Kota Padang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 538:
{{utama|Pariwisata Kota Padang}}
<!--Kawasan Wisata Terpadu Gunung Padang-Pantai Purus-->
[[Berkas:MuseumAdityawarmanTaste of Padang.jpg|kiri|jmpl|[[Museum Adityawarman]]Slogan dipariwisata Padang]]
[[Berkas:MuseumAdityawarman.jpg|jmpl|[[Museum Adityawarman]] di Padang]]
[[Berkas:Beach of Sikuai Island.jpg|jmpl|[[Pulau Sikuai]], yangsalah difasilitasisatu resort wisatapulau sekelasdi hotelperairan berbintangKota tigaPadang.]]
Kota Padang yang terkenal akan legenda [[Sitti Nurbaya]] dan [[Malin Kundang]] saat ini sedang berbenah ke arah pembangunan kepariwisataan.<ref>{{cite web|url=http://tourism.padang.go.id/index.php|title=Potensi Kota Padang|publisher=Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang|accessdate=2010-10-02}}</ref> Kota ini memiliki sebuah museum yang terletak di pusat kota yang bernama [[Museum Adityawarman]], yang memiliki gaya arsitektur berbentuk rumah adat Minangkabau ([[Rumah Gadang]]), model ''Gajah Maharam''. Di halaman depan museum terdapat dua lumbung padi. Museum ini mengkhususkan diri pada sejarah dan budaya suku Minangkabau, suku Mentawai dan suku Nias. Museum ini memiliki 6.000 koleksi.
 
Di kawasan [[pelabuhan Muara]] banyak dijumpai beberapa bangunan peninggalan sejak zaman Belanda. Beberapa bangunan di kawasan tersebut ditetapkan pemerintah setempat sebagai cagar budaya. Di antaranya adalah [[Masjid Muhammadan]] bertarikh 1843, yang merupakan masjid berwarna hijau muda yang dibangun oleh komunitas keturunan India. Cagar budaya lain, Klenteng Kwan Im yang bernama ''See Hin Kiong'' tahun 1861 kemudian direnovasi kembali tahun 1905 setelah sebelumnya terbakar.<ref>bataviase.co.id [http://bataviase.co.id/node/100835 Menjenguk Kota Tua Padang setelah Gempa]. Diakses pada 10 November 2010.</ref> Dari sehiliran [[Batang Arau]], terdapat sebuah jembatan yang bernama jembatan Sitti Nurbaya. Jembatan itu menghubungkan sebuah kawasan bukit yang dikenal juga dengan nama Gunung Padang. Pada bukit ini terdapat [[Taman Sitti Nurbaya]] yang menjadi lokasi kuburan Sitti Nurbaya.<ref>{{cite book|last=Rusli|first=Marah|authorlink=Marah Rusli|title=Sitti Nurbaya: Kasih Tak Sampai|year=1991|publisher=PT Balai Pustaka|id=ISBN 978-979-407-167-0}}</ref> Kawasan bukit ini juga dahulunya menjadi tempat permukiman awal masyarakat etnis Nias di Kota Padang.<ref>{{cite book|last=Anatona|first=|title=Permukiman Migran Asal Nias di Kota Padang dan Sekitarnya: Suatu Tinjauan Historis|year=1996|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Lembaga Penelitian, Universitas Andalas}}</ref>
 
[[Berkas:Beach of Sikuai Island.jpg|jmpl|[[Pulau Sikuai]] yang difasilitasi resort wisata sekelas hotel berbintang tiga.]]
Kemudian di [[pelabuhan Teluk Bayur]] terdapat beberapa kawasan wisata seperti pantai Air Manis, tempat batu Malin Kundang berdiri.<ref>{{cite book|last=Dwi Elisa|first=Caroline Johnson|title=Malin Kundang: Folktales From West Sumatra|year=2000|publisher=Penerbit PT Framedia Widiasarana Indonesia|id=ISBN 978-979-669-872-1}}</ref> Selain itu, terus ke selatan dari pusat kota juga terdapat kawasan wisata pantai Caroline, dan pantai Bungus,<ref>{{cite book|last=Witton|first=P.|coauthors=Elliott, M.; Greenway, P.; Jealous, V.|title=Indonesia|year=2003|publisher=Lonely Planet|id=ISBN 1-74059-154-2}}</ref> serta sebuah resort wisata sekelas hotel berbintang tiga yang terletak di [[Pulau Sikuai]].<ref>http://www.newsikuai-island.com [http://www.newsikuai-island.com/index.php New Sikuai Island Resort].</ref> Sedangkan ke arah [[Koto Tangah, Padang|Kecamatan Koto Tangah]], terdapat kawasan wisata pantai Pasir Jambak, serta kawasan wisata alam Lubuk Minturun,<ref>{{cite book|last=Backshall|first=Stephen|title=The Rough Guide to Indonesia|year=2003|publisher=Rough Guides|id=ISBN 1-85828-991-2|pages=403}}</ref> yang populer dalam tradisi ''[[balimau]]'' dan ramai dikunjungi oleh masyarakat terutama sehari sebelum masuk bulan Ramadan.<ref>{{cite book|last=|first=|title=Gamma|year=1999|publisher=Garda Media Mandiri|volume=1}}</ref>