Gerakan Jogja Independent: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Abdullah Faqih (bicara | kontrib)
xx
Abdullah Faqih (bicara | kontrib)
xx
Baris 50:
 
== Persepsi Pemuda ==
Sebagaimana penjelasan di awal, Gerakan Joint membuka ruang seluas-luasnya kepada seluruh lapisan masyarakat untuk bergabung, baik mencalonkan dirinya sebagai calon [[Wali kota]] maupun relawan. Tak terkecuali pemuda, beberapa diantara mereka juga banyak yang bergabung dan mendukung gerakan ini pada awalnya. Menurut beberapa penelitian, para pemuda meyakini bahwa Gerakan Joint adalah sesuatu yang unik dalam rangka merespon situasi pembangunan wilayah di [[Kota Yogyakarta]]. Joint juga mereka anggap menawarkan suatu alternativealternatif baru dalam berpolitik dan dianggap mampu menawarkan sistem kaderisasi yang lebih baik daripada partai [[politik]].<ref>Meiji, N.H.P.2015. Pemuda dan Partai Politik (Studi Mengenai Latar Belakang dan Strategi Anak Muda untuk Bertahan serta Membangun Karir Politik di Dalam Partai PDIP dan PKB pada Pemilu Legislatif 2014. Tesis Universitas Gadjah Mada</ref>
 
Beberapa anak-anak muda juga beranggapan bahwa Gerakan Joint merupakan saran untuk memperbaiki perpolitikan lokal di [[Yogyakarta]] yang juga didasari oleh keinginannya memberikan pendidikan [[politik]] kepada anak-anak muda. Anaak muda dianggap sebagai masa yang dapat dididik tanpa menggunakan atau berorientasi pada uang, melainkan mengedepankan loyalitas.
 
Beberapa anak muda yang bergabung ke dalam Gerakan Joint sebagai misal adalah teman-teman dari [[Himpunan Mahasiswa Islam]] (HMI) dan alumni Asia Pacific Urban Youth Forum, Yogyakarta Youth Meeting, dan Actual Smile English Club, dan lain-lain. Namun demikian, beberapa anak muda tersebut juga mengalami sedikit kekecewaan mengingat tidak koherennya konsep awal Gerakan Joint dengan impmentasi program yang mereka lakukan. Geraan Joint bertekad menjadi gerakan yang menggalang partisipasi publik secara demokratis. Segala lapisan masyarakat diperkenankan untuk berpartisipasi, baik menjadi calon kandidiat maupun menjadi relawan. Namun demikian, mereka menilai bahwa pemilihan calon Gerakan Joint untuk melaju menjadi calon Walikota dan Walikota [[Yogyakarta]] terkesan tidak terlalu [[Demokrasi]]. Panitia seleksi tetap memiliki kekuatan dominan untuk menentukan calonnya. Dalam arti kata, keputusan yang mereka ambil tidak sepenuhnya berada di bawah keputusan peserta konvensi.<ref name=":1" />
 
== Referensi ==