Kampung Wisata Dipowinatan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
zz |
s |
||
Baris 26:
=== Aktivitas Kesenian Masyarakat ===
Selain mengunggulkan kegiatan masyarakat yang bersifat natural, Kampung Wisata Dipowinatan juga mengunggulkan atraksi [[pariwisata]] dalam kegiatan wisatanya. Mereka tidak hanya mengembangkan kegiatan [[sosial]] kemasyarakatan saja, melainkan juga mengembangka potensi sumberdaya manusia melalui pertunjukan atraksi seni. Atraksi seni yang dimaksudkan dalam kasus itu adalah tarian ''jathilan'' dan tari klasik [[Jawa]]. Selain itu, pemuda di Kampung Wisata Dipowinatan juga turut berpartispasi dalam atraksi tersebut dengan ikut bermain musik elektrik yang dipadupadankan dengan musik [[gamelan]]. Kegiatan seni tersebut biasanya tampil pada saat Kampung Wisata Dipowinatan menyelenggarakan acara-acara penting seperti ''Sego Ketan'', Upacara ''Adat Merti Golong Gilig,'' dan lain-lain.<ref>{{Cite news|url=http://jogja.tribunnews.com/2016/09/24/berwisata-dan-mengenal-tradisi-jawa-di-kampung-dipowinatan-yogyakarta|title=Berwisata dan Mengenal Tradisi Jawa di Kampung Dipowinatan Yogyakarta - Tribun Jogja|newspaper=Tribun Jogja|language=id-ID|access-date=2017-12-15}}</ref>
Selain itu, juga terdapat atraksi atau pertunjukan lain yang dikembangkan oleh Kampung Wisata Dipowinatan, benama ''Bregodo Dipo Satria'' yang merupakan barisan para laki-laki di Kampung Wisata Dipowinatan berbentuk barisan prajurit. Mereka biasanya tampil pada saat upacara adat ''Merti Golong Gilig''. Seiring berjalannya waktu, ''Bregodo Dipo Satria'' menjadi semakin berkembang sehingga mengundang masyarakat di luar Kampung Wisata Dipowinatan untuk meminta mereka tampil di acara-acara penting lainnya, seperti [[pernikahan]], dan lain sebagainya.
Baris 53:
Semula, masyarakat masih awam dengan dibentuknya Kampung Wisata Dipowinatan di lokasi tempat tinggal mereka. Hal itu disebabkan karena di awal pembentukannya, baik [[pemerintah]] maupun pihak pengelola [[wisata]] tidak memberikan sosialisasi yang baik kepada masyarakat. Sebagian besar masyarakat juga berpendapat bahwa keberadaan kampung [[wisata]] itu akan berdampak buruk bagi adat istiadat dan aturan-aturan moral yang ada di kampung mereka. Wisatawan yang datang dikhawatirkan akan membawa nilai buruk pada nilai-nilai [[agama]] dan [[budaya]] yang masih mereka pegang teguh. Oleh sebab itu, instansi [[pemerintah]] yang mengelola sektor pariwisata memberikan sosialisasi yang intens kepada masyarakat agar tidak menimbulkan kesan bahwa mereka hanya dijadikan sebagai objek [[pariwisata]], padahal seharusnya mereka menjadi subjek yang juga berperan aktif dalam sektor tersebut.
Setelah adanya sosialisasi, persepsi masyarakat perlahan-lahan berubah. Mereka menjadi berperan aktif untuk terlibat langsung dalam program yang ada. Mereka mendirikan usaha kecil-kecilan untuk menunjang kebutuhan wisatawan selama melakukan perjalanan [[wisata]] di Kampung Wisata Dipowinatan. Mereka juga mengembangkan sumber kegiatan [[ekonomi]] dengan menawarkan beberapa produk [[wisata]] seperti jasa atau barang yang dibutuhkan wisatawan selama melakukan kegiatan [[wisata]]. Kegiatan perekonomian yang didukung dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan secara langsung berdampak pada tingkat pendapatan warga masyarakat.<ref>Editya, tetriyan. 2017. Analisis Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Kampung Wisata Dipowinatan. Skripsi. Program Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada</ref>
Masyarakat juga terlibat langsung atau berpartisipasi dalam program pengelolaan di Kampung Wisata Dipowinatan. Beberapa bentuk keterlibatan mereka antara lain partisipasi dalam pengambilan keputusan; partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan; partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi pembangunan; dan partisipasi dalam pemanfaatan hasil pembangunan. Dalam hal pengambilan keputusan, masyarakat dilibatkan melalui kegiatan musyawarah dengan dikumpulkan dengan berbagai elemen masyarakat lainnya untuk menyampaikan pendapat dan aspirasinya. Pada umumnya, masyarakat akan menerima segala keputusan yang dapat memberikan dampak baik bagi kesejahteraannya maupun kemajuan Kampung Wisata Dipowinatan. Dalam hal pelaksanaan kegiatan, masyarakat juga terlibat dalam kegiatan perekonomian seperti memunculkan beberapa usaha-usaha dagang [[Kerajinan pot|Kerajinan]] maupun kuliner serta berpartisipasi dalam kemajuan Kampung Wisata Dipowinatan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan untuk menunjang kegiatan [[wisata]] yang ada.
|