Memetika: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
k Bot: Penggantian teks otomatis (-algoritma; +algoritme) |
||
Baris 34:
Dawkins menanggapi melalui buku ''A Devil’s Chaplain'' bahwa sebenarnya ada dua jenis proses memetika yaitu kontroversial dan informatif. Proses yang pertama adalah gagasan, tindakan, atau ekspresi budaya, yang memang memiliki varian yang tinggi; misalnya, seorang mahasiswanya yang telah mewarisi beberapa perangai Wittgenstein. Namun, ia juga menjelaskan bahwa meme yang mengoreksi dirinya sendiri, sangat tahan terhadap mutasi. Sebagai contoh, mengajarkan pola [[origami]] pada anak-anak di sekolah dasar. Kecuali, dalam kasus yang jarang terjadi, yaitu meme yang disampaikan dalam urutan perintah yang pasti, atau (dalam kasus seorang anak yang pelupa) di akhir perintah. Tipe meme ini cenderung tidak berkembang, dan hanya mengalami mutasi besar dalam peristiwa langka di mana meme tersebut terjadi.
Definisi lain diberikan oleh Hokky Situngkir, mencoba menawarkan formalisme yang lebih ketat untuk meme, memeplexes, dan deme, dengan melihat meme sebagai unit budaya dalam sistem kompleks budaya. Hal ini didasarkan pada
Kemungkinan menganalisis meme secara kuantitatif dengan menggunakan alat ''neuroimaging'' dan pernyataan bahwa studi tersebut telah dilakukan diberikan oleh McNamara (2011).<ref>McNamara, Adam (2011). "Can we Measure Memes?". ''Frontiers in Evolutionary Neuroscience.''</ref> Penulis ini mengusulkan ''hyperscanning'' (scanning dua individu secara bersamaan saat berkomunikasi dalam dua mesin MRI terpisah) sebagai alat utama untuk menyelidiki memetika di masa depan.
Baris 46:
Metodologi penelitian yang menerapkan memetika memiliki banyak sebutan: viral marketing, evolusi budaya, sejarah pemikiran, analisis sosial, dan sebagainya. Kebanyakan penerapan ini tidak merujuk pada literatur tentang meme secara langsung tetapi dibangun di atas lensa evolusioner perambatan gagasan yang memperlakukan unit semantik budaya sebagai suatu pola informasi yang mereplikasi diri dan bermutasi informasi, yang dianggap relevan untuk studi ilmiah. Misalnya, bidang hubungan masyarakat diisi dengan upaya untuk memperkenalkan ide-ide baru dan mengubah wacana sosial. Salah satu cara untuk melakukan ini adalah dengan merancang meme dan menyebarkannya melalui berbagai saluran media. Salah satu contoh bersejarah memetika terapan adalah kampanye hubungan masyarakat pada tahun 1991 sebagai bagian dari penambahan pasukan untuk Perang Teluk yang pertama di Amerika Serikat.<ref>PR Watch. [http://www.prwatch.org/books/tsigfy10.html ''How PR Sold The War In The Persian Gulf.''] diakses 30-04-2014</ref>
Penerapan memetika untuk memecahkan masalah sistem sosial kompleks yang sulit dan kelestarian lingkungan, baru-baru ini telah dicoba di thwink.org. Dengan menggunakan jenis-jenis meme dan infeksi memetika dalam beberapa model simulasi saham dan aliran, Jack Harich telah menunjukkan beberapa fenomena menarik yang mungkin saja, hanya bisa dijelaskan dengan baik oleh meme. Salah satu modelnya, ''The Dueling Loops of the Political Powerplace'',<ref> [http://www.thwink.org/sustain/articles/005/DuelingLoops_Paper.htm ''The Dueling Loops of the Political Powerplace.'']</ref> memperlihatkan bahwa alasan mendasar untuk melakukan korupsi adalah norma dalam politik yang karena keuntungan struktural umpan balik yang melekat diadu satu sama lain. Model lain, ''The Memetic Evolution of Solutions to Difficult Problems'',<ref>[http://www.thwink.org/sustain/articles/007/MemeticEvolutionOfSolutions.htm ''The Memetic Evolution of Solutions to Difficult Problems'']</ref> menggunakan meme,
Penerapan lain memetika yang dilakukan secara keberlanjutan adalah Climate Meme Project yang dibiayai secara bersama-sama yang dilakukan oleh Joe Brewer dan Balasz Laszlo Karafiath pada musim semi tahun 2013. Penelitian ini didasarkan pada pengumpulan 1000 ekspresi unik berbasis teks yang dikumpulkan dari Twitter, Facebook, dan wawancara terstruktur dengan para aktivis iklim. Temuan utama pada proyek ini adalah bahwa meme pemanasan global tidak efektif untuk menyebarkan wacana tersebut karena menyebabkan tekanan emosi dalam pikiran orang-orang yang mempelajarinya. Terdapat lima ketegangan sentral yang terungkap dalam wacana tentang perubahan iklim, yang masing-masing merupakan titik resonansi di mana dialog dapat terjadi. Ketegangannya berupa “keharmonisan/ketidakharmonisan” (apakah manusia adalah bagian dari alam), “kelangsungan hidup/kepunahan” (membayangkan masa depan baik sebagai keruntuhan total peradaban atau kepunahan total ras manusia), “kerjasama/konflik” (mengenai apakah manusia dapat bekerja sama untuk memecahkan masalah global), “momentum/keragu-raguan” (tentang apakah kita membuat kemajuan pada skala kolektif untuk mengatasi perubahan iklim), dan “elitisme/heretic” (sentimen umum bahwa setiap sisi perdebatan menganggap para ahli yang ada pada pihak lawan sebagai orang yang tidak dapat dipercaya.<ref>Ben Schiller. [http://www.fastcoexist.com/1681526/using-memes-to-improve-climate-change-communication ''Using Memes to Improve Climate Change Communication''] diakses 02-05-2014</ref>
|