Masjid Syuhada: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Hapus visi-misi per WP:NOVISIMISI.
Baris 22:
 
Kemudian, pada tanggal 17 Agustus 1950, dilakukan peletakan kiblat pertama yang dipimpin oleh K.H. Badawi. Peletakan kiblat menjadi sangat penting sebelum pembangunan [[masjid]] dilakukan, karena berkaitan dengan arah shalat. Pada tanggal 23 September 1950, peletakan batu pertama oleh [[Sri Sultan Hamengkubuwono VII]] yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri Pertahanan Republik Indonesia, dilaksanakan. Peletakan batu pertama juga dihadiri oleh [[Sjafruddin Prawiranegara]] dan [[Paku Alam VIII]] yang membacakan amanat dari Presiden Soekarno yang berhalangan hadir dalam kesempatan itu. Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya pada tanggal 20 September 1952, Masjid Syuhada selesai dibangun dan diresmikan. Kegiatan peresmian [[Masjid]] Syuhada dihadiri oleh [[Presiden Soekarno]], para menteri, dan para duta besar negara Islam. Setelah kegiatan peresmian berupa pengguntingan pita berlangsung, mereka melakukan Shalat Dhuhur berjamaah di dalam [[masjid]] yang dilanjutkan dengan kegiatan berjalan-jalan di sekitar [[Masjid]] Syuhada untuk menikmati kemegahan yang ada.<ref>http://eprints.uny.ac.id/21705/5/5.%20BAB%20III.pdf</ref>
 
== Visi dan Misi ==
Sebagai masjid yang menyimpan nilai sejarah dan perjuangan kemerdekaan bangsa, [[Masjid]] Syuhada memiliki visi dan misi sebagai berikut:<ref>http://eprints.uny.ac.id/21705/5/5.%20BAB%20III.pdf</ref>
 
Visi: “Mengembangkan [[Masjid]] Syuhada sebagai salah satu masjid yang memiliki keunggulan di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan serta menjadi model (rujukan) penyelenggaraan fungsi dan peranan masjid modern”.
 
Misi: Meningkatkan kemakmuran [[masjid]] secara optimal dengan berbagai kegiatan sosial, kemanusiaan, dan kegamaan; mengembangkan lembaga pendidikan, [[dakwah]], dan kaderisasi, dan sosial-ekonomi serta professional untuk memenuhi harapan masyarakat.
 
== Falsafah Bangunan Masjid ==