Daftar sultan Utsmaniyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 10:
| first_monarch = [[Osman I|Osman Gazi]]
| last_monarch = [[Mehmed VI]]
| style = [[YangHünkarım Mulia]](Baginda)<br>Padişah efendim (Tuanku Kaisar)<br>Sultanım (Sultanku)
| residence = *[[Istana Topkapı]] (1460an–1853)<br>*[[Istana Dolmabahçe]] (1853–1889; 1909-1922)<br>*[[Istana Yıldız]] <br>(1889–1909)
| appointer = [[Garis suksesi tahta Utsmaniyah|Turun-temurun]]
Baris 17:
}}
Para sultan [[Wangsa Utsmaniyah]] menguasai wilayah kekuasaan transkontinental yang sangat luas mulai dari tahun 1299 hingga 1922. Pada puncak kejayaannya, [[Kesultanan Utsmaniyah]] berkuasa mulai dari [[Hongaria]] hingga ke bagian utara [[Somalia]] di sebelah selatan, dan dari [[Aljazair]] di sebelah barat hingga [[Irak]] di sebelah timur. Ibukotanya mula-mula adalah [[Bursa]] di [[Anatolia]], kemudian dipindahkan ke [[Edirne]] pada tahun 1366 dan ke [[Konstantinopel]] atau [[Istanbul]] pada tahun 1453 setelah [[Kejatuhan Konstantinopel]] [[Kekaisaran Bizantium]]<ref>[[#Sta01|Stavrides 2001]], p. 21</ref>
<!--The Ottoman Empire's [[Rise of the Ottoman Empire|early years]] have been the subject of varying narratives due to the difficulty of discerning fact from legend; nevertheless, most modern scholars agree that the empire came into existence around 1299 and that its first ruler was [[Osman I]] [[Khan (title)|Khan]] (leader) of the [[Kayı tribe]] of the [[Oghuz Turks]].<ref>[[#Gla96|Glazer 1996]], "The Ottoman Empire"</ref> The Ottoman Dynasty he founded was to endure for six centuries through the reigns of 36 sultans. The Ottoman Empire disappeared as a result of the defeat of the [[Central Powers]] with whom it had allied itself during [[World War I]]. The [[Partitioning of the Ottoman Empire|partitioning of the empire]] by the victorious [[Allies of World War I|Allies]] and the ensuing [[Turkish War of Independence]] led to the birth of the modern [[Turkey|Republic of Turkey]].<ref>[[#Gla96|Glazer 1996]], "War of Independence"</ref>--><ref>[[#Qua05|Quataert 2005]], p. 91</ref> Pada tahun 1617, hukum pergantian keturunan dalam Kesultanan ini diubah dari "siapa yang kuat akan menang" menjadi suatu sistem yang didasarkan atas tingkat senioritas ''agnatik'' (''ekberiyet''), yaitu tahta akan diteruskan oleh laki-laki tertua dalam keluarga. Ini menyebabkan sejak abad ke-17 sultan yang meninggal jarang digantikan oleh putranya, tetapi biasanya oleh seorang paman atau saudara laki-laki.<ref>[[#Qua05|Quataert 2005]], p. 92</ref> Sistem "senioritas agnatik" (''agnatic seniority'') dipertahankan sampai pembubaran kesultanan, meskipun pada abad ke-19 ada usaha yang gagal untuk mengganti dengan sistem "primogeniture" (keturunan tertua).<ref>[[#Kar05|Karateke 2005]], pp. 37–54</ref>
 
== Gelar ==
 
=== Sebagai kepala negara ===
Meskipun daftar Sultan Utsmaniyah selalu dimulai dari Osman I yang merupakan bapak dari [[Wangsa Utsmaniyah]], gelar sultan baru secara resmi disandang pada masa Murad I, cucu Osman, yang berkuasa 1362 sampai 1389. Dua pemimpin Utsmaniyah sebelumnya, Osman dan Orhan, menggunakan gelar ''bey'', gelar Turki yang dapat disejajarkan dengan adipati.
 
Di Indonesia dan Barat, pemimpin Utsmaniyah lebih dikenal dengan 'sultan'. Sultan adalah gelar pemimpin Islam yang berasal dari bahasa Arab yang bermakna "kewenangan" atau "kekuatan". Gelar ini mulai digunakan pada masa [[Kekhalifahan Abbasiyah]] dan perlahan digunakan untuk berbagai pemimpin Muslim berdaulat.Kedudukan gelar sultan lebih tinggi dari 'amir' dan tidak dapat dibandingkan dengan 'malik', gelar bahasa Arab untuk [[Raja (gelar)|raja]].
 
Gelar yang sering digunakan di kalangan masyarakat Utsmaniyah sendiri adalah ''padişah'' (پادشاه) yang berarti '[[kaisar]]'. Hal ini sebagai pernyataan bahwa status Utsmaniyah berada di atas kerajaan sebagaimana status kaisar berada di atas raja. Gelar ini diadopsi dari bahasa Persia. Gelar ini mulai digunakan oleh Sultan [[Mehmed II]].
== Daftar sultan ==
[[Berkas:Imperial standard of the Ottoman Sultan.svg|240px|thumb|left|Bendera Kesultanan Utsmaniyah]]
Tabel di bawah ini berisi informasi para sultan Utsmaniyah, juga kalifah Utsmaniyah, diurutkan berdasarkan kronologi. [[Tughra]] adalah lambang atau tanda kaligrafi yang digunakan oleh para sultan Utsmaniyah yang dituliskan pada semua dokumen resmi dan uang koin, dan lebih melambangkan sang sultan daripada portret sang sultan. Kolom "Catatan" berisi informasi mengenai orangtua dan nasib tiap sultan. Bila pemerintahan seorang sultan tidak berakhir dengan kematian wajar, alasannya ditandai dengan cetak tebal. <!--For earlier rulers, there is usually a time gap between the moment a sultan's reign ended and the moment his successor was enthroned. This is because the Ottomans in that era practiced what historian Quataert has described as "[[survival of the fittest]], not eldest, son": when a sultan died, his sons had to fight each other for the throne until a victor emerged. Because of the infighting and numerous [[Fratricide|fratricides]] that occurred, a sultan's death date therefore did not always coincide with the accession date of his successor.--><ref>[[#Qua05|Quataert 2005]], p. 91</ref> Pada tahun 1617, hukum pergantian keturunan dalam Kesultanan ini diubah dari "siapa yang kuat akan menang" menjadi suatu sistem yang didasarkan atas tingkat senioritas ''agnatik'' (''ekberiyet''), yaitu tahta akan diteruskan oleh laki-laki tertua dalam keluarga. Ini menyebabkan sejak abad ke-17 sultan yang meninggal jarang digantikan oleh putranya, tetapi biasanya oleh seorang paman atau saudara laki-laki.<ref>[[#Qua05|Quataert 2005]], p. 92</ref> Sistem "senioritas agnatik" (''agnatic seniority'') dipertahankan sampai pembubaran kesultanan, meskipun pada abad ke-19 ada usaha yang gagal untuk mengganti dengan sistem "primogeniture" (keturunan tertua).<ref>[[#Kar05|Karateke 2005]], pp. 37–54</ref>
 
Setelah penaklukan Konstantinopel pada 1453, Sultan Mehmed II juga menyandang gelar ''Kaysar-i-Rûm'' atau 'Kaisar Romawi'. Gelar ini menyatakan bahwa para pemimpin Utsmaniyah adalah pewaris dari Kekaisaran Romawi. Sultan Mehmed II juga menyatakan dirinya sebagai pelindung bagi Gereja Ortodoks.
{| class="wikitable" border="1" style="width:100%; text-align:center;"
 
== Daftar sultan ==
[[Berkas:Imperial standard of the Ottoman SultanImperial_standard_of_the_Ottoman_Sultan.svg|240pxkiri|thumbjmpl|left240x240px|Bendera Kesultanan Utsmaniyah]]
Tabel di bawah ini berisi informasi para sultan Utsmaniyah, juga kalifah Utsmaniyah, diurutkan berdasarkan kronologi. [[Tughra]] adalah lambang atau tanda kaligrafi yang digunakan oleh para sultan Utsmaniyah yang dituliskan pada semua dokumen resmi dan uang koin, dan lebih melambangkan sang sultan daripada portret sang sultan. Kolom "Catatan" berisi informasi mengenai orangtua dan nasib tiap sultan. Bila pemerintahan seorang sultan tidak berakhir dengan kematian wajar, alasannya ditandai dengan cetak tebal. <!--For earlier rulers, there is usually a time gap between the moment a sultan's reign ended and the moment his successor was enthroned. This is because the Ottomans in that era practiced what historian Quataert has described as "[[survival of the fittest]], not eldest, son": when a sultan died, his sons had to fight each other for the throne until a victor emerged. Because of the infighting and numerous [[Fratricide|fratricides]] that occurred, a sultan's death date therefore did not always coincide with the accession date of his successor.--><ref>[[#Qua05|Quataert 2005]], p. 91</ref> Pada tahun 1617, hukum pergantian keturunan dalam Kesultanan ini diubah dari "siapa yang kuat akan menang" menjadi suatu sistem yang didasarkan atas tingkat senioritas ''agnatik'' (''ekberiyet''), yaitu tahta akan diteruskan oleh laki-laki tertua dalam keluarga. Ini menyebabkan sejak abad ke-17 sultan yang meninggal jarang digantikan oleh putranya, tetapi biasanya oleh seorang paman atau saudara laki-laki.<ref>[[#Qua05|Quataert 2005]], p. 92</ref> Sistem "senioritas agnatik" (''agnatic seniority'') dipertahankan sampai pembubaran kesultanan, meskipun pada abad ke-19 ada usaha yang gagal untuk mengganti dengan sistem "primogeniture" (keturunan tertua).<ref>[[#Kar05|Karateke 2005]], pp. 37–54</ref>
{| class="wikitable" border="1" style="width:100%; text-align:center;" border="1"
|-
! width="5%" | #
Baris 60 ⟶ 65:
* Menjadi pemimpin yang berdaulat setelah kejatuhan [[Kesultanan Ikonium]] pada 27 Juli 1299.
|-
| colspan="7" style="background:#B9B9B9" | [[Pendirian Kesultanan Utsmaniyah]]<br /><small>([[Kesultanan Utsmaniyah|27 Juli 1299]] – [[Pertempuran Ankara|20 Juli 1402]])</small>
|-
| 1
Baris 106 ⟶ 111:
* Meninggal di pengasingan [[Akşehir]] pada 8 Maret 1403.<ref>{{cite web | url = http://www.kultur.gov.tr/EN/Genel/BelgeGoster.aspx?17A16AE30572D313A79D6F5E6C1B43FFA6B896F16D985D5D | title = Sultan Yıldırım Beyezid Han | accessdate = 2009-02-06 | publisher = Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism}}</ref>
|-
| colspan="7" style="background:#B9B9B9" | [[Ottoman Interregnum]]{{ref label|Interregnum|d|}}<br /><small>([[Pertempuran Ankara|20 Juli 1402]] – [[Musa Çelebi|5 Juli 1413]])</small>
|-
| —
Baris 151 ⟶ 156:
* Memperoleh kedudukan [[Mehmed I|Sultan Utsmaniyah Mehmed I Khan]] setelah kematian Musa pada 5 Juli 1413.
|-
| colspan="7" style="background:#B9B9B9" | [[Kebangkitan Kesultanan Utsmaniyah]]<br /><small>([[Musa Çelebi|5 Juli 1413]] – [[Kejatuhan Konstantinopel|29 Mei 1453]])</small>
|-
| 5
Baris 181 ⟶ 186:
| align="left" |
* Anak Murad II dan [[Hüma Hatun|Hadice Âlime Hümâ Khātûn]];<ref>{{cite web | url = http://www.kultur.gov.tr/EN/Genel/BelgeGoster.aspx?17A16AE30572D313A79D6F5E6C1B43FF53E7C3A27F032B06 | title = Fatih Sultan Mehmed Han | accessdate = 2009-02-06 | publisher = Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism}}</ref>
* Menyerahkan tahta kepada ayahnya setelah diminta kembali.<ref name="Murad II Chronology" />
|-
| —
Baris 192 ⟶ 197:
* Masa pemerintahan kedua;
* Dipaksa kembali bertakhta setelah terjadi pemberontakan [[Yanisari]];<ref>[[#Kaf96|Kafadar 1996]], p. xix</ref>
* Berkuasa sampai wafat.<ref name="Murad II" />
|-
| colspan="7" style="background:#B9B9B9" | [[Perkembangan Kesultanan Utsmaniyah]]<br /><small>([[Kejatuhan Konstantinopel|29 Mei 1453]] – [[Pertempuran Vienna|11/12 September 1683]])</small>
|-
| —
Baris 310 ⟶ 315:
* Masa pemerintahan kedua;
* Kembali bertahta setelah pembunuhan keponakan laki-lakinya, [[Osman II]];
* Diturunkan karena [[cacat mental]] dan dipenjara hingga meninggal di [[Istanbul]] pada tanggal [[20 Januari]] [[1639]].<ref name="Mustafa I" />
|-
| 17
Baris 344 ⟶ 349:
* Meninggal di [[Edirne]] pada 6 Januari 1693.<ref>{{cite web | url = http://www.kultur.gov.tr/EN/Genel/BelgeGoster.aspx?17A16AE30572D313A79D6F5E6C1B43FFD9F59B9E0EA80610 | title = Sultan IV. Mehmed | accessdate = 2009-02-06 | publisher = Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism}}</ref>
|-
| colspan="7" style="background:#B9B9B9" | [[Stagnasi Kesultanan Utsmaniyah]]<br /><small>([[Pertempuran Vienna|11/12 September 1683]] – [[Pertempuran Navarino|20 Oktober 1827]])</small>
|-
| 20
Baris 461 ⟶ 466:
* Berkuasa sampai wafat.<ref>{{cite web | url = http://www.kultur.gov.tr/EN/Genel/BelgeGoster.aspx?17A16AE30572D313A79D6F5E6C1B43FF3E25556277459A0C | title = Sultan II. Mahmud Han | accessdate = 2009-02-06 | publisher = Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism}}</ref>
|-
| colspan="7" style="background:#B9B9B9" | [[Kemunduran Kesultanan Utsmaniyah]]<br /><small>([[Pertempuran Navarino|20 Oktober 1827]] – [[Era Konstitusional Kedua (Kesultanan Utsmaniyah)|24 Juli 1908]])</small>
|-
| 31
Baris 511 ⟶ 516:
* Dikurung di [[Istana Beylerbeyi]] hingga meninggal pada tanggal 10 Februari 1918.<ref>{{cite web | url = http://www.kultur.gov.tr/EN/Genel/BelgeGoster.aspx?17A16AE30572D313A79D6F5E6C1B43FF47B708868ACC0564 | title = Sultan II. Abdülhamid Han | accessdate = 2009-02-06 | publisher = Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism}}</ref>
|-
| colspan="7" style="background:#B9B9B9" | [[Pembubaran Kesultanan Utsmaniyah]]{{ref label|Dissolution|e|}}<br /><small>([[Era Konstitusional Kedua (Kesultanan Utsmaniyah)|24 Juli 1908]] – [[Gencatan Senjata Mudros|30 Oktober 1918]])</small>
|-
| 35
Baris 524 ⟶ 529:
* Memerintah sebagai pemimpin ("figurehead") [[Mehmed Talat|Mehmed Talât]], [[İsmail Enver]], dan [[Ahmed Djemal|Ahmed Cemal ''(Djemal)'']] [[Tiga Pasha|Pasha]] sampai wafat.<ref>{{cite web | url = http://www.kultur.gov.tr/EN/Genel/BelgeGoster.aspx?17A16AE30572D313A79D6F5E6C1B43FF181C1E909B6AD5ED | title = Sultan V. Mehmed Reşad Han | accessdate = 2009-02-06 | publisher = Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism}}</ref>
|-
| colspan="7" style="background:#B9B9B9" | [[Pembagian Kesultanan Utsmaniyah]]<br /><small>([[Gencatan Senjata Mudros|30 Oktober 1918]] – [[Penghapusan Kesultanan Utsmaniyah|1 November 1922]])</small>
|-
| 36
Baris 541 ⟶ 546:
* Mati di pengasingan di [[Sanremo]], [[Kerajaan Italia (1861–1946)|Italia]] pada 16 Mei 1926.<ref name="Mehmed VI">{{cite web | url = http://www.kultur.gov.tr/EN/Genel/BelgeGoster.aspx?17A16AE30572D313A79D6F5E6C1B43FF63A3ECD73B1F991E | title = Sultan VI. Mehmed Vahdettin Han | accessdate = 2009-02-06 | publisher = Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism}}</ref>
|-
| colspan="7" style="background:#B9B9B9" | [[Kekhalifahan]] [[Republik Turki|Republik]]<br /><small>( 18 November 1922 – 3 Maret 1924 )</small>
|-
| —