Pasar Legi Songgolangit: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
menambahkan sejarah dewi songgolangit |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 6:
Kota Ponorogo tidak memiliki stasiun kereta, namun di masa lalu stasiun kereta berada di dekat Pasar Legi ini.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=gDLoAAAAIAAJ&q=pasar+legi+ponorogo&dq=pasar+legi+ponorogo&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjqjZTXv4HYAhWINo8KHQ-8DS8Q6AEIQDAG|title=Kamus ilmu bumi Indonesia|last=Bahar|first=S. M.|date=1957|publisher=Triguna|language=id}}</ref> Setelah stasiun kereta ini tidak dipakai maka beralih fungsi sebagai perluasan area Pasar Legi Songgolangit. Pasar ini terdiri atas pasar pagi atau yang sering disebut dengan pasar subuh dan pasar siang. Kegiatan pasar subuh telah dimulai sejak dini hari dengan kebanyakan pedagang hasil bumi dari luar kota berdatangan serta para penjaja sayur keliling mulai mempersiapkan dagangannya. Sedangkan di pasar siang yang merupakan pasar utama, menjual bukan hanya hasil bumi, melainkan kebutuhan sandang, pangan, dan kebutuhan sampingan lainnya.
Berdasarkan sejarah modern sampai pada awal tahun 2000-an pasar ini masih bernama Pasa Legi, yang merupakan salah satu nama hari dalam sistem penanggalan Jawa. Namanya beralih menjadi Pasar Legi Songgolangit setelah mengalami kebakaran pada tahun 2002. Kejadian kebakaran itu berlangsung saat bulan Ramadan. Saat itu pasar terbakar habis. Pasca kebakaran pasar ini direnovasi total sehingga jauh berbeda dengan kondisi awalnya.
Bangunan pasar ini sekarang sudah cukup modern jika dibandingkan dengan sebelum peristiwa kebakaran. Jika sebelumnya sebagian besar pasar masih beralaskan tanah setelah dibangun pasar ini memiliki dua lantai dengan bangunan yang permanen. Selain itu, setelah peristiwa kebakaran ini pasar ini berubah nama menjadi Pasar Legi Soggolangit atau Pasar Songgolangit. Nama pasar ini diambil dari nama seorang putri, Dewi Songgolangit. Dia adalah seorang putri dari Kerajaan Daha (sebuah wilayah di dekat Kediri) yang termahsyur pada masanya yang kisahnya termasuk dalam salah satu legenda kota Ponorogo utamanya berhubungan dengan asal-usul terjadinya Reog Ponorogo.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=n12DAAAAMAAJ&q=dewi+songgo+langit&dq=dewi+songgo+langit&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjjiZyoxoHYAhUKto8KHVvSDJ4Q6AEILjAB|title=Reog Ponorogo: menari di antara dominasi dan keragaman|last=Fauzanafi|first=Muhammad Zamzam|date=2005|publisher=Kepel Press|isbn=9789793075037|language=id}}</ref>
|