Kepemimpinan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Merubah, +Mengubah, -merubah, +mengubah)
Menolak 16 perubahan teks terakhir dan mengembalikan revisi 11657252 oleh AABot
Baris 1:
[[Berkas:Soekarno.jpg|thumb|[[Soekarno]], salah satu pemimipin yang berpengaruh di Indonesia.]]
'''Kepemimpinan''' adalah proses yang mempengaruhimemengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada [[pengikutnya]] dalam upaya mencapai tujuan organisasi.<ref>Nurkolis, "Manajeman Berbasis Sekolah: Teori, Model dan Aplikasi", Grasindo, 2003, 9797322084, 9789797322083.</ref>
Cara [[alamiah untuk]] mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi.<ref name="Cara Menumbuhkan">John Adair, "Cara Menumbuhkan Pemimpin", Gramedia Pustaka Utama, 9792234276, 9789792234275.</ref>
Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.<ref name="Cara Menumbuhkan" />
 
Baris 8:
 
== Peranan kepemimpinan ==
Tiap organisasioraganisasi yang memerlukan kerjasama antar manusia dan menyadari bahwa masalah manusia yang utama adalah masalah kepemimpinan. Kita melihat perkembangan dari kepemimpinan pra ilmiah kepada kepemimpinan yang ilmiah. Dalam tingkatan pra ilmiah kepemimpinan itu disandarkan kepada pengalaman intuisi, dan kecakapan praktis. Kepemimpinan itu dipandang sebagai pembawaan seseorang sebagai anugerah Tuhan. Karena itu dicarilah orang yang mempunyai sifat-sifat istimewa yang dipandang sebagai syarat suksesnya seorangseoran pemimpingpemimpin. '''Dalam tingkatan ilmiahilmiyah kepemimpinan dipandang sebagai suatu fungsi,''' '''bukan sebagai kedudukan atau pembawaan pribadi seseorang'''. Oleh karenanyaMaka diadakanlah suatu analisa tentangtentan unsurgunsur-unsur dan fungsi yang dapat menjelaskan kepada kita, syarat-syarat apa yang diperlukan agar pemimpin dapat bekerja secara efektif di dalam situasi yang berbeda-beda. Pandangan baru ini membawa pembahasan besar. Cara bekerja dan sikap seorang pemimpin yang dipelajari. Konsepsi baru tentang kepemimpinan melahirkan peranan baru yang harus dimainkan oleh seorang pemimpin. Titik berat beralihkan dari pemimpin sebagai orang yang membuat rencana, berfikir dan mengambil tanggung jawab untuk kelompok serta memberikan arah kepada orang-orang lain. Kepada anggapan, bahwa pemimpin itu pada tingkatan pertama adalah pelatih dan koordinator bagi kelompoknya. DalamFungsi tataranyang pemimpinutama sebagaiadalah pembuatmembantu rencanakelompok atauuntuk makerbelajar planning,memutuskan fungsidan utamabekerja seorangsecara pemimpinlebih adalahefisien berusahadalam membantuperanannya anggotasebagai kelompoknyapelatih untukseorang belajarpemimpin memutuskandapat danmemberikan bekerjabantuan-bantuan secarayang lebih efisienkhas. Yaitu :
* Pemimpin membantu akan terciptanya suatu iklim sosial yang baik.
* Pemimpin membantu kelompok untukdalam mengorganisasimenetapkan diriprosedur-prosedur kerja.
Dalam peranannya sebagai pelatih dan koordinator, seorang pemimpin harus bisa memberikan bantuan-bantuan support penting kepada lembaga yang dipimpin dan uga anggotanya, seperti:
* PemimpinPemimpim membantu akankelompok terciptanyauntuk suatumengorganisasi iklimdiri. sosial yang baik.
* Pemimpin membantubertanggung kelompokjawab dalam menetapkanmengambil prosedur-prosedurkeputusan kerjasama dengan kelompok.
* Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisasi diri.
* Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambil keputusan sama dengan kelompok.
* Pemimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman.
'''Nicollo Machiavelli membagi dua kepemimpinan berdasarkan motif dan keterampilan pemimpin dalam menggunakan kekuasaanya, yaitu;'''
 
== Kepemimpinan Yang Efektif ==
1. Pemimpin tipe Rubah (foxes); cerdik dan terampil menolak penggunaan paksaan dan mengandalkan manipulasi tawar-menawar dalam mencapai tujuan
Barangkali pandangan pesimistis tentang keahlian-keahlian kepemimpinan ini telah menyebabkan munculnya ratusan buku yang membahas kepemimpinan.<ref name="Big Brands">Jack Trout, "Big Brands Big Trouble", Esensi, 9796884666, 9789796884667.</ref>
Terdapat [[nasihat]] tentang siapa yang harus ditiru (Attila the Hun), apa yang harus diraih (kedamaian jiwa), apa yang harus dipelajari (kegagalan), apa yang harus [[diperjuangkan]] (karisma), perlu tidaknya [[pendelegasian]] (kadang-kadang), perlu tidaknya [[berkolaborasi]] (mungkin), pemimpin-pemimpin [[rahasia]] Amerika (wanita), kualitas-kualitas pribadi dari kepemimpinan (integritas), bagaimana meraih kredibilitas (bisa dipercaya), bagaimana menjadi pemimipin yang otentik (temukan pemimpin dalam diri anda), dan sembilan hukum alam kepemimpinan (jangan tanya).<ref name="Big Brands" />
Terdapat lebih dari 3000 buku yang judulnya mengandung kata pemimipin ''(leader)''.<ref name="Big Brands" />
Bagaimana menjadi pemimpin yang [[efektif]] tidak perlu [[diulas]] oleh sebuah buku.<ref name="Big Brands" />
Guru manajeman terkenal, Peter Drucker, menjawabnya hanya dengan beberapa kalimat: "pondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah berpikir berdasar misi organisasi, mendefinisikannya dan menegakkannya, secara jelas dan nyata.<ref name="Big Brands" />
 
== Kepemimpinan Karismatik ==
2. Pemimpin tipe singa (lions); memiliki kekuatan dan integritas yang bersedia menggunakan paksaan dalam mengerjakan tujuan.
Max Weber, seorang sosiolog, adalah ilmuan pertama yang membahas kepemimpinan [[karismatik]].<ref name="Perilaku Organissasi">Perilaku Organisasi 2(ed. 12) HVS, "Perilaku Organisasi 2 (ed. 12) HVS", Penerbit Salemba, 9796914603, 9789796914609.</ref>
Lebih dari seabad yang lalu, ia mendefinisikan karisma (yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti "anugerah") sebagai "suatu sifat tertentu dari seseorang, yang membedakan mereka dari orang kebanyakan dan biasanya dipandang sebagai kemampuan atau kualitas [[supernatural]], manusia super, atau paling tidak daya-daya istimewa.<ref name="Perilaku Organissasi" />
Kemampuan-kemampuan ini tidak dimiliki oleh orang biasa, tetapi dianggap sebagai kekuatan yang bersumber dari yang Ilahi., Berdasarkandan berdasarkan hal ini seseorang kemudian dianggap sebagai seorang pemimpin.<ref name="Perilaku Organissasi" />
 
== Kepemimpinan Transformasional ==
'''Menurut Burns, tipe kepemimpinan secara jelas menggambarkan hubungan, antara lain;'''
Kepemimpinan merupakan proses dimana seorang individu mempengaruhi sekelompok individu untuk mencapai suatu tujuan. Untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif, seorang kepala sekolah harus dapat mempengaruhi seluruh warga sekolah yang dipimpinnya melalui cara-cara yang positif untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai proses untuk mengubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan meningkatkan dirinya, yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan.
 
Terdapat empat faktor untuk menuju kepemimpinan tranformasional, yang dikenal sebutan 4 I, yaitu : idealized influence, inspirational motivation, intellectual stimulation, dan individual consideration.
1. Kepemimpinan transaksional; terjadi manakala seorang pemimpin mengambil prakarsa dalam melakukan hubungan untuk melakukan pertukaran yang dianggap  penting.
 
Idealized influence: kepala sekolah merupakan sosok ideal yang dapat dijadikan sebagai panutan bagi guru dan karyawannya, dipercaya, dihormati dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk kepentingan sekolah.
2. Kepemimpinan transformatif; manakala seseorang terlibat dengan orang lain sehingga mengangkat pemimpin ke tingkat yang lebih tinggi.<ref>http://www.academia.edu/8746334/Resume_Memahami_Ilmu_Politik_oleh_Ramlan_Surbakti</ref>
 
Inspirational motivation: kepala sekolah dapat memotivasi seluruh guru dan karyawannnya untuk memiliki komitmen terhadap visi organisasi dan mendukung semangat team dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan di sekolah.
'''Berdasarkan sumber kekuasaan, kepemimpinan dibagi menjadi tiga, yaitu:'''<ref>Surbakti, R. 1992. ''Memahami Ilmu Politik''. Jakarta: PT Grasindo</ref>
 
Intellectual Stimulation: kepala sekolah dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi di kalangan guru dan stafnya dengan mengembangkan pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk menjadikan sekolah ke arah yang lebih baik.
 1. Kepemimpinan rasional; bersumberkan kewenangan legal dari pola-pola peraturan normatif. Seorang pemimpin dapat memperoleh suatu kekuasaan, apabila pemimpin tersebut telah sah dipilih langsung/tidak langsung oleh rakyat, dan pemilihan pemimpin tersebut sesuai dengan undang-undang.
 
Individual consideration: kepala sekolah dapat bertindak sebagai pelatih dan penasihat bagi guru dan stafnya.
 2. Kepemimpinan tradisional; bersumber kewenangan tradisional beranjak dari kepercayaan. Seorang pemimipn mendapatkan kekuasaan apabila dirinya dipercayai secara penuh oleh rakyat, dikarenakan pemimpin tersebut pada saat kampanye telah berjanji akan mengubah masyarakat menjadi lebih baik. Sehingga, masyarakat memilih pemimpin tersebut dengan harapan dapat mengubah kondisi masyarakat agar bisa menjadi lebih sejahtera.
 
Berdasarkan hasil kajian literatur yang dilakukan, Northouse (2001) menyimpulkan bahwa seseorang yang dapat menampilkan kepemimpinan transformasional ternyata dapat lebih menunjukkan sebagai seorang pemimpin yang efektif dengan hasil kerja yang lebih baik. Oleh karena itu, merupakan hal yang amat menguntungkan jika para kepala sekolah dapat menerapkan kepemimpinan transformasional di sekolahnya.
 3. Kepemimpinan kharismatik; kekaguman masyarakat terhadap pemimpin yang memiliki kelebihan. Dimana pemimpin tersebut akan mendapatkan kekuasaan apabila dirinya memiliki kelebihan dibandingkan dengan masyarakat lainnya. Kelebihan tersebut dapat berupa kepintaran, kekayaan, dan moral yang bagus.
 
Karena kepemimpinan transformasional merupakan sebuah rentang yang luas tentang aspek-aspek kepemimpinan, maka untuk bisa menjadi seorang pemimpin transformasional yang efektif membutuhkan suatu proses dan memerlukan usaha sadar dan sunggug-sungguh dari yang bersangkutan. Northouse (2001) memberikan beberapa tips untuk menerapkan kepemimpinan transformasional, yakni sebagai berikut:
== Kepemimpinan Yang Efektif ==
Barangkali pandangan pesimistis tentang keahlian-keahlian kepemimpinan ini telah menyebabkan munculnya ratusan buku yang membahas kepemimpinan.<ref name="Big Brands">Jack Trout, "Big Brands Big Trouble", Esensi, 9796884666, 9789796884667.</ref>
Terdapat [[nasihat]] tentang siapa yang harus ditiru (Attila the Hun), apa yang harus diraih (kedamaian jiwa), apa yang harus dipelajari (kegagalan), apa yang harus [[diperjuangkan]] (karisma), perlu tidaknya [[pendelegasian]] (kadang-kadang), perlu tidaknya [[berkolaborasi]] (mungkin), pemimpin-pemimpin [[rahasia]] Amerika (wanita), kualitas-kualitas pribadi dari kepemimpinan (integritas), bagaimana meraih kredibilitas (bisa dipercaya), bagaimana menjadi pemimipin yang otentik (temukan pemimpin dalam diri anda), dan sembilan hukum alam kepemimpinan (jangan tanya).<ref name="Big Brands" />
Terdapat lebih dari 3000 buku yang judulnya mengandung kata pemimipin ''(leader)''.<ref name="Big Brands" />
Bagaimana menjadi pemimpin yang [[efektif]] tidak perlu [[diulas]] oleh sebuah buku.<ref name="Big Brands" />
Guru manajeman terkenal, Peter Drucker, menjawabnya hanya dengan beberapa kalimat: "pondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah berpikir berdasar misi organisasi, mendefinisikannya dan menegakkannya, secara jelas dan nyata.<ref name="Big Brands" />
 
Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik untuk organisasi
== Kepemimpinan Karismatik ==
 
Max Weber, seorang sosiolog, adalah ilmuan pertama yang membahas kepemimpinan [[karismatik]].<ref name="Perilaku Organissasi">Perilaku Organisasi 2(ed. 12) HVS, "Perilaku Organisasi 2 (ed. 12) HVS", Penerbit Salemba, 9796914603, 9789796914609.</ref>
Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari nilai yang tinggi
Lebih dari seabad yang lalu, ia mendefinisikan karisma (yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti "anugerah") sebagai "suatu sifat tertentu dari seseorang, yang membedakan mereka dari orang kebanyakan dan biasanya dipandang sebagai kemampuan atau kualitas [[supernatural]], manusia super, atau paling tidak daya-daya istimewa.<ref name="Perilaku Organissasi" />
 
Kemampuan-kemampuan ini tidak dimiliki oleh orang biasa, tetapi dianggap sebagai kekuatan yang bersumber dari yang Ilahi. Berdasarkan hal ini seseorang kemudian dianggap sebagai seorang pemimpin.<ref name="Perilaku Organissasi" />
Dengarkan semua pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat kerja sama
 
Ciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua orang dalam organisasi
 
Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan memberikan contoh bagaimana menggagas dan melaksanakan suatu perubahan
 
Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain untuk berkontribusi terhadap organisasi
 
Model kepemimpinan transformasional merupakan model yang relatif baru dalam studi-studi kepemimpinan. Burns (1978) merupakan salah satu penggagas yang secara eksplisit mendefinisikan kepemimpinan transformasional. Menurutnya, untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang model kepemimpinan transformasional, model ini perlu dipertentangkan dengan model kepemimpinan transaksional. Kepemimpinan transaksional didasarkan pada otoritas birokrasi dan legitimasi di dalam organisasi. Pemimpin transaksional pada hakekatnya menekankan bahwa seorang pemimpin perlu menentukan apa yang perlu dilakukan para bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi. Disamping itu, pemimpin transaksional cenderung memfokuskan diri pada penyelesaian tugas-tugas organisasi. Untuk memotivasi agar bawahan melakukan tanggungjawab mereka, para pemimpin transaksional sangat mengandalkan pada sistem pemberian penghargaan dan hukuman kepada bawahannya. Sebaliknya, Burns menyatakan bahwa model kepemimpinan transformasional pada hakekatnya menekankan seorang pemimpin perlu memotivasi para bawahannya untuk melakukan tanggungjawab mereka lebih dari yang mereka harapkan.
 
Pemimpin transformasional harus mampu mendefinisikan, mengkomunikasikan dan mengartikulasikan visi organisasi, dan bawahan harus menerima dan mengakui kredibilitas pemimpinnya.Hater dan Bass (1988) menyatakan bahwa “the dynamic of transformational leadership involve strong personal identification with the leader, joining in a shared vision of the future, or goingbeyond the self-interest exchange of rewards for compliance”. Dengan demikian, pemimpin transformasional merupakan pemimpin yang karismatik dan mempunyai peran sentral dan strategis dalam membawa organisasi mencapai tujuannya. Pemimpin transformasional juga harusmempunyai kemampuan untuk menyamakan visi masa depan dengan bawahannya, serta mempertinggi kebutuhan bawahan pada tingkat yang lebih tinggi daripada apa yang mereka butuhkan. Menurut Yammarino dan Bass (1990), pemimpin transformasional harus mampu membujuk para bawahannya melakukan tugas-tugas mereka melebihi kepentingan mereka sendiri demi kepentingan organisasi yang lebih besar. Yammarino dan Bass (1990) juga menyatakan bahwa pemimpin transformasional mengartikulasikan visi masa depan organisasi yang realistik, menstimulasi bawahan dengan cara yang intelektual, dan menaruh parhatian pada perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh bawahannya. Dengan demikian, seperti yang diungkapkan oleh Tichy and Devanna (1990), keberadaan para pemimpin transformasional mempunyai efek transformasi baik pada tingkat organisasi maupun pada tingkat individu. Dalam buku mereka yang berjudul “Improving Organizational Effectiveness through Transformational Leadership”, Bass dan Avolio (1994) mengemukakan bahwa kepemimpinan transformasional mempunyai empat dimensi yang disebutnya sebagai “the Four I’s”.
 
Dimensi yang pertama disebutnya sebagai idealized influence (pengaruh ideal). Dimensi yang pertama ini digambarkan sebagai perilaku pemimpin yang membuat para pengikutnya mengagumi, menghormati dan sekaligus mempercayainya. Dimensi yang kedua disebut sebagai inspirational motivation (motivasi inspirasi). Dalam dimensi ini, pemimpin transformasional digambarkan sebagai pemimpin yang mampu mengartikulasikan pengharapan yang jelas terhadap prestasi bawahan, mendemonstrasikan komitmennya terhadap seluruh tujuan organisasi, dan mampu menggugah spirit tim dalam organisasi melalui penumbuhan entusiasme dan optimisme. Dimensi yang ketiga disebut sebagai intellectual stimulation (stimulasi intelektual). Pemimpin transformasional harus mampu menumbuhkan ide-ide baru, memberikan solusi yang kreatif terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi bawahan, dan memberikan motivasi kepada bawahan untuk mencari pendekatan-pendekatan yang baru dalam melaksanakan tugas-tugas organisasi. Dimensi yang terakhir disebut sebagai individualized consideration (konsiderasi individu). Dalam dimensi ini, pemimpin transformasional digambarkan sebagai seorang pemimpin yang mau mendengarkan dengan penuh perhatian masukan-masukan bawahan dan secara khusus mau memperhatikan kebutuhan-kebutuhan bawahan akan pengembangan karier. Walaupun penelitian mengenai model transformasional ini termasuk relatif baru, beberapa hasil penelitian mendukung validitas keempat dimensi yang dipaparkan oleh Bass dan Avilio di atas. Banyak peneliti dan praktisi manajemen yang sepakat bahwa model kepemimpinan transformasional merupakan konsep kepemimpinan yang terbaik dalam menguraikan karakteristik pemimpin (Sarros dan Butchatsky 1996).
 
Konsep kepemimpinan transformasional ini mengintegrasikan ide-ide yang dikembangkan dalam pendekatan-pendekatan watak (trait), gaya (style) dan kontingensi, dan juga konsep kepemimpinan transformasional menggabungkan dan menyempurnakan konsep-konsep terdahulu yang dikembangkan oleh ahli-ahli sosiologi (seperti misalnya Weber 1947) dan ahli-ahli politik (seperti misalnya Burns 1978). Beberapa ahli manajemen menjelaskan konsep-konsep kepimimpinan yang mirip dengan kepemimpinan transformasional sebagai kepemimpinan yang karismatik, inspirasional dan yang mempunyai visi (visionary). Meskipun terminologi yang digunakan berbeda, namun fenomenafenomana kepemimpinan yang digambarkan dalam konsep-konsep tersebut lebih banyak persamaannya daripada perbedaannya. Bryman (1992) menyebut kepemimpinan transformasional sebagai kepemimpinan baru (the new leadership), sedangkan Sarros dan Butchatsky (1996) menyebutnya sebagai pemimpin penerobos (breakthrough leadership). Disebut sebagai penerobos karena pemimpim semacam ini mempunyai kemampuan untuk membawa perubahan-perubahan yang sangat besar terhadap individu-individu maupun organisasi dengan jalan: memperbaiki kembali (reinvent) karakter diri individu-individu dalam organisasi ataupun perbaikan organisasi, memulai proses penciptaan inovasi, meninjau kembali struktur, proses dan nilai-nilai organisasi agar lebih baik dan lebih relevan, dengan cara-cara yang menarik dan menantang bagi semua pihak yang terlibat, dan mencoba untuk merealisasikan tujuan-tujuan organisasi yang selama ini dianggap tidak mungkin dilaksanakan. Pemimpin penerobos memahami pentingnya perubahan-perubahan yang mendasar dan besar dalam kehidupan dan pekerjaan mereka dalam mencapai hasil-hasil yang diinginkannya. Pemimpin penerobos mempunyai pemikiran yang metanoiac, dan dengan bekal pemikiran ini sang pemimpin mampu menciptakan pergesaran paradigma untuk mengembangkan praktikpraktikorganisasi yang sekarang dengan yang lebih baru dan lebih relevan. Metanoia berasaldari kata Yunani meta yang berarti perubahan, dan nous/noos yang berarti pikiran. Dengan perkembangan globalisasi ekonomi yang makin nyata, kondisi di berbagai pasar dunia makin ditandai dengan kompetisi yang sangat tinggi (hyper-competition). Tiap keunggulan daya saing perusahaan yang terlibat dalam permainan global (global game) menjadi bersifat sementara (transitory). Oleh karena itu, perusahaan sebagai pemain dalam permainan global harus terus menerus mentransformasi seluruh aspek manajemen internal perusahaan agar selalu relevan dengan kondisi persaingan baru. Pemimpin transformasional dianggap sebagai model pemimpin yang tepat dan yang mampu untuk terus-menerus meningkatkan efisiensi, produktifitas, dan inovasi usaha guna meningkatkan daya saing dalam dunia yang lebih bersaing.
== memahami
 
== Lihat pula ==
Baris 56 ⟶ 70:
 
{{reflist}}
* http://ikhtisar.com/pemimpin-dan-pengikut-adalah-pasangan-abadi/
* memahami
 
[[Kategori:Kepimpinan]]