Lampion: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jokur11 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Jokur11 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 24:
adalah lampion khas Kota [[Semarang]]. [[Teng teng|Teng Teng]] atau Teng Tengan merupakan tradisi warga muslim [[Kota Semarang|Semarang]] menggunakannya untuk pergi ke Masjid, Kemudian saat bulan<ref>http://hot.detik.com/read/2013/07/13/153339/2301749/631/teng-tengan-lampion-khas-semarang-saat-bulan-ramadan</ref> [[Ramadhan]] tiba akan semakin banyak yang menggunakannya untuk pergi Tarawih. Dahulu bahwa lampion Semarang pada awalnya bernama Dian Kurung ini dibuat pada 1942<ref>http://www.negeripesona.com/2013/11/melestarikan-teng-tengan-di-semarang.html</ref>. Nama Dian Kurung diambil dari kata Dian yang berarti lampu, dan Kurung berarti kurungan. Pada bagian tengah Teng-Teng terdapat rangka berputar yang di tempeli kertas berbentuk [[Kambing]], [[Naga]], [[Unta]], dan lainnya. Sehingga saat lilin di dalam Teng-tengan dinyalakan, bayangan kertas akan bergerak mengelilingi sisi Teng-Teng itu berputar sendiri. Teng-Teng merupakan lampion berbentuk prisma persegi delapan, berbeda dengan lampion Damar Kurung yang memiliki bentuk persegi empat. Upaya agar Teng-Teng tidak hilang di makan zaman maka pemerintah Kota Semarang mengadakan Festival BKB (Festival Sungai Banjir Kanal Barat), pada acara BKB Festival ratusan Teng-Teng<ref>http://jateng.tribunnews.com/2013/09/07/ratusan-lampion-semarakkan-banjir-kanal-barat-festival</ref> menghiasi sungai Banjir Kanal Barat (BKB) pada acara BKB Festival setiap tahun.
* '''Teng Tengan Ciluk'''
adalah lampion khas dari Kota [[Surabaya]]. [[Teng Tengan Ciluk]] merupakan tradisi Kota Surabaya. Upaya agar Ting tidak hilang di makan zaman maka pemerintah Kota Surabaya mengadakan Festival Topeng Mauludan<ref>http://majalahscg.com/detail/194/ronakota/Teng-tengan-Ciluk-di-Festival-Topeng-Muludan</ref> di Taman Bungkul Surabaya.
di Taman Bungkul Surabaya.
 
Teng-tengan Ciluk yang menyerupai lampion tetapi terbuat dari tanah liat, adalah bagian khas seni budaya Surabaya yang dimainkan pada saat memperingati Mauludan dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW.