Surau Lubuk Bauk: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 34:
Berdenah bujur sangkar, surau ini terbuat dari [[Toona sureni|kayu surian]] dengan luas 154 meter persegi dan tinggi 13 meter.<ref>[http://tv.kompas.com/read/2016/12/30/5265818246001/masjid.dan.surau.legendaris.di.minang "Masjid dan Surau Legendaris di Minang"]. ''Kompas''. 3 Januari 2017.</ref><ref name="sindo"/> Terdapat 30 tiang kayu penyangga berbentuk segi delapan yang menopang bangunan dan saling terhubung dengan sistem pasak. Lantai satu memiliki denah berukuran 13 x 13 meter. Letaknya ditinggikan sekitar 1,4 meter dari permukaan tanah, membentuk kolong. Kolong bangunan ditutup membentuk lengkungan-lengkungan yang pada bagian atasnya dihiasi ukiran berpola tanaman sulur-suluran.<ref name="hasil">Hadniwati Hasibuan, dkk. ''Hasil Pemugaran dan Temuan Benda Cagar Budaya PJP I''. Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. 1996.</ref>
 
Mihrab dibuat menjorok ke luarkeluar berukuran 4 x 2,5 meter dinaungi atap gonjong, bentuk atap yang terdapat pada rumah gadang. Pada setiap sisi ruangan, terdapat jendela, kecuali pada mihrab.<ref name="ugm">Yulianto Sumalyo. 2006. ''Arsitektur Mesjid dan Monumen Sejarah Muslim''. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.</ref>
 
Pintu masuk terletak di timur sejajar dengan mihrab. Di atas pintu (ambang pintu) terdapat tulisan [[basmalah]] yang dibuat dengan teknik ukir dan di belakangnya ditutup dengan bilah papan. Pada sebelah kanan pintu, terdapat tangga yang mengubungkan ke lantai dua. Lantai ini berdenah 10 × 7,50 meter. Di tengah-tengah ruangan lantai dua, terdapat tiang dengan tangga melingkar untuk ke lantai tiga, yang memiliki denah lebih sempit berukuran 3,50 × 3,50 meter.<ref name="ugm"/>