Tractatus Logico-Philosophicus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k revamp link Wikisource
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Nampak, +Tampak; -nampak, +tampak; -Nampaknya, +Tampaknya; -nampaknya, +tampaknya)
Baris 35:
|date =1922
|quote=The decimal figures as numbers of the separate propositions indicate the logical importance of the propositions, the emphasis laid upon them in my exposition. The propositions ''n.1, n.2, n.3,'' etc., are comments on proposition No. ''n''; the propositions ''n.m1, n.m2,'' etc., are comments on the proposition No. ''n.m''; and so on.}}
</ref><ref>Lihat pula [https://www.iso.org/standard/6937.html ISO 2145] yang nampaktampak mengadopsi pola yang hampir sama dengan sistem penomoran pada TLP.</ref> Sehingga, proposisi&nbsp;''x'' dapat diikuti penjelas&nbsp;''x.0'', ''x.1'', ''x.2''&nbsp;…&nbsp;''x.n₁''. Proposisi ranting pun dapat memiliki subproposisi dan sub-subproposisi yang tak terhingga, sehingga&nbsp;''x.n₁'' dapat diikuti oleh&nbsp;''x.n₁1'', ''x.n₁2'',&nbsp;…&nbsp;''x.n₁n₂'' dan seterusnya.
 
Sistem penomoran tersebut secara umum mengadopsi struktur logika matematis yang mengekspresikan derajat kedekatan dengan struktur numerik yang mendahuluinya.<ref name="ogdencomm"/> Sehingga, interpretasi yang mungkin terjadi adalah, misalnya, proposisi&nbsp;1.001 memiliki relasi yang lebih dekat pada proposisi&nbsp;1 ketimbang proposisi&nbsp;1.01—1.001&nbsp;dapat dipahami sebagai penjelas konseptual atas terma yang dikandung&nbsp;1, sedangkan 1.01&nbsp;menerangkan implikasi langsung atas&nbsp;1, pun 1.1&nbsp;adalah penjelas bidang cakupan pengertian yang diterangkan&nbsp;1, dan seterusnya.