Kampung Wisata Dipowinatan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
ss |
ddd |
||
Baris 33:
=== Aktivitas Pembuatan Kerajinan ===
Selain pada bidang [[seni]] dan kegiatan sosial, warga masyarakat juga didorong untuk terlibat menjadi pelaku usaha dalam kegiatan [[pariwisata]] di Kampung Wisata Dipowinatan. Beberapa bentuk [[Kerajinan pot|Kerajinan]] yang mereka produksi adalah sungging [[wayang]], batik prodo, kerajinan pernak-pernik dari tempurung kluwak, kerajinan ''meronce'' bunga, kerajinan [[rotan]] dan kerajinan tas. Selain memberikan keuntungan pribadi kepada warga [[desa]], kegiatan usaha kerajinan tersebut juga memberikan pemasukan pada sustainibiltas atau keberlanjutan Kampung Wisata Dipowinatan. Salah satu kegiatan yang mereka lakukan adalah membatik langsung bersama wisatawan. Kegiatan tersebut dilakukan tidak jauh dari lokasi Kampung Wisata Dipowinatan. Hal itu sekaligus dijadiakan ajang pameran [[wisata]] dan [[budaya]].<ref name=":2">http://travel.kompas.com/read/2015/04/10/082400927/Kampung.Wisata.Yogyakarta.Butuh.Penguatan</ref>
=== Aktivitas Pembuatan Kuliner ===
Baris 41:
== Jasa Pendukung Pariwisata (Personil Pengelola Kampung) ==
Jasa pendukung pariwisata di Kampung Wisata Dipowinatan disebut juga dengan istilah ''Ancillary service'' yang ditandai dengan adanya sebuah organisasi atau orang-orang yang mengurus destinasi wisata di Kampung Wisata Dipowinataa. Keberadaan jasa pendukung [[pariwisata]] itu menjadi penting, karena meskipun konsep wisata yang ditawarkan menarik, aksesibilitas dan atraksi juga menunjang, tanpa diimbangi penyediaan jasa pendukung [[pariwisata]] yang baik, Kampung Wisata Dipowinatan juga tidak akan bisa berkembang dengan baik. Di Kampung Wisata Dipowinatan terdapat personalia pengelola yang memiliki jabatan dan tugas masing-masing. Posisi-posisi tersebut juga diikuti dengan tanggung jawab masing-masing. Lebih jauh lagi, keberadaan personel pengelola Kampung Wisata Dipowinatan tersebut telah dibentuk oleh lurah setempat melalui Keputusam Lurah Keparakan Nomor 08 tahun 2015, huruf B bahwa dalam upaya pengembangan dan optimalisasi pemanfaatan potensi Kampung Wisata Kampung Wisata Dipowinatan perlu ditunjuk personel pengelola [[kampung]]. Setiap personel tentunya memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing guna mendukung berlangsungnya kegiatan di kampung Kampung Wisata Dipowinatan.<ref name=":2" />
Dinas Pariwisata [[Yogyakarta]] juga memiliki wewenang sebagai Pembina yang memberikan masukan, nasihat, dan pemecahan masalah yang dihadapi oleh Kampung Wisata Dipowinatan. Tujuannya tentu untuk mengembangkan dan mengoptimalkan pemanfaatan potensi kampung [[wisata]]. Sementara itu, ketua kelompok tersebut dipegang oleh Bapak Sigit Istiarto yang berwenang untuk mengkoordinir pelaksanaan kegiatan di [[kampung]] [[wisata]] dengan dibantu oleh wakilnya. Sementara itu sekretaris dan bendahara Kampung Wisata Dipowinatan adalah Bapak Joni Wijanarko dan Bapak Agus Sutopo yang berwenang untuk menjalankan kegiatan administrasi umum dan menjalankan aktivitas administrasi keuangan. Di bawahnya, terdapat pula tim kerja yang memiliki tugas sebagai unsur pelaksana di bidangnya masing-masing.
Baris 48:
''Amenities'' adalah segala bentuk fasilitas yang disediakan oleh pihak pengelola [[wisata]] untuk wisatawan selama tinggal di daerah [[wisata]]. ''Amenites'' juga terdapat di berbagai tempat [[wisata]] seperti hotel, motel, restoran, bar, diskotik, kafe, ''shopping center,'' dan ''souvenir shop.'' Begitu pun dengan Kampung Wisata Dipowinatan, sebagai sebuah kampung [[wisata]] telah menyediakan beberapa ''amenities'', diantaranya adalah hotel bernama Gubug Jawa milik Bapak Sudarsono; Cesky Dum milik Ir. Marsito Merto; Candra Dewi Hotel milik Heri Santosa; Hotel Cekley milik Restiadi. Hal itu sangat membantu para wisatawan yang berkunjung ke Kampung Wisata Dipowinatan sehingga tidak perlu mencari hotel jauh-jauh dari lokasi [[wisata]] yang ada.
Sementara itu, berkaitan dengan akses, sebagaimana telah disinggung di halaman depan, lokasi Kampung Wisata Dipowinatan terhitung cukup strategis karena berada di pusat-pusat keramaian [[Yogyakarta]]. Aksesibilitas itu mencakup sarana dan infrastruktur seperti akses jalan raya yang dilihat dari ketersediaan sarana [[transportasi]] dan rambu-rambu penunjuk jalan yang menentukan kemudahan dalam mencapai suatu daerah tujuan [[wisata]], baik secara jarak geografis atau kecepatan teknis, serta ketersediaan sarana transportasi ke daerah tujuan wisata tersebut. Untuk Kampung Wisata Dipowinatan, letaknya relatif dekat dengan pusat [[Kota Yogyakarta]] yang berjarak sekitar 1 kilometer dari [[Malioboro]]. Dari Kantor Pos Besar di titik nol kilometer [[Yogyakarta]], pengunjung hanya perlu berjalan sedikit menuju kea rah timur hingga samapai perempatan Gondomanan dan kemudian berjalan kira-kira sejauh 500 meter untuk menjangkau Kampung Wisata Dipowinatan. Jika menggunakan taksi atau layanan ''travel'' atau paket ''tour'' lainnya, para wisatawan tidak perlu was-was karena pihak penyedia layanan tersebut pasti familiar dan langsung akan diantar ke Kampung Wisata Dipowinatan.<ref name=":2" />
== Persepsi Masyarakat ==
|