Islam di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
lebih d rinkas
Tag: Penggantian VisualEditor mengosongkan halaman [ * ]
k ←Suntingan 36.74.9.126 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh HsfBot
Tag: Pengembalian
Baris 1:
{{gabungdari|Kedatangan dan penyebaran Agama Islam di Nusantara}}
{{Islam by country}}
 
[[Berkas:Istiqlal Mosque Reciting Al Quran.JPG|jmpl|Umat muslim Indonesia tengah membaca Al Quran setelah menunaikan salat di Masjid [[Istiqlal]], Jakarta. Indonesia memiliki jumlah umat muslim terbesar di dunia]]
 
'''Islam di Indonesia''' merupakan mayoritas terbesar ummat Muslim di [[dunia]]. Data Sensus Penduduk 2010 menunjukkan ada sekitar 87,18% atau 207 juta jiwa dari total 238 juta jiwa penduduk beragama Islam. Walau Islam menjadi mayoritas, namun [[Indonesia]] bukanlah negara yang berasaskan [[Islam]].
 
== Sejarah masuknya Islam ==
[[Berkas:Islam Indonesia Percentage Sensus2010.svg|jmpl|kiri|300px|Peta persebaran Islam di Indonesia]]
[[Berkas:Indonesia_by_Ibrahim Muteferrika_(1674-1745).png|jmpl|kiri|300px|Peta Indonesia berkisar tahun 1674-1745 oleh Katip Çelebi seorang geografer asal Turki Utsmani.]]
{{utama|Penyebaran Islam di Nusantara}}
 
=== Penyebaran Islam (1200 - 1600) ===
Berbagai teori perihal masuknya Islam ke Indonesia terus muncul sampai saat ini. Fokus diskusi mengenai kedatangan Islam di Indonesia sejauh ini berkisar pada tiga tema utama, yakni tempat asal kedatangannya, para pembawanya, dan waktu kedatangannya. Seperti banyak diketahui jika daerah penghasil batu kapur yaitu Kota Barus (Sibolga-Sumatera Utara) sudah digunakan oleh para firaun di mesir untuk proses pemakaman mumi firaun. Berdasarkan hal tersebut membuktikan jika jauh sebelum islam datang, masyarakat Nusantara sudah berhubungan dengan dunia luar. Ada kemungkinan Islam sudah masuk di Nusantara terjadi pada masa Kenabian atau masa hidupnya Nabi Muhammad S.A.W.<ref name="fr">[http://web.archive.org/web/20071109145523/http://peziarah.wordpress.com/2007/02/02/masuknya-islam-ke-indonesia/ ''Masuknya Islam di Indonesia'', situs Kidung Peziarah]</ref> Mengenai tempat asal kedatangan Islam yang menyentuh Indonesia, di kalangan para sejarawan terdapat beberapa pendapat. [[Ahmad Mansur Suryanegara]] mengikhtisarkannya menjadi tiga teori besar. Pertama, teori [[Gujarat, India]]. Islam dipercayai datang dari wilayah [[Gujarat]] – [[India]] melalui peran para pedagang India muslim pada sekitar abad ke-13 M. Kedua, teori [[Makkah]]. Islam dipercaya tiba di Indonesia langsung dari [[Timur Tengah]] melalui jasa para pedagang [[Bangsa Arab|Arab]] muslim sekitar abad ke-7 M. Ketiga, teori [[Persia]]. Islam tiba di Indonesia melalui peran para pedagang asal [[Persia]] yang dalam perjalanannya singgah ke Gujarat sebelum ke nusantara sekitar abad ke-13 M.<ref name="fr"/>. Melalui [[Kesultanan Tidore]] yang juga menguasai [[Tanah Papua]], sejak abad ke-17, jangkauan terjauh penyebaran Islam sudah mencapai Semenanjung [[Onin]] di [[Kabupaten Fakfak]], [[Papua Barat]].
 
Kalau Ahli Sejarah Barat beranggapan bahwa Islam masuk di Indonesia mulai abad 13 adalah tidak benar, [[HAMKA]] berpendapat bahwa pada tahun 625 M sebuah naskah [[Tiongkok]] mengkabarkan bahwa menemukan kelompok bangsa Arab yang telah bermukim di pantai Barat [[Sumatera]] ([[Barus]]) <ref>{{cite book|last=Prof Dr HAMKA|title=Sejarah Umat Islam}}</ref>. Pada saat nanti wilayah Barus ini akan masuk ke wilayah kerajaan [[Srivijaya]].
 
Pada tahun 30 Hijriyah atau 651 M semasa pemerintahan [[Khilafah]] Islam [[Utsman bin Affan]] (644-656 M), memerintahkan mengirimkan utusannya (Muawiyah bin Abu Sufyan) ke tanah [[Jawa]] yaitu ke [[Jepara]] (pada saat itu namanya [[Kalingga]]). Hasil kunjungan duta Islam ini adalah raja [[Jay Sima]], putra Ratu [[Sima]] dari Kalingga, masuk Islam <ref>{{cite book|last=H Zainal Abidin Ahmad|title=Ilmu politik Islam V, Sejarah Islam dan Umatnya sampai sekarang; Bulan Bintang, 1979}}</ref>.
 
Pada tahun 718M raja Srivijaya [[Sri Indravarman]] setelah kerusuhan Kanton juga masuk Islam pada masa [[khalifah]] [[Umar bin Abdul Aziz]] (717 - 720 M) ([[Dinasti Umayyah]]).
 
==== Sanggahan Teori Islam Masuk Indonesia abad 13 melalui Pedagang Gujarat ====
Teori Islam Masuk Indonesia abad 13 melalui pedagang Gujarat, menurut pendapat sebagian besar orang, adalah tidaklah benar. Apabila benar maka tentunya Islam yang akan berkembang kebanyakan di Indonesia adalah aliran [[Syi'ah]] karena Gujarat pada masa itu beraliran Syiah, akan tetapi kenyataan Islam di Indonesia didominasi Mazhab [[Syafi'i]].
 
Sanggahan lain adalah bukti telah munculnya Islam pada masa awal dengan bukti Tarikh Nisan [[Fatimah binti Maimun]] (1082M) di [[Gresik]].
 
=== Masa kolonial ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een Koranschool op Java TMnr 10002385.jpg|jmpl|Anak-anak mengaji Al Quran di [[Jawa]] pada masa kolonial [[Hindia Belanda]]]]
 
Pada abad ke-17 [[masehi]] atau tahun [[1601]] kerajaan [[Hindia Belanda]] datang ke [[Nusantara]] untuk berdagang, namun pada perkembangan selanjutnya mereka menjajah daerah ini. Belanda datang ke Indonesia dengan kamar dagangnya, [[VOC]], sejak itu hampir seluruh wilayah Nusantara dikuasainya kecuali [[Aceh]]. Saat itu antara kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara belum sempat membentuk aliansi atau kerja sama. Hal ini yang menyebabkan proses penyebaran dakwah terpotong.
 
Dengan ''sumuliayatul'' (kesempurnaan) [[Islam]] yang tidak ada pemisahan antara aspek-aspek kehidupan tertentu dengan yang lainnya, ini telah diterapkan oleh para ulama saat itu. Ketika penjajahan datang, para ulama mengubah pesantren menjadi markas perjuangan, para santri (peserta didik pesantren) menjadi ''jundullah'' (pasukan Allah) yang siap melawan penjajah, sedangkan ulamanya menjadi panglima perang. Potensi-potensi tumbuh dan berkembang pada abad ke-13 menjadi kekuatan perlawanan terhadap penjajah. Ini dapat dibuktikan dengan adanya hikayat-hikayat pada masa kerajaan Islam yang syair-syairnya berisi seruan perjuangan. Para ulama menggelorakan jihad melawan penjajah [[Belanda]].
 
Di akhir abad ke-19, muncul ideologi pembaruan Islam yang diserukan oleh [[Jamal-al-Din Afghani]] dan [[Muhammad Abduh]]. Ulama-ulama [[Suku Minangkabau|Minangkabau]] yang belajar di [[Kairo]], [[Mesir]] banyak berperan dalam menyebarkan ide-ide tersebut, di antara mereka ialah [[Muhammad Djamil Djambek]] dan [[Abdul Karim Amrullah]]. Pembaruan Islam yang tumbuh begitu pesat didukung dengan berdirinya sekolah-sekolah pembaruan seperti [[Adabiah]] (1909), [[Diniyah Putri]] (1911), dan [[Sumatera]] [[Thawalib]] (1915). Pada tahun 1906, [[Syeikh Tahir Jalaluddin Al-Azhari|Tahir bin Jalaluddin]] menerbitkan koran pembaruan ''al-Iman'' di [[Singapura]] dan lima tahun kemudian, di [[Padang]] terbit koran dwi-mingguan ''al-Munir''.<ref name="RICKLEFS_p353-356">{{cite book|last =Ricklefs|first =M.C.|authorlink =|coauthors =|title =A History of Modern Indonesia 1200-2004|publisher =MacMillan|date =1991|location =London|url =|doi =|isbn =|page =353-356}}</ref>
 
== Demografi ==
Sebagian besar ummat Islam di [[Indonesia]] berada di wilayah Indonesia bagian Barat, seperti di pulau [[Sumatera]], [[Jawa]], [[Pulau Madura|Madura]] dan Kalimantan. Sedangkan untuk wilayah Timur, penduduk Muslim banyak yang menetap di wilayah [[Sulawesi]], [[Nusa Tenggara Barat]], dan [[Maluku Utara]] dan enklave tertentu di Indonesia Timur seperti [[Kabupaten Alor]], [[Fakfak]], [[Haruku]], [[Banda]], [[Tual]] dan lain-lain.
 
Pengadaan transmigrasi dari Jawa dan [[Madura]] yang secara besar-besaran dilakukan oleh pemerintahan [[Suharto]] selama tiga dekade ke wilayah Timur Indonesia telah menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk Muslim disana.
 
== Arsitektur ==
{{Utama|Arsitektur Islam di Indonesia}}
 
Islam sangat banyak berpengaruh terhadap [[arsitektur]] bangunan di Indonesia. [[Rumah Betawi]] salah satunya, adalah bentuk arsitektur bangunan yang banyak dipengaruhi oleh corak Islam. Pada salah satu forum tanya jawab di situs Era Muslim<ref>[http://www.eramuslim.com/konsultasi/arc/7b04134035-pengaruh-arsistektur-peradaban-islam-indonesia.htm ''Pengaruh Arsistektur Peradaban Islam di Indonesia'', situs Era Muslim]</ref>, disebutkan bahwa Rumah [[Betawi]] yang memiliki teras lebar, dan ada ''bale-bale'' untuk tempat berkumpul, adalah salah satu ciri arsitektur peradaban Islam di Indonesia.
 
=== Masjid ===
[[Berkas:Great mosque in Medan.JPG|jmpl|250px|[[Masjid Raya Medan]] al Ma'shun, adalah salah satu ciri bangunan berarsitektur Islam yang ada di Indonesia]]
 
[[Masjid]] adalah tempat ibadah Muslim yang dapat dijumpai diberbagai tempat di Indonesia. Menurut data [[Lembaga Ta'mir Masjid Indonesia]], saat ini terdapat 125 ribu<ref name="Ta'mir">[http://www.webspawner.com/users/saefudin/ Lembaga Ta'mir Masjid Indonesia]</ref> masjid yang dikelola oleh lembaga tersebut, sedangkan jumlah secara keseluruhan berdasarkan data [[Departemen Agama]] tahun 2004, jumlah masjid di Indonesia sebanyak 643.834 buah, jumlah ini meningkat dari data tahun 1977 yang sebanyak 392.044 buah. Diperkirakan, jumlah masjid dan mushala di Indonesia saat ini antara 600-800 ribu buah.<ref>[http://www.immasjid.com/cetak.php?id=249 ''Gerakan Memakmurkam Masjid'', Institut Manajemen Masjid]</ref>
 
== Pendidikan ==
[[Pesantren]] adalah salah satu sistem pendidikan [[Islam]] yang ada di [[Indonesia]] dengan ciri yang khas dan unik, juga dianggap sebagai sistem pendididikan paling tua di Indonesia.<ref name="Pes">[http://nusyria.net/index.php?option=com_content&task=view&id=34&Itemid=28 Nurun Maksuni, ''Pesantren dalam wajah Islam Indonesia'', nusyria.net:2007]</ref> Selain itu, dalam pendidikan Islam di Indonesia juga dikenal adanya [[Madrasah Ibtidaiyah]] (dasar), [[Madrasah Tsanawiyah]] (lanjutan), dan [[Madrasah Aliyah]] (menengah). Untuk tingkat universitas Islam di Indonesia juga kian maju seiring dengan perkembangan zaman, hal ini dapat dilihat dari terus beragamnya universitas Islam. Hampir disetiap [[provinsi]] di Indonesia dapat dijumpai [[Institut Agama Islam Negeri]] serta beberapa universitas Islam lainnya seperti Universitas Islam Negeri (UIN) dengan nama yang berbeda-beda berdasarkan nama tokoh penyiaran islam masa lampau semisal di Makassar dengan nama Universitas Islam Negeri Sultan Alauddin disingkat (UINAM) sekarang berpusat di Samata kabupaten Gowa sekitar 7 kilometer dari pusat kota Makassar. .
 
== Politik ==
{{Utama|Politik Islam di Indonesia}}
Dengan mayoritas berpenduduk [[Muslim]], [[politik]] di [[Indonesia]] tidak terlepas dari pengaruh dan peranan ummat [[Islam]]. Walau demikian, Indonesia bukanlah negara yang berasaskan Islam, namun ada beberapa daerah yang diberikan keistimewaan untuk menerapkan [[syariat Islam]], seperti [[Aceh]].
 
Seiring dengan [[reformasi]] [[1998]], di Indonesia jumlah partai politik Islam kian bertambah. Bila sebelumnya hanya ada satu partai politik Islam, yakni [[Partai Persatuan Pembangunan]]-akibat adanya kebijakan pemerintah yang membatasi jumlah partai politik, pada pemilu 2004 terdapat enam partai politik yang berasaskan Islam, yaitu [[Partai Persatuan Pembangunan]], [[Partai Keadilan Sejahtera]], [[Partai Bintang Reformasi]], [[Partai Amanat Nasional]], [[Partai Kebangkitan Bangsa]] dan [[Partai Bulan Bintang]].
 
== Catatan dan referensi ==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/Islam/default.htm ''Islam di Indonesia''], dari seasite.niu.edu.
* {{en}} [http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/Islam/BBC%20NEWS%20%20Asia-Pacific%20%20Islam%20in%20Indonesia.htm ''Islam in Indonesia''], dari BBC News.
* {{en}} Munjid, Achmad. "[http://www.thejakartapost.com/news/2012/09/14/is-indonesian-islam-tolerant.html Is Indonesian Islam tolerant?]" ([http://www.webcitation.org/6H7HiI0F6 Archive]) (Opinion) ''[[The Jakarta Post]]''. Friday September 14, 2012.
 
{{Islam di Indonesia}}
 
sudah di hapus
[[Kategori:Islam di Indonesia| ]]