Laskar Sedekah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Abdullah Faqih (bicara | kontrib)
xx
Abdullah Faqih (bicara | kontrib)
ss
Baris 49:
Dalam perkembangannya, Laskar Sedekah chapter [[Jakarta]] menjadi semakin populer dengan diundangnya Ma’ruf ke acara ''reality show'' seperti [[Kick Andy]] di [[MetroTV]] pada tahun 2015 dan acara [[Hitam Putih]] di [[Trans TV]] pada tahun yang sama. Kemunculan Ma’ruf di televisi memuat komunitas Laskar Sedekah menjadi semakin dikenal baik oleh masyarakat. Hal itu yang menjadikan berbagai kelompok masyarakat dari berbagai kota berbondong-bondong untuk ikut membuka komunitas Laskar Sedekah di kota mereka. Bagi mereka yang bersungguh-sungguh ingin membuka chapter, mereka diperkenankan untuk datang ke secretariat pusat Laskar Sedekah di [[Yogyakarta]] untuk dijelaskan mengenai SOP (''Stadard Operasional Procedure'') sekaligus untuk memvalidasi profil calon pembuka chapter. Apabila pengurus Laskar Sedekah pusat menganggap profil mereka berkualifikasi, maka pembentukan chapter baru akan segera dilakukan. Sementara itu, SOP yang dijelaskan kepada calon pembuka chapter juga dijelaskan dengan detail. Informasi itu adalah seputar aturan broadcast informasi di media sosial, mekanisme laporan, dan ''job description'' dari para pengurus. Seluruh kegiatan yang dilakukan harus sesuai dengan kegiatan yang dilakukan oleh Laskar Sedekah di [[Yogyakarta]].<ref>{{Cite web|url=http://lingkarbekasi.com/laskar-sedekah-from-zero-to-hero/|title=Laskar Sedekah From Zero to Hero – lingkarbekasi|website=lingkarbekasi.com|language=en-US|access-date=2017-12-12}}</ref>
 
Berkaitan dengan itu, salah satu unsur terpenting harus termuat dalam kegiatan masing-masing chapter adalah adanya laporan keungan. Laporan keungan dalam komunitas Laskar Sedekah dibagi menjadi beberapa, yaitu laporan harian, mingguan, bulanan, dan tahunan. Laporan harian dilakukan oleh admin di tiap chapter untuk mencatat dan melaporkan jumlah [[sedekah]] yang diterima di setiap chapter untuk dilaporkan ke grup bendahara Laskar Sedekah Nasional agar segera dapat divalidasi. Sementara itu, laporan mingguan dilakukan setiap hari Jum’at oleh masing-masing bendahara chapter dan harus iberikan kepada Laskar Sedekah pusat berupa laporan kegiatan dan rincian dana di grup bendahara Laskar Sedekah Nasional. Selanjutnya, akan dilakukan proses transfer dair bendahara pusat ke bendahara chapter. Sedangkan laporan bulanan merupakan kegiatan pelaporan yang harus dilakukan setiap tanggal 25 di setiap bulannya. Seluruh bendahara harus merekap semua [[sedekah]] yang masuk dan dilaporkan ke bendahara nasional. Terakhir, laporan tahunan dilakukan setiap bulan Desember. Semua bendahara masing-masing chapter wajib mengirimkan file catatan pembukuan keuangan sedekah selama satu tahun terakhir.<ref name=":3">Abidin, H. & Kurniawati. 2004. Galang Dana Ala Media. Jakarta: Piramedia </ref>
 
== Kendala Laskar Sedekah ==
Baris 56:
Menggunakan media sosial [[Facebook]] untuk aktivitas sosial tidak selamanya mudah. Komunitas Laskar Sedekah meneriman sumbangan atau donasi yang cenderung sedikit, tergantung pada bagaimana konten yang dibuat. Sebagai misal, setiap harinya mereka menerima [[donasi]] yang sedikit karena tidak ada momentum khusus yang membuat para netizen ingin mendonasikan uangnya. Namun, ketika datang waktu-waktu tertentu seperti bulan [[Ramadan]], [[Iduladha]], atau terjadi peristiwa bencana alam, jumlah donatur yang mendonasikan uangnya dapat dikatakan naik signifikan. Oleh karena itu, mereka sangat bergantung pada seberapa kreatif sumber daya yang ada mengurus konten sosial media mereka.
 
Selain itu, aktivitas di sosial media [[Facebook]] juga tidak terlalu menjamin kegiatan mereka dapat berjalan dengan lancar. Sebagai misal, ketika akan menggelar program tebar nasi bungkus setiap hari Minggu pagi, hanya ada 1-2 orang masyarakat umum yang berpartisipasi. Mereka bahkan pernah merubah jadwal kegiatan itu menjadi hari Sabtu di setiap akhir bulan, harapannya adalah untuk memberikan kesempatan kepada mereka yang tidak bisa berpartisipasi di hari Minggu. Namun, persoalannya juga tidak berubah. Jumlah partisipan yang bergabung dalam program tersebut masih sangat sedikit. Hal itu menunjukan, aktivisme yang dilakukan lewat media sosial [[Facebook]] tidak sepenuhnya memberikan dampak yang progresif. Bahkan, dapat dikatakan, gerakan Laskar Sedekah hanya ''booming'' di awal-awal saja. Mereka menuturkan, makin kesini antusiasme masyarakat menurun; tidak sebesar dulu ketika [[komunitas]] ini pertama kali terbentuk.<ref name=":3" />
 
Lebih jauh lagi, penelitian dari Astuti (2017) juga menyebutkan bahwa ''engagement'' anatar ''user'' dengan admin di media sosial [[Facebook]] mereka juga terkesan sangat menurun. Jumlah ''likers, comments,'' dan ''share'' yang dilakukan oleh netizen di akun [[Facebook]] Laskar Sedekah juga tidak seberapa. Hal itu mereka nilai sebagai bergesernya trend sosial media yang dulunya sangat menggemari [[Facebook]], sekarang banyak yang beralih ke line, [[Instagram]], dan [[twitter]].<ref name=":0">Astuti, Indriati Tri. 2017. Facebook Dan Komunitas Filantropi Islam. Skripsi. Program Studi Sosiologi Universitas Gadjah Mada</ref> Namun demikian, Laskar Sedekah juga memiliki sosial media seperti itu, namun tetap saja terhambat dari segi ''engagement''. Meskipun Laskar Sedekah sudah berupaya untuk memperbaiki konten mereka dengan membuat desain-desain baru, hal itu rupanya dirasa belum cukup. Menurut penelitian yang sama, hal itu disebabkan karena pola [[komunikasi]] yang dibangun di dalamnya hanya satu arah. Laskar Sedekah lebih banyak mengunggah postingan tentang penggalangan bantuan, laporan penyaluran sedekah, publikasi kegiatan, dan konten-konten tentang motivasi [[sedekah]]. Mereka kurang membangun pola komunikasi dua arah dengan cara yang kreatif untuk melibatkan pengguna sosial media dalam aktivisme ''online'' mereka. Menurut penelitian yang sama, tidak adanya inovasi dari pengurus Laskar Sedekah akan berdampak pada tidak ada antusiasme publik terhadap aktivisme sosial media yang dilakukan oleh Laskar Sedekah.<ref name=":0" />