Wanita di peradaban Maya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 261:
Pada peradaban Maya klasik, wanita telah mendapatkan peran yang cukup beragam dalam masyarakat, bahkan di era ini telah ditemukan beberapa wanita yang menjabat sebagai pemimpin kota dalam wilayah kekuasaan Bangsa Maya. Kajian lebih lanjut terhadap peran wanita Maya pada periode ini ditujukan untuk mendapatkan informasi spesifik mengenai aktivitas, peran, dan persepektif masyarakat Maya saat itu terhadap seorang wanita.
 
== Deskripsi singkat peradaban Maya klasik ==
== Latar belakang ==
Bangsa Maya dikenal luas sebagai pembangun dari berbagai kota-kota kuno megah di wilayah Mesoamerika. Bangsa ini berkuasa di wilayah Mesoamerika antara kurun tahun 200-900 Masehi, dan kemudian mengalami kemunduran. Peradaban Maya terbentuk di wilayah yang saat ini dikenal dengan nama semenanjung Yukatan, tetapi peradaban ini tidak pernah bersatu membentuk suatu negara atau kerajaan utuh. Alih-alih, peradaban ini tersusun atas kota-kota dengan otonominya tersendiri, seperti halnya pada masyarakat Yunani klasik. Kota-kota ini diperintah oleh keluarga-keluarga bangsawan yang terkadang dapat memerintah dalam beberapa generasi, dan mereka juga dapat berperang satu sama lain untuk memperebutkan kekuasaan tanpa henti. Keluarga-keluarga bangsawan ini terdiri dari kalangan aristokrat Maya, dimana kalangan pendeta juga berasal dari kalangan ini. Kalangan warga biasa termasuk didalamnya, pekerja seni, petani, pedagang dan budak.
 
Kebanyakan kota-kota pada peradaban Maya klasik secara penataan dapat dikatakan homogen. "Pusat" setiap kota memiliki struktur elegan dan megah berupa piramid-piramid berteras, perumahan, dan berbagai jenis kuil peribadatan. Warga dalam jumlah besar dapat berkumpul di suatu lapangan di dalam kota tersebut yang dikelilingi oleh piramid-piramid dan kuil-kuil. Piramid dibuat untuk meniru gunung dan digunakan sebagai suatu podium sakral untuk melakukan kegiatan politik ataupun ritual-ritual keagamaan.
The Maya were builders of great cities filled with temples and palaces.
 
Banyak dari pedagang-pedagang kota
They rose to power in Meso-America between 200 and 900 CE, and then
 
declined. The Maya realm formed on the Yucatan peninsula, but it never
 
coalesced into a single centralized state. Instead, city-states grew, analogous to those in the Classical Greek society. These Maya city-states were
 
governed by elite families who sometimes ruled for generations, and
 
they fought among themselves incessantly. These families made up the
 
Maya aristocracy, from whose ranks priests were also drawn. Commoners
 
included artisans, peasants, merchants, and slaves.
 
Most Classic Maya cities were fairly uniform. A city’s “downtown”
 
had elegant structures carved and painted, pyramids, platforms, and residences. Large numbers of people could meet together in the open plazas
 
surrounded by terraced pyramids and temples. Pyramids were built to imitate mountains and were lofty platforms for political and religious rituals.1
 
Maya city-dwellers even enjoyed the sports arenas of the time: ball courts,
Baris 368 ⟶ 350:
 
== Pertumbuhan dan perkembangan ==
 
====== Masa kecil ======
From birth to adulthood, Maya social customs shaped the experience of
 
Baris 389 ⟶ 373:
 
they became women.
 
====== Masa kecil ======
 
====== Menikah ======
Baris 597 ⟶ 579:
== Wanita Maya dan politik ==
 
====== Beberapa pemimpin wanita pada peradaban Maya ======
 
====== Putri Tikal ======
 
====== Putri Yohl Ik'nal ======
 
====== Muwaan Mat ======
 
====== Putri Enam Langit ======
 
====== Ik' Skull ======
 
== Wanita dalam ritual dan kepercayaan Maya ==