Sejarah astrologi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Nadiantara (bicara | kontrib) |
Nadiantara (bicara | kontrib) |
||
Baris 82:
Bukti-bukti peninggalan lain yang berupa catatan sejarah mengenai pembacaan pertanda astrologi secara komprehensif dan sistematis diberi nama ''Enuma Anu Enlil.'' Catatan ini berasal dari kurun abad ke-16 dan terdiri dari 70 tablet kuneiform yang menjelaskan sekitar 7.000 pertanda yang dapat diamati di langit. Pada masa ini penggunaan ilmu astrologi hanya untuk hal-hal yang bersifat aplikatif seperti untuk meramal musim, cuaca atau yang berkaitan dengan politik. Pada abad ke-7 SM aplikasi dari astrologi di peradaban Mesopotamia semakin meluas, terdapat simbol-simbol astrologi yang merepresentasikan aktivitas-aktivitas masyarakat yang dilakukan berdasarkan musim seperti bertani, berburu dan menangkap ikan, atau mempersiapkan cadangan air untuk musim kemarau. Hal ini kemudian berlanjut dan pada abad ke-4 SM, perkembangan metode matematis membuat peradaban Mesopotamia telah mampu memprediksi pergerakan planet dengan akurasi tertentu yang mana kemudian membuat bermunculannya catatan-catatan yang lebih mendetail mengenai pergerakan benda-benda langit.
Astrologi yang berkembang pada peradaban Mesopotamia didasarkan pada keperluan ramal-meramal. Terdapat kumpulan lebih dari 32 kuineform berbentuk hati yang berasal dari kurun tahun 1875 SM, dan berisi tentang kaidah yang sama tentang bagaimana suatu pertanda di langit dapat diinterpretasikan. Jejak dan berbagai tanda yang kemudian ditemukan pada hati hewan kurban diinterpretasikan sebagai simbol-simbol yang berkaitan dengan pesan para dewa kepada raja.
Para dewa juga dipercaya mentransformasikan bentuk mereka ke dalam suatu benda-benda langit baik planet, bulan, ataupun bintang sesuai gambarannya masing-masing. Suatu pertanda buruk juga melekat pada planet-planet tertentu yang mana planet-planet tersebut dianggap sebagai indikasi ketidakpuasan atau kemarahan dewa-dewa yang digambarkan oleh planet tersebut. Indikasi yang diintepretasikan tersebut membuat kebudayaan Mesopotamia memiliki ritual atau cara tertentu untuk membuat senang para dewa. Ritual-ritual ini dilakukan agar kemarahan para dewa tersebut tidak berdampak banyak terhadap raja dan juga kerajaannya. Sebuah catatan astronomi menunjukan bahwa raja Esarhaddon menganggap gerhana bulan yang terjadi pada bulan Januari 673 SM merupakan suatu petunjuk tentang bagaimana upacara penggantian raja dilakukan. digabungkan dengan kepercayaan penuh terhadap hal-hal magis dan pertanda lainnya
The gods were also believed to present themselves in the celestial images of the planets or stars with whom they were associated. Evil celestial omens attached to any particular planet were therefore seen as indications of dissatisfaction or disturbance of the god that planet represented. Such indications were met with attempts to appease the god and find manageable ways by which the god’s expression could be realised without significant harm to the king and his nation. An astronomical report to the king Esarhaddon concerning a lunar eclipse of January 673 BC shows how the ritualistic use of substitute kings, or substitute events, combined an unquestioning belief in magic and omens with a purely mechanical view that the astrological event must have some kind of correlate within the natural world:▼
▲The gods were also believed to present themselves in the celestial images of the planets or stars with whom they were associated. Evil celestial omens attached to any particular planet were therefore seen as indications of dissatisfaction or disturbance of the god that planet represented. Such indications were met with attempts to appease the god and find manageable ways by which the god’s expression could be realised without significant harm to the king and his nation. An astronomical report to the king Esarhaddon concerning a lunar eclipse of January 673 BC shows how the ritualistic use of substitute kings, or substitute events, combined an unquestioning belief in magic and omens with a purely mechanical view that the astrological event must have some kind of correlate within the natural world:
=== Mesir ===
|