Soeman Hasiboean: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 18:
|death_place = [[Pekanbaru]], [[Riau]]
}}
'''Soeman Hasibuan''' ([[EYD]]: '''Suman Hasibuan'''; 1904 – 8 Mei 1999), yang lebih dikenal dengan [[nama pena]]-nya '''Soeman Hs''', adalah seorang pengarang Indonesia yang diakui karena mempelopori penulisan [[cerita pendek]] dan [[fiksi detektif]] dalam [[sastra Indonesia|sastra negara tersebut]]. Lahir di [[Bengkalis]], [[Riau]], [[Hindia Belanda]], dari keluarga petani, Soeman belajar untuk menjadi guru dan, di bawah bimbingan pengarang [[Mohammad Kasim]], seorang penulis. Ia mulai bekerja sebagai guru bahasa Melayu setelah menyelesaikan [[sekolah normal]] pada 1923, mula-mula di [[Kesultanan Siak Sri Indrapura|Siak Sri Indrapura]],
Pada masa [[pendudukan Jepang di Hindia Belanda]] (1942–1945) dan kemudian [[Revolusi Nasional Indonesia|revolusi]], Soeman—meskipun ia tetap seorang guru—menjadi aktif dalam politik, mula-mula menjabat pada dewan perwakilan dan kemudian sebagai bagian dari Komite Nasional Indonesia untuk Pasir Pengaraian di [[Pekanbaru]]. Setelah [[Konferensi Meja Bundar|pengakuan Belanda terhadap kemerdekaan Indonesia]] pada 1949, Soeman menjadi kepala departemen pendidikan regional, bekerja untuk membangun kembali infrastruktur yang rusah dan mendirikan sekolah-sekolah baru, termasuk SMA pertama di Riau dan [[Universitas Islam Riau]]. Ia masih aktif dalam pendidikan sampai kematiannya.
Baris 31:
Bercita-cita menjadi guru, Soeman berupaya masuk kursus untuk menjadi guru potensial di [[Medan]], [[Sumatra Utara]], setelah lulus. Setelah ia masuk kursus, ia menjalani dua tahun belajar di kota tersebut. Salah satu gurunya adalah [[Mohammad Kasim]], yang kemudian kumpulan cerita pendek buatannya ''[[Teman Doedoek]]'' (1937) menjadi karya pertama dalam kanon sastra Indonesia.{{sfn|Kasiri|1993|pp=94–95}} Di luar kelas, Soeman menyimak cerita-cerita Kasim tentang para pengarang dan proses penulisan kreatif; hal tersebut membuatnya ingin menjadi penulis.{{sfn|Kasiri|1993|p=107}} Setelah dua tahun di Medan, Soeman melanjutkan pendidikan ke sebuah [[sekolah normal]] di [[Langsa]], [[Aceh]], dimana ia singgah selama 1923. Di sana, ia bertemu dengan calon istrinya, Siti Hasnah.{{sfn|Kasiri|1993|pp=94–95}}
Setelah lulus, Soeman menemukan pekerjaan di HIS Siak Sri Indrapura, sebuah [[Hollandsch-Inlandsche School|sekolah berbahasa Belanda untuk murid-murid pribumi]] di [[Kesultanan Siak Sri Indrapura|Siak Sri Indrapura]],
== Karier menulis ==
|