Arsyad Thawil al-Bantani: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 34:
Pada bulan Desember 1945, [[Soekarno]], selaku [[presiden Indonesia]] menyampaikan pidato di hadapan [[Suku Banten|masyarakat Banten]] di alun-alun [[Kota Serang]]. Pada awal sambutannya, Soekarno menyebutkan bahwa Arsyad Thawil adalah pahlawan besar dari Banten.{{sfn|Effendi, 1987|p=10}}<ref name=:'Cilegon'>{{citeweb |last=Redaksi |first= |url=http://beritacilegon.com/lingkungan-kita/3903-helldy-agustian-mencari-pejuang-geger-cilegon-yang-terlupakan,-kh-arsyad-thawil.html |title=Helldy Agustian Mencari Pejuang Geger Cilegon yang Terlupakan |date=2013-11-13 |website=Berita Cilegon Online |archive-url=http://web.archive.org/web/20131118082429/http://beritacilegon.com:80/lingkungan-kita/3903-helldy-agustian-mencari-pejuang-geger-cilegon-yang-terlupakan,-kh-arsyad-thawil.html |archive-date=2013-11-18 |access-date=2018-01-14 }}</ref>
 
== PendidikanBiografi ==
=== Kehidupan awal ===
Syekh Arsyad memperoleh pendidikan dasar khatam al-Quran dari ayahnya sendiri, Syekh As’ad. Selain itu, ia juga mempelajari kitab-kitab lain seperti ''Nahwu-Sharaf'', Fikah, dan Tauhid dari ayahnya. Setelah memiliki cukup pengatahuan agama, pada usia 16 (atau 8) tahun ia berguru kepada Syekh Abdul Ghani yang juga teman ayahnya. Saat gurunya berangkat ke [[Mekkah]] ia pun turut serta mendampingi sang guru dan menuntut ilmu kepada para pengajar di sana. Di [[Masjidil Haram]], Arsyad Thawil senantiasa mengikuti pengajian yang diberikan oleh Mufti Mekah [[Ahmad bin Zaini Dahlan|Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan]], terutama mengenai ''nahwu'', fikah, dan sirah. Syekh Arsyad juga belajar kepada beberapa ulama, di antaranya kepada [[Nawawi al-Bantani|Syekh Nawawi al-Bantani]] yang juga berasal dari [[Banten]], Sayyid Abu Bakri Syatha, Sayyid Umar Syatha, dan Sayyid Utsman Syatha.
Arsyad lahir di desa [[Lempuyang, Tanara, Serang|Lempuyang]], [[Tanara, Serang|Tanara]], [[Kabupaten Serang]]. Ayahnya adalah [[Suku Banten|orang Banten]] yang bernama [[Imam]] As'ad bin Mustafa bin As'ad, sementara ibunya adalah Ayu Nazham.<ref name=:'Utusan'>{{citeweb |last=Abdullah |first=Wan Mohd. Saghir |url=http://ww1.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2005&dt=0516&pub=Utusan_Malaysia&sec=Bicara_Agama&pg=ba_01.htm |date=2005-05-16 |title=Syeikh Arsyad Thawil al-Bantani: Ulama Jihad di Banten |trans-title=Sekh Arsyad Thawil al-Bantani: Ulama Jihad dari Banten |website=[[Utusan Malaysia]] |language=ms |archive-url=http://web.archive.org/web/20171221181110/http://ww1.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2005&dt=0516&pub=Utusan_Malaysia&sec=Bicara_Agama&pg=ba_01.htm |archive-date=2017-12-21 |access-date=2018-01-14 }}</ref> Tidak ada yang tahu persis tanggal dan tahun kelahirannya,<ref name=:'Cilegon' /> namun di batu nisannya tertulis bahwa ia lahir pada tahun 1851 M.<ref name=:'Hamid' />
 
Arsyad lahir dengan nama Mas Mohammad Arsyad. Julukan "Mas" adalah singkatan dari '''Permas''', sebuah gelar kebangsawanan [[Banten]] yang merupakan keturunan [[Kesultanan Banten|kesultanan]]. Sementara nama Thawil ({{lang-ar-at|ﻃﻮﻳﻞ|ṭawīl}}) yang berarti '''panjang''', ia peroleh karena ada seorang teman bernama Syekh Arsyad Qashir al-Bantani, Qashir ({{lang-ar-at|ﻗﺼﻴﺮ|qaṣīr}}) berarti '''pendek'''. Karena itu, untuk membedakannya dari Arsyad Qashir, teman-temannya kemudian menyematkan nama Thawil di balik namanya.<ref name=:'Utusan' />
 
=== Pendidikan ===
Arsyad menerima pendidikan agama [[Islam]] dasar seperti menulis [[aksara Arab]] dan membaca [[al-Quran]] dari ayahnya secara langsung, Imam As'ad yang juga seorang ulama dan memiliki [[pesantren]] di Tanara. Selain itu, ia juga mempelajari ilmu lain seperti ''[[Ilmu nahwu|nahwu]]'' ([[tata bahasa arab]]), ''[[Saraf (linguistik)|Sharaf]]'', [[fikih]], dan [[tauhid]] dari ayahnya.<ref name=:'Utusan' />
 
Ketika usianya menginjak 16 tahun, pada tahun 1867 Arsyad melakukan perjalanan menuju [[Kota Bima|Bima]] di [[Pulau Sumbawa]] untuk belajar kepada Syekh Abdul Ghani. Namun baru sampai di [[Surabaya]], dia bertemu dengan Syekh Abdul Ghani yang akan melaksanakan [[haji]] ke [[Mekkah]]. Selanjutnya dia menyatakan keinginannya untuk belajar kepadanya, Syekh Abdul Ghani kemudian menerima Arsyad sebagai murid sekaligus mengajaknya untuk pergi ke Mekkah bersama.{{sfn|Effendi, 1983}}<ref name=:'Cilegon' />
 
Di [[Masjidil Haram]], Arsyad mengikuti pelajaran yang diberikan oleh Mufti Mekkah [[Sayyid]] [[Ahmad bin Zaini Dahlan]], terutama mengenai [[Ilmu nahwu]], [[fikih]], dan [[sirah]]. Selain belajar kepada Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan, Arsyad juga belajar kepada beberapa ulama di Mekkah, di antaranya Syekh Nawawi al-Bantani dan Sayyid Abu Bakri Syatha (di bawah bimbingan kedua putranya, Sayyid Umar Syatha dan Sayyid Utsman Syatha).<ref name=:'Utusan' />
 
Syekh Arsyad mendalamimemperdalam ilmu haditshadis kepada Habib Muhammad bin Husein al-Habsyi al-Makki di bawah bimbingan putranyaanaknya, Mufti al-Muhaddits al-Habib HuseinHusain bin Muhammad al-Habsyi al-Makki. Selain itu, Arsyad Thawil juga memperoleh pembelajaran ilmu haditshadis dari ulama [[Madinah]], Syekh Abdul Ghani bin Abi Sa’idSa'id al-Mujaddidi di bawah bimbingan beberapa muridnya, yaitu Sayyid Ali bin Zhahir al-Watri, Syekh Shalih bin Muhammad az-Zhahiri, dan Syekh Abdul Jalil Barradah. Dari semua ulama-ulama tersebut lah kemudian Syekh Arsyad menerima ijazah dalam ilmu hadits. Sedangkan untuk ilmu fikahfikih, Syekh Arsyad juga memperdalamnya kepada Syekh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah al-Makki.<ref name=":0">{{Cite news|url=http://www.majelisalbantani.org/syeikh-arsyad-thawil-al-bantani-syeikh-muhammad-arsyad-bin-asad-bin-mustafa-bin-asad-al-bantani-al-jawi/|title=Syeikh Arsyad Thawil al-Bantani.(Syeikh Muhammad Arsyad bin As'ad bin Mustafa bin AsUtusan'ad al-Bantani al-Jawi) {{!}} Majelis Albantani|date=2015-06-09|newspaper=Majelis Albantani|language=id-ID|access-date=2017-05-02}}</ref>
 
=== Kehidupan pribadi ===
Arsyad menikah di tempat pengasingannya di [[Manado]] dengan seorang gadis [[suku Minahasa|Minahasa]] yang merupakan anak dari seorang [[pendeta]] setempat bernama Magdalena Runtu (l. 1880; m. 1937),<ref name=:'Agustian'>{{citeweb |last=Zyraith |first=Bungzhu |url=http://www.helldy.com/2013/11/helldy-kh-arsyad-thawil-diidolakan-bung.html?m=1 |title=Helldy: KH. Arsyad Thawil Diidolakan Bung Karno, Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional |date=2013 |website=Helldy Agustian official website |archive-url=http://web.archive.org/web/20171221202131/http://www.helldy.com/2013/11/helldy-kh-arsyad-thawil-diidolakan-bung.html?m=1 |archive-date=2017-12-21 |access-date=2017-12-21 }}</ref> yang setelah memeluk agama [[Islam]] mengubah namanya menjadi Tarhimah Magdalena Runtu.{{sfn|Effendi, 1983}}
 
Syekh Arsyad mendalami ilmu hadits kepada Habib Muhammad bin Husein al-Habsyi al-Makki di bawah bimbingan putranya, Mufti al-Muhaddits al-Habib Husein bin Muhammad al-Habsyi al-Makki. Selain itu, Arsyad Thawil juga memperoleh pembelajaran ilmu hadits dari ulama [[Madinah]], Syekh Abdul Ghani bin Abi Sa’id al-Mujaddidi di bawah bimbingan beberapa muridnya, yaitu Sayyid Ali bin Zhahir al-Watri, Syekh Shalih bin Muhammad az-Zhahiri, dan Syekh Abdul Jalil Barradah. Dari semua ulama-ulama tersebut lah kemudian Syekh Arsyad menerima ijazah dalam ilmu hadits. Sedangkan untuk ilmu fikah, Syekh Arsyad juga memperdalamnya kepada Syekh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah al-Makki.<ref name=":0">{{Cite news|url=http://www.majelisalbantani.org/syeikh-arsyad-thawil-al-bantani-syeikh-muhammad-arsyad-bin-asad-bin-mustafa-bin-asad-al-bantani-al-jawi/|title=Syeikh Arsyad Thawil al-Bantani.(Syeikh Muhammad Arsyad bin As'ad bin Mustafa bin As'ad al-Bantani al-Jawi) {{!}} Majelis Albantani|date=2015-06-09|newspaper=Majelis Albantani|language=id-ID|access-date=2017-05-02}}</ref>
== Guru-guru Syekh Arsyad Thawil ==
Syekh Arsyad Thawil tercatat pernah berguru kepada beberapa ulama, di antaranya<ref name=":1">{{Cite news|url=https://issuu.com/batenpos/docs/banten-pos-edisi-25-november-2013/15|title=Banten pos edisi 25 november 2013|newspaper=issuu|language=en|access-date=2017-05-02}}</ref><ref name=":0" />: