Kumango, Sungai Tarab, Tanah Datar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika |
k →Budaya |
||
Baris 13:
== Budaya ==
Nagari ini merupakan asal dari aliran silat terbesar dan berpengaruh luas di dunia. Yakni [[Silat Kumango]] yang disusun oleh Syekh Abdurrahman Al-Khalidi.<ref name=oong>Maryono O. Pencak Silat in the Indonesian Archipelago. RAPID Journal, Vol. 4 No. 2, 1999</ref> Selain Silat Kumango, nagari ini juga dikenal dengan istilah dagang Kumango. Meski bukan dijalankan oleh pedagang yang berasal dari negeri Kumango, namun di Minangkabau istilah ini begitu populer untuk merujuk kepada pedagang yang memiliki jualan serba ada (toko kelontong).<ref>Mas'oed Abidin, Ensiklopedi Minangkabau, Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau, 2005</ref>. Hal ini terjadi, karena pada zaman dahulu, orang Kumango-lah yang memulai dan menguasai perdagangan barang-barang kelontong di Nusantara. Jejak dari semua itu masih bisa terlihat sampai sekarang; dimana dulu orang Kumango banyak membuka tempat usaha, sekarang diabadikan menjadi nama jalan atau kampung di satu wilayah, seperti Jalan Kumango yang ada di kota Medan dan Bukittinggi. Termasuk juga Pasa Gadang di Kota Padang yang pada zaman penjajahan Belanda didomonasi oleh para saudagar asal Kumango. Sampai saat ini, masih ada satu surau peninggalan mereka yang disebut dengan Surau Kumango. Dan penyebaran Silat Kumango ke luar Nagari Kumango juga banyak dilakukan oleh para saudagar ini.
Salah satu kesenian pemuda di nagari ini adalah [[batintin]]. Kegiatan ini merupakan kegiatan sekelompok anak muda dengan alat musik seadanya dan bernyanyi mengunjungi rumah warga
Namun tak hanya kubang yang menjadi panganan yang sangat dicari orang yang datang ke Kumango, kerupuk jangek Kumango adalah sisi lain yang juga sangat dikenal masyarakat luas tentang Kumango. Keterampilan dalam memproduksi jenis kerupuk kulit yang berasal dari jangat Kerbau ini, diperoleh dari Angku Surau Subarang, atau yang lebih dikenal dengan Syech Abdurrahman al-Khalidi ketika beliau kembali dari Semenanjung Malaka. Dan salah satu warisan ilmu dalam berwirausaha ini sekarang menjadi mata pencaharian banyak orang Kumango, baik di Kumango sendiri, maupun di luar Kumango, seperti Batusangkar, Padang, Bukittinggi, Payakumbuh, Pekanbaru, dan lainnya; selain jenis usaha yang lain seperti Pedagang textile.
Pical Kumango juga sangat terkenal buat mereka yang menggila pical. Di kota Payakumbuh ada pical si Karuik, itu adalah pical Kumango. Ada lagi kacang gulo (kacang karamel), adalah makanan yang sudah sangat biasa di Kumango sejak zaman dahulu. Gulai bonak, buduek, dan rendang baluik Kumango yang khas juga merupakan makanan khas Kumango yang tidak akan ditemukan di daerah lain, kecuali mereka pernah belajar cara membuatnya kepada orang Kumango. Buduek, merupakan sayuran khas orang Kumango yang berisi campuran berbagai macam sayuran diaduk jadi satu (misalnya isinya ada sayur pucuk ubi, buncis, kacang pagar, kentang, petai, cindawan galimie dan cimawueng), enak sekali. Sementara beda rendang belut orang Kumango dengan daerah lain adalah dari cara penanganan awal sebelum belut tersebut direndang; orang Kumango membakar belut dimaksud sebelum direndang, tapi daerah lain justru menggorengnya; dan yang menjadi pembeda lainnya tentu cita rasa rendang belutnya sendiri, tak ada lawannya.
== Referensi ==
|