Suku Rejang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
 
Jika mengacu pada sistem kelembagaan lokal atau local community masyarakat adat yang ada di Kabupaten Lebong adalah komunitas kampung yang di sebut dengan dengan istilah lokal Kutai atau Dusun yang berdiri sendiri yang merupakan kesatuan kekeluargaan yang timbul dari sistem unilateral dengan sistem garis keturunan yang patrilineal dan dengan cara perkawinan yang eksogami, aplikasi sistem lokal ini kemudian di terjemahkan dengan sistem kelembagaan Marga, sebuah sistem adopsi dari sistem pemerintahan Kesultanan Pelembang. Ada beberapa kesatuan kekeluargaan yang relatif masih tegas asal usul, wilayah tata aturan lokal di Kabupaten Lebong masing-masing kekeluargaan tersebut kemudian di sebut dengan Marga. John Marsden, Residen Inggris di Lais (1775-1779) menceritakan tentang adanya empat Petulai Rejang diantaranya Jekalang (Joorcalang), Selupuak (Selopoo), Manai (Beremani), Tubey (Tubay) di sisi lain Dr. J.W. Van Royen dalam Laporannya “adat-Federatie in de Residentie’s Bengkoelen en Palembang” menyatakan bahwa Marga-Marga tersebut merupakan kesatuan Rejang yang paling murni.
 
Ditingakat lokalpun masih terjadi perdebatan tentang keaslian dalam kontek komunitas 'Kutai' yang paling tertua, namun ada kesepakatan masyarakat adat Rejang di luar Lebong bahwa wilayah tertua Rejang berada di Rejang Balik Bukit atau Kutai Belek Tebo, wilayah dimaksud berada di wilayah Lebong yang sekarang. Di Lebong perdebatan yang muncul dimana Kutai tertua, ada pendapat yang menyatakan di Desa Tapus/ dalam bahasa lokal di sebut Topos dan ada juga yang menyebutkan di Taba Atas, Muara Aman. Argumen yang menarik adalah dengan pendekatan lokal yang di sebut 'serambeak be pun' yang menyebut struktur kutai dengan sebutan lokal 'topos, teluk diyen, amen, semelako, plabai, das tebing' jika mengacu pada serambeak be pun ini maka Kutai tertua adalah desa Topos.
 
{{stub}}