Kota Padang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Orde Baru dan otonomi daerah: Ganti dengan gambar lisensi bebas
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 103:
[[Sejarah Kota Padang]] tidak terlepas dari peranannya sebagai [[rantau|kawasan rantau Minangkabau]], yang berawal dari perkampungan nelayan di muara [[Batang Arau]] lalu berkembang menjadi bandar pelabuhan yang ramai setelah masuknya [[Belanda]] di bawah bendera [[Vereenigde Oostindische Compagnie]] (VOC). Hari jadi kota ini ditetapkan pada 7 Agustus 1669, yang merupakan hari terjadinya pergolakan masyarakat [[Pauh, Padang|Pauh]] dan [[Koto Tangah, Padang|Koto Tangah]] melawan monopoli VOC. Selama [[penjajahan Belanda]], kota ini menjadi pusat perdagangan [[emas]], [[teh]], [[kopi]], dan [[rempah-rempah]]. Memasuki abad ke-20, ekspor [[batu bara]] dan [[semen]] mulai dilakukan melalui [[Pelabuhan Teluk Bayur]]. Saat ini, infrastruktur Kota Padang telah dilengkapi oleh [[Bandar Udara Internasional Minangkabau]], serta jalur [[kereta api]] yang terhubung dengan kota lain di Sumatera Barat.
 
Sentra perniagaan kota ini berada di [[PasarPasark Raya Padang]], dan didukung oleh sejumlah [[Daftar pusat perbelanjaan di Padang|pusat perbelanjaan]] modern dan 16 pasar tradisional. Padang merupakan salah satu pusat pendidikan terkemuka di luar Pulau Jawa, ditopang dengan keberadaan puluhan [[Daftar perguruan tinggi di Kota Padang|perguruan tinggi]], termasuk tiga [[universitas negeri]]. Sebagai kota seni dan budaya, Padang dikenal dengan legenda [[Malin Kundang]] dan [[Sitti Nurbaya]], dan setiap tahunnya menyelenggarakan berbagai festival untuk menunjang sektor kepariwisataan. Di kalangan masyarakat [[Indonesia]], nama kota ini umumnya diasosiasikan dengan [[Orang Minangkabau|etnis Minangkabau]] dan masakan khas mereka yang umumnya dikenal sebagai [[masakan Padang]].<ref name="Galang"/>
 
== Sejarah ==