Sejarah astrologi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Nadiantara (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
Nadiantara (bicara | kontrib) |
||
Baris 1:
{| class="infobox" style="width:240px; cellpadding:0; cellspacing:0; border:1px solid darkgray"
|-
Baris 89 ⟶ 88:
Pada tahun 525 SM, Mesir ditaklukan oleh Bangsa Persia dan diyakini setelah itu terdapat banyak pengaruh terhadap astrologi Bangsa Mesir yang diberikan oleh astrologi kebudayaan Mesopotamia. Pengaruh dari kebudayaan Mesopotamia dicontohkan pada dua simbolisasi dalam zodiak bangsa Mesir – zodiak Libra dan Scorpio pada zodiak Dendera bangsa Mesir.<ref name=":2" /><ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books/about/Ancient_Astrology.html?id=DFIOAAAAQAAJ&redir_esc=y|title=Ancient Astrology|last=Barton|first=Tamsyn|date=1994|publisher=Routledge|isbn=9780415080668|language=en}} Hlmn 24.</ref>
Setelah pendudukan oleh Iskandar Agung pada 332 SM, Mesir berada dibawah kekuasaan dan pengaruh Bangsa Yunano. Kota Alexandria merupakan kota yang dicetuskan oleh Iskandar Agung setelah penaklukan tersebut pada abad ke-3 hingga ke-2 SM.<ref name=":2" /><ref name=":17">{{Cite book|url=https://www.amazon.com/History-Horoscopic-Astrology-Herschel-Holden/dp/0866904638|title=A History of Horoscopic Astrology|last=Holden|first=James Herschel|date=1996-10-01|publisher=American Federation of Astrologers, Inc.|isbn=9780866904636|edition=2nd edition|location=Tempe, Ariz|language=English}} Hlmn. 11</ref> Kota Alexandria di Mesir ini yang kemudian menjadi tempat bercampurnya astrologi Mesir dengan astrologi yang berasal dari periode akhir kebudayaan Mesopotamia.<ref name=":17" /> Astrologi Mesir kemudian memasukan berbagai konsep yang terdapat pada kebudayaan Mesopotamia seperti pentingnya pengaruh planet, konsep tripolisitas, dan pengaruh gerhana. Bersama dengan ini, Bangsa Mesir menggabungkan konsep pembagian zodiak kedalam 36 segmen ''(decan)'' pada suatu lingkaran langit, dan memberi penekanan terhadap konstelasi bintang yang dominan, sistem dewa-dewa Yunani yang berkaitan dengan planet, pertanda dari pemerintahan, dan empat elemen utama (air, udara, tanah, api).<ref name=":17" /><ref name=":2" />
Dekan merupakan suatu sistem pengukuran waktu yang didari pengamatan konstelasi bintang. Sistem ini dimulai oleh terbitnya konstelasi Sirius. Terbitnya suatu dekan tertentu di langit digunakan untuk membagi waktu (jam) pada suatu malam. Terbitnya suatu konstelasi bintang sesaat sebelum terbitnya matahari dianggap sebagai jam terakhir dari suatu malam. Setiap tahunnya, konstelasi-konstelasi bintang ini terbit sesaat sebelum matahari terbit selama sepuluh hari. Saat konstelasi-konstelasi ini menjadi bagian dari zodiak peradaban Hellenistik (323-30 SM; selatan Eropa-Timur Tengah ), setiap dekan dihubungkand engan 10 zodiak-zodiak tersebut. Catatan sejarah dari abad ke-2 SM memprediksi posisi dari suatu planet berdasarkan pertanda zodiak disaat terbitnya dekan tertentu, terutama konstelasi Sirius.<ref name=":13">{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books/about/Ancient_Astrology.html?id=DFIOAAAAQAAJ&redir_esc=y|title=Ancient Astrology|last=Barton|first=Tamsyn|date=1994|publisher=Routledge|isbn=9780415080668|language=en}} Hlmn. 20</ref> Salah satu gagasan yang paling penting dan kemudian menjadi basis astrologi modern adalah pengembangan horoskop astrologi oleh Ptolemeus yang saat itu tinggal di Alexandria, Mesir.<ref name=":2" /><ref name=":13" />
=== Romawi-Yunani ===
Penaklukan wilayah Asia oleh Iskandar Agung membuka jalan bagi peradaban Yunani untuk mengelaborasikan gagasan dan tradisi mereka terhadap gagasan lain yang berasal dari Suriah, Mesopotamia, dan Asia Tengah.<ref>{{Cite book|url=https://www.amazon.com/History-Western-Astrology-II-Medieval/dp/1441181296|title=A History of Western Astrology Volume II: The Medieval and Modern Worlds|last=Campion|first=Nicholas|date=2009-06-16|publisher=Bloomsbury Academic|isbn=9781441181299|edition=1 edition|location=London|language=English}} Hlmn. 173</ref> Peradaban Yunani kemudian mempelajari bahasa dan huruf yang terdapat pada kuineform sebagai bagian dari transmisi kebudayaan tersebut. Pada kurun tahun 280 SM, Brossus, seorang pendeta dari kota Babylon, melakukan perjalanan ke Pulau Kos di Yunani untuk mengajarkan astrologi dan kebudayaan Babilonia kepada masyarakat Yunani.<ref>{{Cite book|url=https://www.amazon.com/History-Western-Astrology-II-Medieval/dp/1441181296|title=A History of Western Astrology Volume II: The Medieval and Modern Worlds|last=Campion|first=Nicholas|date=2009-06-16|publisher=Bloomsbury Academic|isbn=9781441181299|edition=1 edition|location=London|language=English}} Hlmn 173.</ref> Pada abad pertama sebelum Masehi, terdapat dua jenis astrologi yang berkembang di Yunani, salah satu jenis membutuhkan pemahaman terhadap horoskop untuk mengetahui detail akurat dari masa lalu, saat ini, dan masa depan, sementara yang satunya lagi bersifat sangat magis dan mengedepankan kuasa dewa-dewi yang ditunjukan dalam pertanda-pertanda yang muncul di langit.<ref>{{Cite book|url=https://www.amazon.com/History-Western-Astrology-II-Medieval/dp/1441181296|title=A History of Western Astrology Volume II: The Medieval and Modern Worlds|last=Campion|first=Nicholas|date=2009-06-16|publisher=Bloomsbury Academic|isbn=9781441181299|edition=1 edition|location=London|language=English}} Hlmn 173-174</ref> Namun, pembagian-pembagian ini tidak bersifat eksklusif dan bisa jadi saling beririsan, jenis astrologi pertama bertujuan untuk mencari informasi tentang suatu kehidupan, sementara jenis kedua lebih menaruh perhatian pada suatu transformasi yang bersifat pesonal dimana astrologi dianggap sebagai suatu jenis komunikasi terhadap dewa-dewa.<ref name=":2" />
Seperti wilayah lainnya di bagian selatan Eropa, astrologi pada peradaban Romawi kuno sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Yunani.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books/about/Ancient_Astrology.html?id=DFIOAAAAQAAJ&redir_esc=y|title=Ancient Astrology|last=Barton|first=Tamsyn|date=1994|publisher=Routledge|isbn=9780415080668|language=en}} Hlmn. 32</ref> Diantara kebudayaan Romawi dan Yunani, kebudayaan Babilonia mengidentifikasi astrologi merupakan suatu ilmu ramal meramal yang menggunakan planet-planet dan bintang sebagai pertanda. Ahli astrologi menjadi bagian penting dari kekaisaran Romawi pada masa itu. Kaisar Tiberuis misalnya, ia memiliki ramalan tentan takdir dan jalan hidupnya semenjak lahir, semasa hidupnya ia juga dikelilingi oleh ahli astrologi seperti Thrasyllus dari Mendes. Menurut Juvenal (pujangga pada masa ini), "terdapat orang-orang yang bahkan tidak dapat tampil di depan umum, makan, ataupun mandi, jika tanpa berkonsultasi terlebih dahulu terhadap ahli astrologi'. Namun sebaliknya, Claudius lebiih mempercayai ''augury'' yaitu peramalan yang didasarkan terhadap pertanda dari pergerakan dan kelakuan burung-burung, ataupun pergerakan hewan lainnya. Claudius secara bersamaan juga melarang ahli astrologi untuk beraktivitas di Roma pada saat itu.<ref name=":2" />
=== Peradaban Islam klasik ===
|