Hak LGBT di Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 60:
Indonesia memiliki penganut agama [[Islam]] paling banyak di dunia dengan 87% dari warganya menyebut diri sebagai Muslim.<ref name=Laurent/> Kebijakan keluarga dari pihak berwenang Indonesia, tekanan sosial untuk menikah dan agama berarti bahwa homoseksualitas pada umumnya tidak didukung.<ref name=Laurent/> Baik Muslim tradisionalis dan modernis, dan juga kelompok agama lainnya seperti [[Kekristenan di Indonesia|Kristen]], terutama [[Homoseksualitas dan Katolik Roma|Katolik Roma]] umumnya menentang homoseksualitas. Banyak kelompok fundamentalis Islam seperti [[FPI]] (Front Pembela Islam) dan [[Forum Betawi Rempuk|FBR]] (Forum Betawi Rempuk) secara terbuka memusuhi orang-orang LGBT dengan menyerang rumah atau tempat mereka bekerja dari orang-orang yang mereka yakini ancaman bagi nilai-nilai Islam.<ref name=Ireland/>
Diskriminasi eksplisit dan homofobia kekerasan dilakukan terutama oleh para ekstremis religius, sementara diskriminasi halus dan marginalisasi terjadi dalam kehidupan sehari-hari antara teman-teman, keluarga, di tempat kerja atau sekolah.<ref name=Laurent/> Orang-orang LGBT sering mengalami pelecehan yang dilakukan oleh para polisi tetapi sulit untuk mendokumentasikannya karena korban menolak untuk memberikan pernyataan karena seksualitas mereka.<ref name=Laurent/> Orang-orang LGBT sering ditangkap atau dituduh karena orientasi seksual mereka.<ref name=Laurent/> Juga gay di penjara mengalami pelecehan seksual karena orientasi seksual mereka, dan sering tidak melaporkannya karena menjadi trauma dan takut dikirim kembali ke penjara
Indonesia memang memiliki reputasi sebagai sebuah negara Muslim yang relatif moderat dan toleran, yang memang memiliki beberapa konsekuensi untuk orang-orang LGBT. Ada beberapa orang LGBT di media dan pemerintah nasional telah memungkinkan komunitas LGBT terpisah ada, bahkan mengatur acara-acara publik. Namun, adat istiadat sosial Islam konservatif cenderung mendominasi dalam masyarakat yang lebih luas. Homoseksualitas dan ''cross-dressing'' tetap tabu dan orang-orang LGBT secara berkala menjadi sasaran hukum agama setempat atau kelompok main hakim sendiri oleh para fanatik.<ref name="Spartacus International Gay Guide 2007">Spartacus International Gay Guide, page 484. Bruno Gmunder Verlag, 2007</ref>
|