Iwan Fals: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 23:
Rekaman lagu-lagu yang tidak dipasarkan tersebut kemudian sempat diputar di sebuah stasiun radio yang sekarang sudah tidak mengudara lagi. Iwan Fals juga pernah menyanyikan lagu-lagu tersebut dalam beberapa konser musik, yang mengakibatkan dia berulang kali harus berurusan dengan pihak keamanan dengan alasan lirik lagu yang dinyanyikan dapat mengganggu stabilitas negara.{{fact}} Beberapa konser musiknya pada tahun 80-an juga sempat disabotase dengan cara memadamkan aliran listrik dan pernah juga dibubarkan secara paksa hanya karena Iwan Fals membawakan lirik lagu yang menyindir penguasa saat itu.
[[Berkas:Iwan Fals 2003.jpg|thumb|Iwan Fals 2003]]Pada bulan April tahun 1984 Iwan Fals harus berurusan dengan aparat keamanan dan sempat ditahan dan diinterogasi selama 2 minggu gara-gara menyanyikan lirik lagu ''Demokrasi Nasi'' dan ''Pola Sederhana'' juga ''Mbak Tini'' pada sebuah konser di [[Pekanbaru]]. Sejak kejadian itu, Iwan Fals dan keluarganya sering mendapatkan teror.{{fact}} Hanya segelintir fans fanatik Iwan Fals yang masih menyimpan rekaman lagu-lagu ini, dan sekarang menjadi koleksi yang sangat berharga.
Saat bergabung dengan kelompok [[SWAMI]] dan merilis album bertajuk SWAMI pada 1989, nama Iwan semakin meroket dengan mencetak hits [[Bento]] dan [[Bongkar]] yang sangat fenomenal. Perjalanan karir Iwan Fals terus menanjak ketika dia bergabung dengan [[Kantata Takwa]] pada 1990 yang didukung penuh oleh pengusaha [[Setiawan Djodi]]. Konser-konser Kantata Takwa saat itu sampai sekarang dianggap sebagai konser musik yang terbesar dan termegah sepanjang sejarah musik Indonesia.{{fact}}
Sejak meluncurnya album ''Suara Hati'' pada 2002, Iwan Fals telah memiliki kelompok musisi pengiring yang tetap dan selalu menyertai dalam setiap pengerjaan album maupun konser. Menariknya, dalam seluruh alat musik yang digunakan baik oleh Iwan fals maupun bandnya pada setiap penampilan di depan publik tidak pernah terlihat merek maupun logo. Seluruh identitas tersebut selalu ditutupi atau dihilangkan. Pada panggung yang menjadi dunianya, Iwan Fals tidak pernah mengizinkan ada logo atau tulisan sponsor terpampang untuk menjaga idealismenya yang tidak mau dianggap menjadi wakil dari produk tertentu.{{fact}}
|