Deuterokanonika: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Nampak, +Tampak; -nampak, +tampak; -Nampaknya, +Tampaknya; -nampaknya, +tampaknya) |
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di abad; +pada abad) |
||
Baris 32:
Deuterokanonika adalah suatu istilah yang dicetuskan tahun [[1566]] oleh [[Sixtus dari Siena]], seorang [[teolog]] yang melakukan konversi ke [[Gereja Katolik|Katolik]] dari [[Yudaisme]], untuk mendeskripsikan teks-teks kitab suci [[Perjanjian Lama]] yang dipandang kanonik oleh Gereja Katolik, namun tidak termasuk dalam [[Alkitab Ibrani]] yang sekarang, dan termasuk juga beberapa kitab yang pernah diabaikan oleh beberapa pendaftar kanon awal, terutama di [[Kekristenan Timur|Timur]].<ref name="isbe">{{en}} [http://www.bible-history.com/isbe/C/CANON+OF+THE+OLD+TESTAMENT%2C+II/ Canon of the Old Testament, II, ''International Standard Bible Encyclopedia'', 1915]</ref><ref name="cathenOT">{{cite Catholic Encyclopedia|wstitle=Canon of the Old Testament}}</ref><ref>Umumnya yang sering dikutip adalah (1) [[Melito dari Sardis]], yang pergi ke timur, ke [[Palestina]], dan menuliskan kanon yang ia lihat dipakai di [[sinagoga]], seperti tercatat dalam ''[[Sejarah Gereja (Eusebius)|Sejarah Gereja]]'' 4.26.13-14 karya [[Eusebius]], (2) [[Athanasius]] dari Aleksandria, (3) [[Konsili Laodikia]], (4) [[Hieronimus]] yang tinggal di [[Betlehem]].</ref>
Penerimaannya di antara jemaat [[Gereja perdana]] menyebar luas, walaupun tidak universal, dan Alkitab Gereja perdana selalu menyertakan, dengan berbagai tingkat pengakuan, kitab-kitab yang sekarang disebut ''deuterokanonika''.<ref>{{en}} J.N.D. Kelly, "Early Christian Doctrines", p.53</ref> Beberapa mengatakan bahwa kanonisitas kitab-kitab tersebut tampaknya tidak pernah diperdebatkan dalam Gereja sampai mendapat tentangan dari kalangan [[Yahudi]] setelah tahun 100 Masehi,<ref>{{en}} Stuart G. Hall, "Doctrine and Practice in the Early Church", p.28</ref> terkadang merujuk pada [[Konsili Yamnia]] (suatu [[konsili]] yang berupa dugaan, teori). Konsili-konsili regional di [[Kekristenan Barat|Barat]] mengumumkan kanon-kanon resmi yang mencakup kitab-kitab tersebut pada awal [[Kekristenan
Di Yerusalem terjadi suatu pembaharuan, atau setidaknya suatu peninggalan, dari gagasan-gagasan kaum Yahudi, yakni suatu kecenderungan adanya ketidaksukaan terhadap kitab-kitab 'deutero' tersebut. [[Santo]] [[Sirilus dari Yerusalem]] menegaskan hak Gereja untuk menetapkan Kanon Alkitab, namun menempatkan kitab-kitab tersebut dalam daftar apokrifa dan melarang semua kitab yang tidak dibacakan dalam gereja untuk dibaca secara pribadi. Sementara di [[Antiokhia]] dan [[Suriah]] masih lebih disukai. St. [[Epifanius dari Salamis]] ragu-ragu mengenai tingkatan kitab-kitab deutero. Ia menghormatinya, tetapi kitab-kitab tersebut dianggapnya tidak setara dengan kitab-kitab Ibrani. Di sisi lain, versi Oriental dan naskah Yunani yang berasal dari masa tersebut lebih liberal karena mencakup semua kitab deuterokanonika dan — dalam beberapa kasus — apokrifa tertentu.<ref name="cedc">{{en}} {{cite book|last1=Herbermann|first1=Charles George|title=The Catholic encyclopedia Volume 3|date=1913|pages=269, 272|url=https://books.google.com/books?id=9gIjAQAAIAAJ&pg=PP11&lpg=PP11&dq=The+Catholic+Encyclopedia:+An+International+Work+of+Reference+on+...,+Volume+3+edited+by+Charles+George+Herbermann&source=bl&ots=U8YFaKN8Sx&sig=4p5rlY8J7aqM0k2zxXlhkyxrwQE&hl=en&sa=X&ei=2CxYVO2NGNWzyATOo4CoAg&ved=0CFEQ6AEwBA#v=onepage&q=The%20Catholic%20Encyclopedia%3A%20An%20International%20Work%20of%20Reference%20on%20...%2C%20Volume%203%20edited%20by%20Charles%20George%20Herbermann&f=false|accessdate=4 November 2014}}</ref>
|