SMS Goeben: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 83:
'''SMS{{efn|name=SMS}}''' '''Goeben''' merupakan [[kapal penjelajah tempur]] ''kelas Moltke'' kedua sekaligus terakhir yang dimiliki oleh Angkatan Laut Kekaisaran Jerman. Kapal ini dibuat pada periode 1909-1911 dan kemudian diserahkan kepada Angkatan Laut Kekaisaran Ottoman pada masa Perang Dunia I—tiga tahun setelah beroperasi di Angkatan Laut Jerman. SMS Goeben merupakan salah satu kapal tempur tercanggih pada masanya dan terlibat berbagai peristiwa penting selama Perang Dunia I.<ref>{{Cite news|url=https://www.timesofmalta.com/articles/view/20140831/life-features/the-pursuit-of-sms-goeben-and-sms-breslau-the-malta-garrison-and.533885|title=The pursuit of SMS Goeben and SMS Breslau, the Malta garrison and German POWs in 1914|last=Ltd|first=Allied Newspapers|newspaper=Times of Malta|language=en-GB|access-date=2017-12-15}}</ref> Jika dibandingkan dengan kapal perang milik Angkatan Laut Kerajaan Inggris dari kelas yang serupa (''kelas indefatigable''{{Efn|name=cf Indefatigable}}), SMS Goeben memiliki sistem persenjataan dan perlindungan yang lebih baik. Bahkan, dalam peristiwa ''[[Pengejaran kapal Goeben dan Breslau|pengejaran Goeben dan Breslau]]'' yang terjadi di masa-masa awal Perang Dunia I, Ernest Troubridge, laksamana skuadron kapal Inggris yang melakukan pengejaran, akhirnya memutuskan untuk menghentikan aksinya akibat menganggap kapal ini sebagai suatu "kekuatan super" yang sebaiknya dihindari.<ref>{{Cite web|url=http://www.historyofwar.org/articles/weapons_SMS_Goeben.html|title=SMS Goeben|website=www.historyofwar.org|access-date=2017-12-15}}</ref>
 
Beberapa bulan setelah diserahkan secara resmi kepada Angkatan Laut Kekaisaran Jerman, yakni pada Perang Balkan, SMS Goeben bersama dengan sebuah kapal penjelajah ringan SMS Breslau membentuk sebuah skuadron untuk ditugaskan untuk berpatroli di Laut Tengah.<ref>{{Cite news|url=https://www.timesofmalta.com/articles/view/20140831/life-features/the-pursuit-of-sms-goeben-and-sms-breslau-the-malta-garrison-and.533885|title=The pursuit of SMS Goeben and SMS Breslau, the Malta garrison and German POWs in 1914|last=Ltd|first=Allied Newspapers|newspaper=Times of Malta|language=en-GB|access-date=2017-12-15}}</ref> Skuadron yang terdiri dari kedua kapal ini kemudian menjadi satu-satunya skuadron kapal Kekaisaran Jerman yang berpatroli di Laut Tengah.<ref name=":1">{{Cite web|url=http://www.superiorforce.co.uk/|title=Superior Force|website=www.superiorforce.co.uk|access-date=2017-12-15}}</ref> Saat meletusnya Perang Dunia I, kedua kapal ini ditugaskan membombardir kota-kota pelabuhan koloni Perancis di Aljazair.<ref>{{Cite news|url=https://www.timesofmalta.com/articles/view/20140831/life-features/the-pursuit-of-sms-goeben-and-sms-breslau-the-malta-garrison-and.533885|title=The pursuit of SMS Goeben and SMS Breslau, the Malta garrison and German POWs in 1914|last=Ltd|first=Allied Newspapers|newspaper=Times of Malta|language=en-GB|access-date=2017-12-15}}</ref> Setelah itu, kedua kapal ini berhasil melarikan diri ke Konstantinopel sekaligus membawa misi diplomatik kepada Kekaisaran Ottoman. Keberhasilan pelarian kedua kapal untuk membawa misi diplomatik Kekaisaran Jerman membuat [[Winston Churchill]] yang pada Perang Dunia I merupakan komandan utama [[Angkatan Laut Britania Raya|Angkatan Laut Kerajaan Inggris]] beberapa tahun pascaperang menuliskan : "kompas kapal-kapal ini (Goeben & Breslau) telah mengakibatkan lebih banyak pembunuhan, lebih banyak penderitaan, dan lebih banyak kehancuran, dari kapal manapun."<ref>{{Cite news|url=https://blogs.scientificamerican.com/anecdotes-from-the-archive/battleships-and-diplomacy-1914/|title=Battleships and Diplomacy, 1914|last=Schlenoff|first=Dan|newspaper=Scientific American Blog Network|language=en|access-date=2017-12-15}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.winstonchurchill.org/publications/finest-hour/finest-hour-163/guns-of-august-1914-2014-the-terrible-ifs-accumulate-the-escape-of-the-goeben/|title=GUNS OF AUGUST 1914-2014 - “The Terrible ‘Ifs’ Accumulate”: The Escape of the Goeben|date=2015-02-06|website=The International Churchill Society|access-date=2017-12-15}}</ref>
 
Bersama SMS Breslau, SMS Goeben secara resmi diserahkan kepada Angkatan Laut Kekaisaran Ottoman pada 16 Agustus 1914. Pascapenyerahannya, SMS Goeben kemudian berganti nama menjadi '''''Yavuz Sultan Selim''''' atau biasa disingkat '''''Yavuz'''.'' Kapal ini kemudian digunakan oleh Angkatan Laut Kekaisaran Ottoman untuk membombardir kota-kota pelabuhan milik Rusia di Laut Hitam dan menandai secara resmi masuknya Kekaisaran Ottoman untuk berperang di pihak Jerman pada Perang Dunia I.
Baris 167:
 
====== 1918 ======
Di bawah perintah Paschwitz, pada tanggal 20 Januari 1918, Yavuz dan Midili berlayar meninggalkan Dardanelles untuk menuju ke perairan di sekitar Palestina.<ref name=":1" /><ref name=":0" /> Pelayaran ini bertujuan untuk membantu pasukan Ottoman yang berada di wilayah Palestina dengan mengusir armada laut Sekutu yang berada disana. Bertemunya armada laut Ottoman dan Sekutu saat menuju perairan ini di sekitar Dardanelles kini dikenal sebagai Pertempuran Imbros.<ref name=":1" /> Pada pertempuran ini Yavuz melakukan serangan mendadak dan berhasil menenggelamkan dua buah kapal perang jenis monitor, yang mana saat itu tengah berlabuh dan tidak berada dalam kawalan kapal-kapal besar lainnya.<ref name=":0" /> Paschwitz kemudian memutuskan untuk melanjutkan pelayarannya ke pelabuhan kota Mudros dimana kapal tempur Inggris HMS Agamemnon telah bersiap untuk menyerang mereka. Dalam pelayarannya, ''Midilli'' menabrak beberapa ranjau dan kemudian tenggelam, sementara Yavuz juga menabrak tiga ranjau lainnya. Yavuz kemudian mencoba melarikan diri kembali ke Dardanelles dan tetap dikejar oleh kapal penghancur Inggris.<ref name=":1" /><ref name=":0" /> Yavuz kemudian berhasil berlabuh di sekitar pantai di wilayah tersebut dan menjadi bulan-bulanan armada Inggris. Yavuz mengalami beberapa serangan dari pesawat tempur Angkatan Udara Kerajaan Inggris serta dai beberapa kapal Inggris lainnya sebelum akhirnya di tarik dan di selamatkan oleh kapal perang Ottoman lainnya menuju Konstantinopel. Akibat peristiwa ini Yavuz mengalami kerusakan yang cukup parah.<ref name=":0" /> ''Yavuz'' dan kapal-kapal penghancur milik Turki lainnya tiba di Sevastopol pada pertengahan Juli 1918 dan kemudian ditempatkan di galangan kapal Sevastopol. ''Yavuz'' kemudian diperbaiki dan terparkir hingga periode akhir Perang Dunia I di bulan November. Angkatan Laut Jerman secara formal menyerahkan kepemilikan kedua kapal ini kepada pemerintah Turki pada 2 November 1918 tanpa adanya pembayaran moneter.<ref name=":0" />
 
=== Penugasan pasca-Perang Dunia I ===
Perang Dunia I kemudian secara resmi berakhir pada 11 November 1918 dan Kekaisaran Jerman, Kekaisaran Austria-Hongaria, serta Kekaisaran Ottoman berada di pihak yang kalah.<ref name=":1" /><ref name=":0" /> Merujuk pada [[Perjanjian Sevres]] antara Kekaisaran Ottoman dan Sekutu, Yavuz seharusnya menjadi bagian dari rampasan perang Angkatan Laut Kerajaan Inggris. Namun, saat itu kondisi Yavuz sedang mengalami kerusakan dan dinilai tidak terlalu berharga, sehingga Angkatan Laut Kerajaan Inggris tidak jadi mengambilnya dan tetap meninggalkannya di galangan kapal Sevastopol.<ref name=":0" /> Pada tahun 1923 setelah [[Perang Kemerdekaan Turki]], Perjanjian Sevres mengalami perubahan dan kemudian digantikan oleh Perjanjuan Lausanne yang mana perjanjian ini menghendaki seluruh kapal perang milik Turki termasuk di dalamnya Yavuz yang sebelumnya disita oleh sekutu, diserahkan kembali untuk menjadi bagian dari Angkatan Laut Turki. Pada periode ini, Yavuz merupakan satu-satunya kapal perang buatan Jerman yang masih secara resmi beroperasi.<ref name=":1" /><ref name=":0" /> Pada periode 1918-1926, kapal ini berada di bagian galangan kapal pelabuhan kota Izmit. Kapal ini masih tidak mampu berlayar akibat hanya dua dari empat sistem penguap lamanya yang bekerja, serta kerusakan lainnya akibat ranjau kapal belum diperbaiki sepenuhnya. Pemerintah Turki kemudian mengalokasikan sejumlah dana sehingga perbaikan terhadap haluan kapal Yavuz dapat terselesaikan. Sistem penguap kapal ini kemudian diubah kedalam sistem yang menggunakan bahan bakar campuran minyak-batu bara. Selain itu, kapal ini juga mendapatkan penambahan beberapa komponen persenjataan anti pesawat.<ref name=":0" />
 
Bagi Turki yang saat itu sedang berfokus mengembangkan angkatan lautnya untuk menyaingi Yunani yang merupakan musuh lamanya serta Angkatan Laut Uni Soviet di Laut Tengah, Yavuz merupakan komponen yang sangat penting dalam Angkatan Laut Turki. Bahkan, pemerintah Turki kemudian memesan empat kapal penghancur dan dua buah kapal selam dari Italia sebagai pelengkap angkatan lautnya.<ref name=":0" /> Pada 1930, haluan kapal Yavuz kemudian dikurangi panjangnya sebesar 40 cm dan lebarnya ditambah sepanjang 10cm. Berat kosongnya pun bertambah 100 ton dikarenakan penambahan baja untuk perbaikan haluan serta mesin penguap baru yang ditambahkan. Untuk menambah stabilitas, beberapa meriam yang ada di kapal ini kemudian di lepas. Kapal ini berlayar dan beroperasi kembali pada 1936 dan pelayarannya dilindungi oleh empat buah kapal penghancur yang baru dipesan. Namun, pada 1937, kurangnya persenjataan anti pesawat membuat Angkatan Laut Turki menganggap kapal ini ketinggalan zaman.<ref name=":0" />