Kerajaan Allah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Nampak, +Tampak; -nampak, +tampak; -Nampaknya, +Tampaknya; -nampaknya, +tampaknya) |
||
Baris 4:
Kerajaan Allah merupakan konsep yang berakar di dalam [[Perjanjian Lama]], yang kemudian ditekankan oleh [[Yohanes Pembaptis]] dan penggenapan melalui [[Yesus]] [[Kristus]] dalam zaman [[Perjanjian Baru]].<ref name="Pemberitaan"/> Di dalam Perjanjian Lama, ada beberapa nas yang berbicara mengenai perkataan yang searti dengan Kerajaan atau pemerintahan Allah (dalam bahasa Yunani: ''Basileia'') yaitu: {{Alkitab|Mazmur 22:29, 103:19, 145:13}}; {{Alkitab|Daniel 4:3,25}}; {{Alkitab|Obaja 21}}; {{Alkitab|1 Tawarikh 29:11}}.<ref name="Pemberitaan">H. Ridderbos, H. Baarlink. 1975. Pemberitaan Yesus Menurut Injil-Injil Sinoptis.</ref> Di beberapa bagian Alkitab lainnya, Allah juga disapa sebagai Raja, terutama di dalam [[kitab Mazmur]] dan [[Nevi'im|Nabi-nabi]].<ref name="Pemberitaan"/> Di dalam konsep tersebut ada aspek ke-akan-an atau aspek sorgawi, dan juga ada aspek duniawi atau aspek ke-kini-an. Di dalam perkembangan selanjutnya, aspek sorgawi dikembangkan oleh komunitas [[Qumran]], sedangkan aspek duniawi dianut oleh Kaum [[Zelot]] yang berjuang menghadirkan Kerajaan Allah secara politik.<ref name="Guthrie">Donald Guthrie. 2001. Teologi Perjanjian Baru 2. Jakarta: BPK Gunung Mulia.</ref>
Selain itu, dikenal juga beberapa [[Mazmur]] yang disebut juga Mazmur-Mazmur Raja, seperti [[Mazmur 47]][[Mazmur 93|, 93]][[Mazmur 96|, 96]][[Mazmur 97|, 97]][[Mazmur 99|, dan 99]]. Pada dasarnya Mazmur-Mazmur ini menggambarkan pengharapan Israel akan penyataan yang terakhir dan definitif dari [[Yahweh]] sebagai [[Raja]], yang manifestasi kuasa-Nya telah mulai
Di dalam kesusastraan [[pseudopigrafa]], juga mulai dikenal istilah "Kerajaan Allah", meskipun belum memiliki makna yang sentral seperti dalam Perjanjian Baru.<ref name="Pemberitaan"/> Istilah tersebut dipakai dalam dua arti:
|