Perkembangan surat kabar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Nampak, +Tampak; -nampak, +tampak; -Nampaknya, +Tampaknya; -nampaknya, +tampaknya)
Baris 27:
Pada tahun 1980, bebrapa surat kabar mulai mencoba untuk memanfaatkan teknologi digital melalui jaringan telepon dan kabel untuk mengirimkan berita. Sebuah perusahaan media Amerika bernama [[Knight Ridder]], kemudian memanfaatkan teknologi [[videotext]] yang mengirimkan informasi digital menggunakan jaringan telepon untuk ditampilkan pada layar televisi ataupun pada dekstop komputer <ref>Straubhaar, J., LaRose, R.& Davenport R., (2011). Media Now: Understanding Media, Culture, and Technology, hal 102 Update Seventh Edition. Thomson-Wadsworth</ref>.
Layanan videotext yang dimanfaatkan Knight Ridder ini bernama [[Viewtron]]. Tetapi, viewtron mengirimkan berita digital hanya untuk diterima oleh perangkat televisi. Terobosan ini kemudian mengalami kegagalan karena ada biaya yang dibebankan pada pengguna dan banyaknya informasi yang harus diterima perangkat televisi, sedangkan televisi sendiri digunakan untuk hiburan keluarga. CompuServe dan America Online tampaknya lebih sukses dalam mengirimkan informasi surat kabar digital karena memanfaatkan dekstop komputer sebagai media penerima informasi surat kabar.
Saat ini, telah ribuan surat kabar yang ada di sistem internet worldwide. Surat kabar kini dapat diakses secara online. Terdapat berbagai perubahan yang nampaktampak pada surat kabar online dibandingkan dengan surat kabar konvensional, yaitu hadirnya fitur-fitur tambahan dalam surat kabar online seperti perkembangan informasi/berita terkini yang dapat diperbaharui setiap menit, skor olahraga, dan daftar harga.
Koran-koran di Indonesia sendiri baik lokal maupun nasional seperti harian Kompas, mengalami perubahan seperti kehadiran halaman yang berwarna.
Perkembangan teknologi komunikasi juga telah memberikan ruang bagi adanya adaptasi dari koran untuk melakukan proses distribusi via satelit dan komputerisasi. Hal ini memungkinkan koran nasional untuk dapat merambah ke berbagai daerah serta dapat mengikis penjualan koran lokal <ref>Straubhaar, J., LaRose, R.& Davenport R., (2011). Media Now: Understanding Media, Culture, and Technology, hal 103 Update Seventh Edition. Thomson-Wadsworth</ref>. Di Indonesia pelopor lahirnya koran online adalah detik.com, kemudian disusul oleh tempo.co.id, kompas.com, beritanet.com, dan surat kabar online lainnya <ref>[http://www.kompasiana.com/fachrulkhairuddin/surat-kabar-di-indonesia_550061a2813311a219fa7762]</ref>.