Pangeran Anglingkusumo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Akuindo (bicara | kontrib)
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Nampak, +Tampak; -nampak, +tampak; -Nampaknya, +Tampaknya; -nampaknya, +tampaknya)
Baris 41:
Dua yang terakhir telah mampu menggoncangkan kolonial. Soerjopranoto lewat SI dan Sarikat Buruhnya, sedangkan Ki Hajar lewat Indische Partij, Komite Bumi Putera dan Tamansiswa sebagai tempat pergerakannya.
 
Menurut Kanjeng Angling, selain sebagai Pendidik, Sri Paku Alam V juga sebagai seorang ekonom yang membenahi ketidakseimbangan keadaan negeri Pakualaman. Sementara itu, ketokohan Soewardi Soerjoningrat sebagai cucu Sri Paku Alam III nampaktampak nyata sekali pada waktu bersama-sama dengan Douwes Dekker dan Cipto Mangunkusumo memimpin Indische Partij. Pergerakan ini diam-diam didukung oleh Sri Paku Alam VII. Karena Sri Paku Alam sadar bahwa perjuang itu untuk menumbuhkan semangat kebangsaan bagi seluruh rakyat yang masih terjajah.
 
Kanjeng Anglingkusumo tergerak untuk menekuni dunia pendidikan dikarenakan mengikuti jejak pendahulunya. Pangeran Notodiprodjo, putra Sri Paku Alam V dengan kesadarannya mendirikan Yayasan Beasiswa Darmoworo guna membiayai dan membantu orang-orang Jawa yang ingin melanjurkan studi ke Eropa.