainnya. Banyak anggapan dalam pertunjukan Reog kekuatan gaib selalu menyertai, utamanya bagi pembarong untuk bisa menambah kekuatan dalam menyangga topeng dadak merak dengan gigi saja. Para pembarong pun beranggapan bahwa seorang pembarong membutuhkan wahyu untuk bisa kuat menjadi seorang pembarong, karena tubuh dan gigi yang kuat saja tidaklah cukup. Tanpa diberkati wahyu, tarian yang ditampilkan seorang pembarong tidak akan tampak luwes dan enak untuk ditonton. Namun demikian persepsi misitis pembarong kini digeser dan lebih banyak dilakukan dengan pendekatan rasional. Seorang sesepuh Reog, Mbah Wo Kucing mengatakan bahwa: “''Reog itu nggak perlu ndadi. Kalau ndadi itu ya namanya bukan reog, itu jathilan. Dalam reog, yang diperlukan keindahannya''“.
 
== Juara Festival Reog Nasiona ==