Rambu Solo': Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
26Isabella (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 1:
[[Berkas:Tedong_dan_Tradisi_Toraja.jpg|thumbjmpl|250px|''Tedong'' atau kerbau yang digunakan dalam berbagai acara adat di Tana Toraja]]
'''Rambu Solo'''' adalah kata dalam bahasa Toraja yang secara harafiah berarti asap yang arahnya ke bawah.Asap yang arahnya ke bawah artinya ritus-ritus persembahan (asap) untuk orang mati yang dilaksanakan sesudah pukul 12 ketika matahari mulai bergerak menurun.<ref name="Theodorus Kobong">{{id}}Theodorus Kobong. 2008. ''Injil dan Tongkonan''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hal. 49-52.</ref> Rambu solo’ sering juga disebut ''Aluk Rampe Matampu’'', ritus-ritus di sebelah barat, sebab sesudah pukul 12 matahari berada di sebelah barat.<ref name="Theodorus Kobong"/> Oleh karena itu ritus-ritus persembahan dilaksanakan di sebelah barat [[Tongkonan]], rumah adat Toraja.<ref name="Theodorus Kobong"/>
Tidak ada undangan khusus bagi orang-orang yang akan menghadiri ritus ini.<ref name="Theodorus Kobong"/> Setiap masyarakat Toraja menyadari bahwa mereka terhisab dalam persekutuan masyarakat Toraja, dan nilai-nilainya hanya dapat dihayati secara benar dan eksistensial oleh orang Toraja.<ref name="Theodorus Kobong"/>