Asketisisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Shengwei95 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 12:
Asketisme terbagi menjadi dua macam. "Asketisme natural" (pertarakan yang wajar) adalah suatu gaya hidup yang membatasi aspek-aspek kebendaan dalam hidup sehari-hari sampai ke taraf yang sangat bersahaja dan pada batas minimum tertentu tetapi tanpa merusak tubuh atau hidup dalam keadaan sungguh-sungguh berkekurangan sehingga menyengsarakan tubuh, sementara "asketisme tidak natural" (pertarakan yang tidak wajar) adalah suatu praktik yang melibatkan pula tindakan bermati-raga (mortifikasi badani) dan menyakiti diri sendiri, misalnya dengan tidur di atas ranjang paku.<ref name="WimbushValantasis2002p9">{{cite book|author1=Vincent L. Wimbush|author2=Richard Valantasis|title=Asceticism|url=https://books.google.com/books?id=EIqym5Pw_O8C |year=2002|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-803451-3|pages=9–10}}</ref>
 
Sepanjang sejarah, asketisme telah dipraktikkan dalam berbagai [[agama]], antara lain [[agama Buddha]], [[Kekristenan|agama Kristen]], [[agama Hindu]], [[Jainisme|agama Jaina]], dan [[agama Yahudi]]. Asketisme tidak dipraktikkan dalam [[agama Islam]] mazhab utama, kecuali oleh sekte minoritas Sufi dengan tradisi lamanya yang juga meliputi pertarakan ketat.<ref name=tucker176>{{cite book|author=Spencer C. Tucker|title=The Encyclopedia of Middle East Wars|url=https://books.google.com/books?id=U05OvsOPeKMC&pg=PA1176|year=2010|publisher=ABC-CLIO|isbn=978-1-85109-948-1|page=1176}}</ref><ref>{{cite book|author=Eric O. Hanson|title=Religion and Politics in the International System Today|url=https://books.google.com/books?id=Wz4nCOMd8ucC&pg=PA103 |year=2006|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-61781-9 |pages=102–103}}</ref> Para praktisi asketisme dalam agama-agama ini sengaja menampik kenikmatan-kenikmatan duniawi dan menjalani gaya hidup berpantang, demi mengejar [[Penebusan (teologi)|penebusan dosa]],<ref>{{cite book|author1=Vincent L. Wimbush|author2=Richard Valantasis|title=Asceticism|url=https://books.google.com/books?id=EIqym5Pw_O8C |year=2002|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-803451-3 |pages=247, 351 }}</ref> [[Keselamatan (agama)|keselamatan]], atau [[kerohanian|pencapaian rohani]].<ref name="Leslie1992p212">{{cite book|author=Lynn Denton |editor=Julia Leslie|title= Roles and Rituals for Hindu Women|url=https://books.google.com/books?id=sKDm8EH2L3kC |year=1992|publisher=Motilal Banarsidass |isbn=978-81-208-1036-5 |pages=212–219 }}</ref> Dalam teologi-teologi kuno, asketisme dipandang sebagai suatu perjalanan menuju transformasi rohani, yakni keadaan di mana bersahaja adalah berkecukupan, kebahagiaan sejati berada di dalam diri, dan berkekurangan adalah berkelimpahan.<ref name="Finn2009p94"/>
 
== Etimologi dan makna ==